Mohon tunggu...
Nadia Akilah
Nadia Akilah Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Psikologi Universitas Diponegoro

Secarik pikir.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Manajemen Konflik Organisasi Membuat Konflik Menjadi "Apik"

9 September 2020   23:12 Diperbarui: 21 Mei 2021   01:00 2009
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mungkin banyak orang beranggapan bahwa konflik harus segera diselesaikan sehingga terkadang mereka kurang teliti dan justru mencari solusi yang dapat melahirkan konflik baru. Meskipun begitu, bukan berarti kita tidak harus memikirkannya dengan cepat dan tanggap, namun kita tidak harus terburu-buru untuk menyelesaikannya.

"Semuanya tidak harus selesai sekarang."

Agar dapat mengetahui langkah yang paling tepat dalam menyelesaikan konflik di organisasi, kita dapat melakukan tiga tahapan di bawah ini:

  1. Penelusuran. Kita harus pahami betul konflik organisasi yang sedang terjadi. Tahap ini bisa dilakukan dengan cara mencari tahu latar belakang konflik, akibat yang ditimbulkan oleh konflik ini.
  2. Penyadaran. Pada tahap ini organisasi dituntut untuk sadar bahwa mereka sedang berada di tenganh konflik dan mendorong organisasi untuk mencari cara menyelesaikan konflik se-efektif dan se-efisien mungkin, guna mendapatkan manfaat dari konflik ini.
  3. Penyelesaian. Setelah melalui pemikiran yang matang di dua tahap sebelumnya, sekarang waktunya organisasi untuk mengeksekusi rencananya dan menyelesaikan konflik yang terjadi dengan baik.

Baca juga : Kenali Tiga Prinsip Organisasi Ini Demi Menghadapi Perubahan Lingkungan yang Terjadi

Tahap penyelesaian dapat dilakukan dengan beberapa tahap di bawah ini:

  1. Cari mediator yang dapat dipercaya.
  2. Membedah aturan dasar, untuk mencari tahu bagian-bagian yang salah/kurang tepat.
  3. Nyatakan masalah dari kedua pihak.
  4. Identifikasi dan bentuk kesepakatan bersama.
  5. Mencapai kesepakatan.

Namun disamping itu, kita juga dapat melakukan tindakan mitigasi konflik agar organisasi dapat lebih siap dalam menghadapi konflik yang akan datang. Organisasi dapat memitigasi konflik dengan cara sebagai berikut :

  • mempererat hubungan antar organisatoris,
  • menjaga kebersamaan,
  • memperkuat tujuan bersama,
  • menanamkan visi misi organisasi pada organisatoris, dan
  • menerapkan asas gotong royong dan profesionalitas.

Sumber gambar: https://www.afterhire.com/
Sumber gambar: https://www.afterhire.com/
Oke sekarang sudah paham apa itu konflik, jenis-jenisnya, cara menyelesaikanna, dan memitigasinya. Tapi konflik itu masih terasa menyebalkan, tidak mengenakkan, dan konflik itu lebih baik tidak ada.

Stigma tentang buruknya "konflik" memang sudah mendarah daging. Manusia cenderung melihat masalah sebagai suatu kesalahan yang harus disingkirkan. Padahal kenyataannya konflik merupakan bagian dari kehidupan, termasuk organisasi. 

Seperti yang kita pahami bahwa organisasi terdiri dari berbagai macam jenis manusia dengan beragam kepribadian, sikap, pengalaman, cara berpikir, dan lain sebagainya. Maka dari itu, tidak heran jika konflik menjadi "tamu langganan" di keberjalanan setiap organisasi.

"semua hal yang terjadi itu bersifat netral, yang membuat nya menjadi buruk (masalah) atau baik (anugerah) adalah manusia itu sendiri"

Berikut merupakan keuntungan yang didapatkan organisasi jika dapat memanajemen konflik dengan benar:

  • mendorong kemajuan organisasi.
  • evaluasi dan mapping, mencegah masalah serupa datang di masa depan.
  • memperkuat hubungan kerjasama.
  • mempertinggi kreatifitas dan produktivitas.
  • perubahan, organisasi menjadi dinamis dan terus berkembang.

Dapat dibilang mustahil untuk menciptakan organisasi yang terhindar dari konflik sepenuhnya. konflik tidak selalu berakhir buruk, semua itu tergantung bagaimana cara organisasi menyikapi dan menanganinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun