Jadi, Metodologi studi Islam di era Gen Z haruslah fleksibel, adaptif, dan inovatif. Generasi ini membutuhkan pendekatan yang tidak hanya berbasis pada teks tradisional, tetapi juga mampu mengintegrasikan ilmu pengetahuan modern dan teknologi digital. Dengan demikian, mereka dapat memahami Islam sebagai agama yang dinamis dan selalu relevan dengan kehidupan. Di tengah tantangan informasi yang terfragmentasi dan sikap kritis yang sering kali sulit diimbangi, metodologi studi Islam perlu menjadi jembatan yang menghubungkan antara nilai-nilai tradisi dengan realitas kontemporer. Hanya dengan begitu, Islam dapat menjadi sumber inspirasi dan pedoman yang bermakna bagi generasi yang terus mencari dan belajar, yakni Gen Z.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H