Mohon tunggu...
Nadia Alya Raissa
Nadia Alya Raissa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Pendidikan Indonesia

Mahasiswi Manajemen Pemasaran Pariwisata di Universitas Pendidikan Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Aspek Berkelanjutan pada Destinasi Pariwisata Garuda Wisnu Kencana

12 Maret 2024   20:42 Diperbarui: 12 Maret 2024   20:47 715
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

The Island of Gods, salah satu pulau ternama di Indonesia yang terkenal akan keindahan alam dan kekayaan adat budayanya telah menjadikan Bali sebagai daya tarik bagi wisatawan dari seluruh penjuru dunia. 

Dalam aktivitas pariwisatanya, Bali semakin memperhatikan konsep pariwisata berkelanjutan dalam beberapa dekade terakhir dengan mulai menerapkan inisiatif-inisiatif ramah lingkungan, pemberdayaan penduduk lokal, dan melakukan pelestarian budaya sebagai bentuk upaya untuk mempertahankan kelestarian dan keaslian Pulau Dewata dalam menghadapi perkembangan pariwisata yang pesat. 

Dengan seluruh kombinasi unik antara keindahan alam, kekayaan budaya, dan keramahan penduduknya yang telah menjadi hal tak terpisahkan dari pengalaman wisata di Bali, pulau ini telah menarik wisatawan dari seluruh dunia dengan mengadopsi prinsip-prinsip keberlanjutan dalam pengelolaan destinasi wisatanya. 

Garuda Wisnu Kencana atau yang sering disingkat menjadi GWK merupakan salah satu destinasi populer di Bali. GWK tidak hanya menjual pesona keindahan dan aspek kesenian saja, melainkan juga memegang peran krusial dalam menjaga pariwisata berkelanjutan. Sebagai ikon seni dan budaya pulau Bali, GWK bertanggung jawab untuk memberikan perhatian utama terhadap terjaganya kelestarian lingkungan setempat, budaya, dan tingkat ekonomi lokal yang berdampak kepada keberkelanjutan dari destinasi pariwisata itu sendiri. 

Aspek pertama dari keberlanjutan pariwisata ialah pelestarian lingkungan. Pada destinasi wisata GWK, beberapa langkah telah diterapkan untuk membatasi dan meminimalisir dampak negatif terhadap lingkungan sekitarnya. 

Beberapa program yang menjadi prioritas GWK untuk menghindari dampak buruk pada lingkungan di antaranya: program pengelolaan limbah, penggunaan energi terbarukan, konservasi air, dan pelestarian tanaman dan satwa liar setempat. Untuk mengurangi konsumsi energi non-terbarukan dan menciptakan destinasi yang lebih ramah lingkungan, GWK telah menerapkan penggunaan teknologi hijau seperti panel surya atau sistem daur ulang. 

Dalam keberlangsungan pengembangan pariwisata berkelanjutan, pemberdayaan dan keterlibatan masyarakat lokal adalah pijakan penting. GWK telah memastikan partisipasi penduduk lokal dalam pengelolaan destinasi dan manfaat ekonomi dari industri pariwisata bagi penduduk lokal, serta mempertahankan warisan budaya Ibu Pertiwi yang khas. Sebagai bentuk implementasinya, GWK berinisiatif memiliki program-program seperti pendidikan, pelatihan kerja, pemberdayaan ekonomi lokal, dan promosi budaya dan juga produk lokal yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan dan keterlibatan penduduk setempat. 

Di samping menjaga aspek lingkungan, Garuda Wisnu Kencana juga memegang tanggung jawab untuk melestarikan kekayaan dan keautentikan budaya pulau Bali karena destinasi pariwisata tidak hanya tentang lingkungan tetapi juga pelestarian budaya. Melalui pertunjukan seni seperti pertunjukan Tari Legong dan Tari Kecak, pameran budaya, dan program edukasi bagi wisatawan yang datang berkunjung, GWK tentu dapat membantu melestarikan seni, tarian, musik, kepercayaan, dan adat tradisional yang menjadi ciri khas Bali agar tetap terjaga keberadaannya. 

Di sisi lain, penting bagi GWK untuk memastikan bahwa destinasi pariwisata dikelola dengan baik juga secara transparan. Tata kelola yang baik dalam manajemen destinasi pariwisata GWK tercermin dari partisipasi seluruh pihak bersangkutan dalam pengambilan keputusan mengenai pengembangan dan pengelolaan destinasi, serta kepatuhan seluruh pihak terkait pada regulasi yang memiliki kaitan dengan lingkungan, sosial, dan ekonomi. 

Pada beberapa sudut pandang, destinasi wisata seperti Garuda Wisnu Kencana (GWK) mungkin dinilai belum sepenuhnya mengadopsi prinsip-prinsip keberlanjutan secara holistik. Meskipun telah dilakukan langkah-langkah untuk pelestarian lingkungan, beberapa pihak mungkin menyoroti aspek tertentu yang masih perlu ditingkatkan kembali, seperti konsumsi air yang tinggi atau pembangunan infrastruktur yang berpotensi mengganggu ekosistem lokal. Selain itu, sebagian mungkin berpendapat bahwa meskipun adanya upaya untuk melibatkan masyarakat lokal, keterlibatan penduduk dalam pengambilan keputusan strategis masih terbatas. Sehingga walaupun telah diterapkan langkah-langkah keberlanjutan yang telah diambil, tetap masih ada ruang untuk perbaikan dan peningkatan lebih lanjut dalam upaya menjaga pariwisata keberlanjutan di destinasi GWK. 

Dalam era sekarang di mana pariwisata keberlanjutan telah menjadi fokus utama, destinasi pariwisata seperti Garuda Wisnu Kencana di Bali memiliki peran krusial dalam menjaga keseimbangan antara daya tarik wisata dan pelestarian sumber daya alam, budaya, serta tingkat kesejahteraan masyarakat lokal maupun penduduk setempat. Melalui pengelolaan manajemen destinasi pariwisata yang baik dan bijaksana, keterlibatan masyarakat, dan perhatian terhadap kebutuhan lingkungan, destinasi wisata Garuda Wisnu Kencana diharapkan dapat menjadi teladan bagi pariwisata berkelanjutan di seluruh dunia. 

Dengan fokus pada berkelanjutan, Pulau Dewata Bali dan destinasi pariwisatanya seperti GWK menjadi contoh bagaimana sebuah destinasi wisata yang sukses dapat bersinergi dengan perlindungan lingkungan, pemeliharaan budaya, dan kesejahteraan komunitas lokal. Pola pengelolaan yang terus akan disempurnakan oleh Garuda Wisnu Kencana merupakan tonggak penting dalam menginspirasi destinasi pariwisata lain di seluruh dunia. Dalam konteks global yang semakin peduli akan memperhatikan destinasi pariwisata berkelanjutan, inisiatif yang diambil dan diterapkan pada destinasi wisata GWK Bali bisa menjadi acuan bagi destinasi pariwisata lainnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun