Nadia Siwi Utari
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Universitas Maritim Raja Ali Haji
Mandi Safar Tradisi Melayu Kepulauan Riau
Budaya mempunyai makna yang penting bagi suatu masyarakat. Budaya timbul karena adanya  interaksi antar sesama manusia. Setiap bulannya kebudayaan selalu  berkembang di Indonesia, salah satunya  adalah kegiatan pada bulan safar.
Mandi Safar adalah salah satu tradisi lama melayu yang hingga kini masih terjaga eksistensinya di Kabupaten Lingga tepatnya di Dabo Singkep. Tradisi lama yang sudah berlangsung sejak ratusan tahun silam ini digelar setiap tahun di bulan safar dalam hitungan tahun hijriah.
Sesuai dengan namanya, tradisi ini dilaksanakan dengan acara mandi dengan tujuan untuk menolak bala. Tradisi ini juga mengandung makna yang sangat besar, berupa pembersihan jasmani kita. Dicuci dengan cara mandi, maknanya agar terhindar dari marabahaya dan seluruh hajat atau keinginan dapat terwujud. Biasanya dilakukan dengan cara menuliskan ayat suci kemudian direndamkan ke dalam ember jika mandi safar nya dilakukan di rumah. Selain dituliskan di kertas, ada juga kayu yang dibuat dengan ukiran ayat suci di atasnya.Â
 Dilansir dari berbagai sumber, tradisi mandi safar ini sudah dilaksanakan sejak zaman Sultan Riau-Lingga.
Tradisi tersebut dilakukan masyarakat negeri bunda tanah melayu secara turun temurun sejak lama. Bahkan, sultan-sultan zaman dahulu juga telah melakukan kegiatan yang memiliki makna luar biasa itu.
Biasanya pelaksanaan tradisi mandi safar dilakukan pada hari rabu terakhir bulan safar.
Tradisi ini dilakukan ditempat pemandian umum seperti, pantai, pemandian air panas, maupun air terjun. Setelah membaca ayat suci barulah orang-orang mandi dan membasuh badan di pantai maupun di tempat pemandian umum lainnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H