Mohon tunggu...
Nadia Dwi Rahmawati
Nadia Dwi Rahmawati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa PWK Universitas Jember

Suka segalanya tentang musik

Selanjutnya

Tutup

Financial

Eksternalitas B-Fest terhadap Perekonomian Kawasan Banyuwangi

6 April 2023   23:53 Diperbarui: 6 April 2023   23:58 146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pengembangan pariwisata saat ini menjadi salah satu hal yang mampu mendorong dan mempercepat pertumbuhan ekonomi. Adanya kegiatan pariwisata dapat menciptakan permintaan konsumsi ataupun investasi yang pada akhirnya akan memunculkan kegiatan produksi barang dan jasa. Dalam usaha pemenuhan permintaan para wisatawan diperlukan investasi pada bidang transportasi, perhotelan, restoran, industri jasa, akomodasi, dan lain sebagainya.

Kabupaten Banyuwangi merupakan wilayah yang mempunyai kawasan terbesar di Provinsi Jawa Timur terletak di ujung timur Pulau Jawa dengan luas wilayah 5.782,50 km2 dan panjang garis pantai sekitar 175,8 km2. Karakter khas yang dimiliki Kabupaten Banyuwangi adalah setiap lingkungan masyarakat daerahnya. Keberagaman yang ada tersebut menjadikan Kabupaten Banyuwangi kaya akan potensi pariwisata. Tempat wisata yang saat ini paling banyak diminati oleh wisatawan lokal ataupun wisatawan mancanegara ialah kawah Ijen, pantai Plengkung, serta pantai Sukomade. Ketiga tempat wisata tersebut biasanya disebut sebagai segitiga berlian. Segitiga Berlian adalah tiga aset besar yang dimiliki oleh Kabupaten Banyuwangi dengan potensi wisata yang sangat hebat. Selain itu pantai Boom juga merupakan salah satu wisata yang ramai dikunjungi para wisatawan serta dapat memberikan kontribusi yang besar untuk pengembangan kawasan pariwisata maupun aspek ekonomi di Kabupaten Banyuwangi.

Pembangunan ekonomi daerah adalah suatu proses dimana pemerintah daerah serta masyarakat wajib untuk mengelola sumberdaya yang ada dengan menjalin kemitraan antara pemerintah daerah dan pihak swasta untuk menciptakan lapangan pekerjaan serta bisa merangsang pembangunan ekonomi. Keberhasilan ekonomi ditentukan oleh sasaran pembangunan pada upaya peningkatan pertumbuhan ekonomi dimana adanya pertambahan tingkat pendapatan masyarakat secara keseluruhan di daerah tersebut. Dalam hal ini eksternalitas hadir setiap kali kesejahteraan aspek utilitas atau keuntungan yang didapatkan beberapa pihak ekonomi secara langsung dipengaruhi oleh tindakan pihak lain baik konsumen maupun produsen di dalam perekonomian.

Kehadiran para wisatawan memberikan dampak terhadap perekonomian daerah yang tentunya akan menciptakan peluang pekerjaan penduduk lokal. Saat ini Banyuwangi mengkolaborasikan kreatifitas budaya, teknologi dan ekonomi melalui pariwisata dengan mengadakan penyelenggaraan bermacam-macam festival. Banyuwangi Festival merupakan event based and local cultural heritage, dimana setiap wilayah yang ada di Kabupaten Banyuwangi harus mengikuti dengan budaya serta ciri khas pada masing-masing daerah. Keterlibatan tersebut mempunyai tujuan untuk menghindari dampak antar daerah dengan memberikan kesempatan kepada seluruh wilayah untuk mengenalkan potensi kawasannya masing-masing yang dimiliki. Banyuwangi Festival pada saat pertama kali digelar ialah pada tahun 2012 serta promosi paling ramai melalui media sosial.

Banyuwangi festival ialah acara tahunan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten Banyuwangi pada rentang waktu Oktober sampai Desember setiap tahunnya. Acara ini dilakasanakan untuk memperingati hari jadi Kabupaten Banyuwangi pada setiap tahunnya yang jatuh pada tanggal 18 Desember. Salah satu tujuan adanya festival tersebut ialah untuk menarik para wisatawan lokal maupun mancanegara. Pada setiap tahun event yang dilaksanakan melalui festival selalu meningkat dari tahun 2012 hingga tahun 2018. Hal ini merupakan bukti bahwa Pemerintah Banyuwangi gencar dalam mempromosikan sektor pariwisata yang berbasis seni budaya di Banyuwangi.

Tingginya angka kunjungan para wisatawan tentu sangat menguntungkan bagi Kabupaten Banyuwangi sendiri. Karena, para wisatawan rela mengeluarkan uangnya untuk menikmati keindahan dari berbagai fasilitas di Banyuwangi. Rata-rata para wisatawan mancanegara mempunyai kemampuan spending hingga 2,7 Juta rupiah per trip. Sedangkan wisatawan nusantara rata-rata spendingnya hanya sekitar 1,543 Juta rupiah. Spending seluruh para wisatawan ini pun memunculkan perputaran sekitar 7,7 Triliun rupiah per tahunnya. Semakin kuatnya pada sektor pariwisata, membuat Banyuwangi menjadi berubah. Angka pengangguran terbuka contohnya, jumlah pengangguran terbuka turun 50 persen. Tingkat pengangguran berada pada angka 3,07 persen. Padahal, pada rentang tahun 2010-an, angka pengangguran terbuka masih berada pada angka 6 persen. Sementara kemiskinan berada pada angka 8,64 persen, padahal 8 tahun lalu 20,09 persen. Perputaran keuangan di wilayah Banyuwangi saat ini sangatlah cepat.

Dalam hal di atas yang menikmati hasilnya secara langsung ialah seluruh masyarakat. Saat ini Banyuwangi dapat digunakan sebagai model untuk membangun pariwisata yang ideal. Karena berhasil mengatasi berbagai masalah yang muncul pada tahun sebelumnya yang tidak lepas dari potensi 89 hotel, yakni 9 hotel bintang 3 dan 4, 485 homestay, serta 750 rumah makan. Banyuwangi juga mempunyai 58 destinasi wisata dan 68 travel agen. Untuk menambah tingkat angka kunjungan para wisatawan, Banyuwangi terus mengembangkan 66 destinasi pariwisata lainya selain destinasi wisata yang telah ada dan dikenal lebih dahulu. Seperti contohnya adalah wisata Pantai Boom. Pantai Boom merupakan pantai yang khas akan pasir hitamnya, hal ini mempunyai posisi strategis di dalam kota apabila dipergunakan dengan baik bisa menjadi sumber investasi Kabupaten Banyuwangi, khususnya sebagai daerah pariwisata.

Dari potensi besar yang telah dijabarkan, Pemerintah Kabupaten Banyuwangi serta PT Pelabuhan Indonesia III Cabang Tanjung Wangi berintegrasi untuk membangun pantai Boom Marina Banyuwangi, ialah sebuah gagasan yang menyajikan keaslian Banyuwangi serta menunjukkan keunikan sektor pariwisatanya. Dengan membagi kawasan Pantai Boom menjadi Marina Luxury dan Public Marina, pantai Boom Marina Banyuwangi berencana untuk menyediakan fasilitas mulai dari yacht club, dry beach, lounge dan restoran, ponton apung, hingga private resort. Pembangunan Pantai Boom sejak 2017 telah menyelesaikan beberapa bagian pembangunan seperti pembuatan rest area Ecopark tahap I, persiapan lahan luxury resort Banyuwangi, penyiapan lahan parkir, boast yard dan komersial area, serta penyiapan lahan lokasi rencana hotel. Selain itu juga, banyak rumah warga yang pada saat ini dijadikan homestay. Pemerintah juga mendorong homestay menuju pada pasar digital atau online. Hal tersebut supaya perkembangan homestay memberikan dampak yang positif dan dapat dirasakan langsung terhadap peningkatan kesejahteraan seluruh masyarakat.

Banyaknya para wisatawan yang berkunjung ke Pantai Boom dapat melancarkan aktivitas ekonomi, salah satunya ialah gerai batik Sisik Melik yang berada pada 200m sebelum pintu masuk Pantai Boom. Wisatawan mancanegara terutama yang berkunjung di Pantai Boom selalu menyempatkan untuk singgah, yang awalnya hanya untuk melihat-lihat saja hingga tertarik untuk membelinya. Salah satu keunikan yang ada pada gerai tersebut ialah tidak hanya menjual kain serta baju batik asli saja, akan tetapi juga ada cindera mata khas Banyuwangi. Selain itu, salah satu dampak yang ada akibat suatu kegiatan tersebut yakni terbukanya lapangan pekerjaan untuk masyarakat sekitar sekaligus juga dapat mengurangi tingkat angka pengangguran.

Selain itu, dengan adanya peningkatan terhadap para wisatawan yang berkunjung ke Pantai Boom baik wisatawan lokal maupun mancanegara ini menjadi bukti bahwa adanya Banyuwangi festival yang digelar di Pantai Boom dapat menarik minat wisatawan yang berkunjung. Sesuai yang diucapkan oleh Kepala Pariwisata Banyuwangi bahwa dari Januari hingga bulan April para wisatawan yang berkunjung selalu meningkat dari sejumlah 20.301 warga pada wisatawan lokal meningkat menjadi 22.355 orang. Sedangkan pada wisatawan mancanegara sejumlah 79 orang meningkat menjadi 105 orang.

Seiring meningkatnya dari sektor pariwisata, pajak daerah di Banyuwangi pun meningkat seperti rumah makan dan sejenisnya tumbuh pesat di Banyuwangi, yang harusnya paralel dengan peningkatan pendapatan daerah. Pemerintah pun juga memasang dan menjalankan program e-tax di seluruh restoran yang ada di Banyuwangi sebagai bentuk kerjasama serta pemerintah juga berupaya untuk mendatangkan seluruh wisatawan ke Banyuwangi. Pajak restoran tersebut dipungut dari konsumen restoran. Sehingga, pihak restoran lapor kemudian menyetorkan pajak dari konsumen serta transaksi yang sudah dilakukan.

Dari hasil identifikasi dampak dari aspek ekonomi yang telah dijelaskan di atas, dapat disimpulkan bahwa adanya dampak positif akibat kegiatan Banyuwangi Festival berupa terciptanya lapangan pekerjaan serta pariwisata yang berkembang bisa untuk meningkatkan wisatawan baik secara lokal ataupun wisatawan mancanegara. Akan tetapi selain adanya dampak positif hal ini juga menimbulkan dampak negative. Dampak negative yang terjadi ialah terjadinya peningkatan pajak pada daerah seiring dengan maju dan meningkatnya sektor pariwisata, pemerintah juga sudah memasang e-tax diseluruh restoran dan juga hotel yang menjadikan hal ini sebagai dampak negatif akibat adanya pertumbuhan yang pesat di Banyuwangi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun