Energi baru terbarukan berasal dari sumber terbarukan yang tidak terbatas seperti energi hidroelektrik, energi matahari, energi angin atau energi dari sumber yang  diproduksi secara berkelanjutan seperti biomassa (Kerjasama Ekonomi, 2010). Sumber utama energi terbarukan berasal dari energi matahari (Timmons et al., 2014) yang dapat dimanfaatkan secara langsung seperti untuk pemanas dan listrik, serta menjadi sumber energi utama bagi beberapa sumber energi terbarukan. Sedangkan pembangkit listrik tenaga air, angin dan biomassa merupakan sumber sekunder energi surya (Timmons et al, 2014) karena selalu melibatkan energi matahari dalam proses pembentukan energinya.
Dalam tenaga surya, energi matahari merupakan sumber energi yang tidak ada habisnya karena energi matahari merupakan sumber energi terbesar di bumi. Bagi negara tropis seperti Indonesia, sinar matahari  mudah didapat. Rata-rata sinar matahari harian di Indonesia berkisar antara 4,5 hingga 4,8 kWh/m2/hari (Ramadhan & Rangkuti, 2016), yang berarti negara ini mempunyai potensi untuk mengembangkan energi surya sebagai sumber listrik regeneratif.
Dalam energi listrik biomassa, biomassa adalah bahan bakar yang dibuat dari bahan organik seperti tanaman, kotoran ternak, dan kotoran manusia. Beberapa jenis sumber biomassa yang dapat digunakan sebagai bahan bakar energi antara lain kayu, pembangkit listrik (badan energi), limbah pertanian, limbah padat kota, dan limbah industri (Rosendahl, 2013). Sedangkan teknologi produksi energi dari biomassa meliputi pembakaran, gasifikasi, pencernaan anaerobik dan biofuel cair  (Setyono & Astuti, Fadjar Hari Mardiansjah, 2020).
Biogas merupakan  produk pencernaan anaerobik yang  menghasilkan metana. Pembangkit listrik  biogas menggunakan gas yang dihasilkan dari fermentasi bakteri bahan organik. Umumnya biogas memanfaatkan limbah. Biogas dihasilkan oleh bakteri penghasil metana dan CO2. Biogas yang mengandung  lebih dari 50% metana akan mudah terbakar. Biogas dari kotoran hewan menghasilkan  lebih banyak metana dibandingkan  limbah pertanian atau kotoran manusia. Syarat utama pengembangan pembangkit listrik tenaga biogas dari limbah pertanian adalah tersedianya kotoran ternak sebagai bahan bakar produksi biogas.
Energi bersih dan terbarukan diperlukan untuk melakukan segala hal yang kita lakukan setiap hari. Energi yang kita butuhkan biasanya berupa tenaga angin, tenaga air, tenaga panas bumi, dan sel surya yang termasuk dalam daftar sumber energi  terbarukan karena  dapat diperoleh secara terus menerus. Era energi bersih mulai semakin mendekati kenyataan, khususnya di sektor transportasi. Dengan adanya target SDG, ketergantungan masyarakat terhadap bahan bakar fosil diperkirakan akan berkurang dan pada  tahun 2050, lebih dari 50% kendaraan dan kegiatan industri akan menggunakan listrik dari bahan bakar fosil. Generator menggunakan energi terbarukan seperti angin dan matahari.
Indonesia  kaya akan potensi energi baru dan terbarukan. Jika dimanfaatkan dengan baik maka potensi tersebut akan menjadi suatu manfaat yang dampaknya sangat nyata bagi kehidupan masyarakat. Potensi-potensi yang disebutkan adalah sebagai berikut: Pertama, potensi energi surya Indonesia, sebagai negara tropis, Indonesia mempunyai potensi energi surya yang sangat besar karena wilayahnya membentang di garis khatulistiwa. Kedua, potensi energi angin. Energi angin timbul dari pergerakan udara akibat perubahan suhu udara akibat panas radiasi matahari. Ketiga, potensi energi gelombang laut yang dihasilkan terutama oleh angin yang bertiup melintasi permukaan laut, sepanjang terdapat perbedaan suhu udara antara satu daerah dengan daerah lain maka hal ini akan menyebabkan angin tersebut membentuk gelombang pada saat melintasi lautan.
Pemanfaatan energi panas bumi atau geothermal. Geothermal terdiri dari dua kata yaitu Geo yang berarti bumi dan thermo yang berarti panas. Serta kegunaan lain yang hanya sedikit orang yang mengetahuinya. Sebenarnya pemanfaatan energi panas bumi  sudah dimulai sejak penjajah Belanda  berkuasa di Indonesia, sekitar tahun 1918. Penggunaannya dihentikan karena adanya perang. Setelah Indonesia merdeka, pengembangan panas bumi kembali dilanjutkan pada tahun 1972. Pemerintah Indonesia yang saat itu mendapat dukungan dari Selandia Baru dan Perancis berhasil menemukan sekitar 217 titik yang berpotensi menjadi sumber panas bumi. Titik-titik tersebut terbentang mulai dari Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara hingga Papua.
Dengan mengembangkan energi bersih dan terjangkau berdasarkan pengetahuan dan inovasi, keseimbangan antara poin 7  SDGs, seperti kelayakan energi, keamanan energi, dan kelestarian lingkungan, akan berubah, sehingga memerlukan perubahan untuk memilih jalur  yang tepat bagi transformasi negara. Menemukan jalur kebijakan ini sangat penting terutama di dunia yang mengonsumsi energi dalam jumlah besar, karena hal ini akan memainkan peran kunci dalam keberhasilan gerakan menuju masa depan yang netral karbon. . Pengetahuan mendalam mengenai  dampak kebijakan yang memenuhi tujuan poin 7 SDGs sangat penting bagi para pembuat kebijakan jika mereka ingin melawan dampak-dampak negatif yang ditimbulkannya dan menciptakan kondisi-kondisi yang mendukung pembangunan berkelanjutan.
Â
Kesimpulan
Selama ini, masyarakat pada umumnya masih bergantung pada sumber-sumber energi yang berasal dari fosil yang ketersediaannya sangatlah terbatas dan perlahan mulai habis. Krisis energi yang terjadi menjadi penting untuk dianalisa mengenai keberlanjutan energi dan dampak bagi lingkungan. SDGs merupakan agenda internasional yang dirancang untuk mengatasi problema lingkungan, sosial, dan ekonomi dunia dalam kurun 15 tahun.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya