Mohon tunggu...
Nadia Zalikha
Nadia Zalikha Mohon Tunggu... Lainnya - mahasiswa

berenang/extrovert/pendidikan/music

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

100 Ribu Demonstrasi Pro-Palestina Kepung Kantor Pemerintahan London

22 Oktober 2023   23:12 Diperbarui: 22 Oktober 2023   23:12 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pertikaian antara Israel dan Palestina belum terselesaikan juga, baru-baru ini pertikaian mereka kembali memanas ketika Hamas melancarkan serangannya dari jalur Gaza pada Sabtu (7/10/2023) ,ternyata pertikaian ini telah tercatat dalam sejarah dalam 100 tahun silam.

Perebutan wilayah membuat Israel harus mengusir warga Palestina secara paksa seperti halnya melakukan serangan yang begitu kejam hingga menewaskan ribuan jiwa, termasuk anak yang kehilangan orang tuanya, penduduk yang kehilangan rumahnya serta harta benda.

Kekejian Israel tidak berhenti disitu saja ia juga membalas serangan dari Hamas yang membuatnya harus menutup jalur Gaza membuat warga Palestina hidup tanpa listrik, gas dan air bersih.

Sekitar 100 ribu orang bergabung dalam unjuk rasa Palestina di pusat kota London pada hari Sabtu, 21 Oktober 2023, yang bertujuan untuk menuntut Israel menghentikan pengeboman dan gencatan senjata kepada Palestina.

Ribuan teriakan mengiringi ujuk rasa 'Bebaskan Palestina', dengan memegang spanduk dan mengibarkan bendera Palestina, sebelum ke downing street pengunjuk rasa berkumpul terlebih dahulu di London, mereka ke downing street karena tempat tersebut merupakan kediaman resmi dan kantor perdana menteri inggris Rishi Sunak.

Polisi sempat mengamankan daerah tersebut diperkirakan 100 ribu orang ikut dalam demonstrasi pawai nasional untuk Palestina yang diselenggarakan oleh kampanye solidaritas Palestina.

Sebagian besar para pengunjuk rasa merupakan keturunan dari Palestina atau terdapat keluarganya yang tinggal disana, seperti halnya salah satu perempuan ini yang diwawancarai oleh wartawan.

"Sebagai warga Palestina yang ingin kembali ke kampung halamannya suatu hari nanti, sebagai warga Palestina yang memiliki saudara laki-laki dan perempuan di Gaza, dan juga keluarga, saya berharap kita bisa berbuat lebih banyak, namun protes adalah hal yang bisa kita lakukan saat ini," seorang wanita, yang menolak menyebutkan namanya, kepada Reuter

Aksi unjuk rasa tidak hanya berisikan teriakan saja namun terdapat nyanyian serta spanduk yang berisi slogan-slogan sindiran terhadap presiden Joe Biden, dan perdana menteri Israel Benjamin Netanyahu berisikan pesan 'dicari kejahatan perang'.

Dampak pengeboman tidak hanya menelan korban jiwa namun bangunan juga ikut hancur seperti bangunan Rumah Sakit Al Ahli dan Masjid di kamp pengungsian.

 Penghapusan narasi yang menyebar bahwa perang ini adalah muslim vs yahudi, salah satu pengunjuk rasa berpendapat saat di wawancarai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun