Mohon tunggu...
Nadia Rafi Nabila
Nadia Rafi Nabila Mohon Tunggu... Mahasiswa - suka makan

Hii sobat Qu

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Mengenal Lebih Lanjut Emosi pada Remaja

23 November 2021   23:51 Diperbarui: 23 November 2021   23:53 239
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Setiap orang tidak mungkin lepas dari emosi, karena hal tersebut terhubung langsung oleh suatu respons dari sebuah rangsangan  yang diterima setiap masing-masing orang. Arti emosi itu sendiri ialah  individu merasakan suatu rangsangan berupa reaksi yang dimunculkan olehnya dapat diterima baik dari dalam maupun luar dirinya, dimana terdapat respons yang pastinya saling berhubungan atau berkaitan dengan organ-organ yang ada di tubuh seseorang yaitu saraf ataupun panca indra. Biasanya emosi juga ditunjukan  ketika seseorang dalam keadaan sadar. 

Unsur yang dicetuskan oleh Atkinson R.L.,dkk, terkait  emosi sebagai berikut:

1.Aksi atau reaksi tubuh intern dimana itu menjadi utama yang  melibatkan sistem otomatik, misalnya ketika seusia remaja moodnya naik turun jadi lebih cepat marah biasanya meninggikan suara dan postur tubuh gemetar.

2.Reaksi pada saat emosi remaja ketika amarah yan menguasai dirinya bisa menjadi agresi jika bahagia bisa sampai merasa haru sampai air mata jatuh dipipi.

3.Ekspresi wajah, seringkali hal itu dengan mudah ditampakan dari rawut wajahnya, jika seorang remaja tidak suka dengan seseorang kemungkinan besar dia akan mengerutkan dahi atau area mata sedikit menutup.

4.Ketetapan dalam penaksiran secara kognitif timbulnya suatu keadaan positif ataupun negatif, misalnya kebahagiaan ketika masuk di salah satu sekolah terkenal dan banyak diminati.

Dalam perkembangan emosi pada masa remaja sangat berbeda, di mana anak bertransisi mulai masa anak-anak mengarah ke arah dewasa termasuk dalam bagian kehidupan yang signifikan dalam siklus manusia berkembang.

 Emosi yang ditunjukan anak remaja cenderung berubah-ubah, sulit untuk dikendalikan, tidak stabil, yang berhubungan dengan perasaan ataupun mood mereka yang naik-turun dan juga akan mengalami  banyak perubahan yang ada dalam dirinya dikarenakan perubahan dalam sistem kerja hormon. Hal itu terjadi disebabkan oleh anak remaja yang sedang mengalami masalah dalam pemenuhan kebutuhan mereka yang tidak terpenuhi atau sedang berproses mencoba hal tertentu untuk mencari jati dirinya.

Apa saja faktor yang dapat mendorong perkembangan emosi pada remaja?

Yang pertama berubahnya dalam  jasmani atau fisik.  Pertumbuhan akan adanya perubahan yang berproses secara cepat sewaktu masa pubertas yang dapat  menyebabkan tidak seimbangnya keadaan tubuh. Kondisi psikis remaja yang dapat berpengaruh pada ketidakseimbangan. Tak bisa dipungkiri remaja yang siap menerima perubahan yang dirasakan karena gak semuanya menyenangkan atau mendapatkan manfaat. 

Kedua keadaan individu anak tersebut, misalnya ia mengalami ketidaksempurnaan tubuh pada dirinya sehingga perkembangan emosional tersebut sangat mempengaruhi bahkan bisa bermasalah lebih jauh pada kepribadian anak. Seperti sang anak akan selalu merendahkan diri, mudah tersinggung, atau menarik diri dari lingkungannya. Terakhir yaitu lingkungan keluarga, di mana keluarga merupakan salah satu fungsi utama dalam sosialisasi untuk anak bersikap, berperilaku, dan juga mengeksplorasi emosinya.

Untuk itu bagamaina sistem dan proses terjadinya emosional?

Pada sistem emosional berkaitan dengan struktur otak limbik, sedangkan di sistem logis terpusat di daerah frontal. Di mana sistem limbik berperan dalam mengatur emosi, dorongan, penghargaan, dan motivasi. Ketika itu, sistem frontal terhubung dalam pengambilan keputusan, pengendalian impuls dan lain-lainnya. 

Kedua sistem ini mempunyai metode kerja masing-masing. Namun, pada saat fase remaja, faktor hormonal (masa purbetas) dan perkembangan otak yang menjadi lebih matang terkadang mesti "mempertaruhkan" fungsi dari bagian-bagian otak tersebut. Pada usia remaja, suatu sistem yang sering bergesekan dengan hormon testosteron yaitu sistem limbik. 

Sehingga dapat memicu fungsi otak lebih tidak konsisten dan mood akan terjadi naik-turun. Sedangkan kognisi dan sensasi panca indera biasanua berhubungan dengan proses emosi. Bila ada rangsangan untuk mendapatkan sebuah informasi dari luar yang dipresepsikan masuk ke kognisi. 

Dalam presepsi setiap orang pastinya akan berbeda. Oleh karena itu reaksi pada emosi juga berbeda, serta terdapat rangsangan dari dalam juga. Seperti  keadaan hormon atau stimulus yang ada ditubuh. Terjadi lebih dulu rangsangan dari luar atau dalam  masuk ke panca indera, lalu terbentuknya  dan juga ada respons dari fisiologis maupun motorik.

Adapun penggolongan emosi. Menurut Paul Eckman sebagi berikut:

1.Kebahagiaan

Kebahagiaan menjadi hal terpenting untuk diperjuangkan orang. Kebahagian yang sering diartikan seerti saat keadaan emosional terasa menyenangkan lalu timbul perasaan gembira, sejahtera, dan happy. Emosi kebahagiaan seringkali  ditunjukkan melalui ekspresi wajah  dengan senyuman manis, sikap santai yang dilihatkan oleh bahasa tubuhnya dan suara yang riang dan menyenangkan.

2.Kesedihan
Kesedihan merupakan situasi emosi sementara ditimbulkan oleh perasaan putus asa, marah, murung, tidak suka. Emosi kesedihan suatu hal yang dialami semua orang seiring berjalannya waktu, biasanya kesedihan akan diekspresikan dengan beberapa cara, seperti kondisi hati yang tidak karuan, hampa, tidak ada semangat, dan menangis. Namun, dengan beberapa masalah, seseorang bisa mengalami waktu kesedihannya berkepanjangan dan mengganggu mentalnya.

3.Ketakutan
Ketakutan ialah emosi keadaan emosi yang paling kuat dan juga punya peran penting dalam bertahan hidup. Jika berhadapan dengan kedaan yang bahaya ia merasakan ketakutan, lalu  seseorang akan mengalaminya, bentuk respons berupa perlawanan atau lari, sehingga otot mejadi tegang, detak jantung menggebu-gebu dengan cepat, pernapasan terus meningkat, dan kewaspadaan mengelilingi pikiran. Ekspresi ketakutan akan melebarkan mata, mencoba mengumpat, lari dll.

4.Jijik
Jijik mempunyai beberapa cara seperti beralih dari objek, lalu tubuh bereaksi seperti mual. Nah biasanya mimik wajah yang ditampilkan akan seperti bagian hidunng yang mengernyit dan bibir yang menekuk dasar rasa jijik yang diperoleh dari suatu hal. Seperi pemandangan, rasa, dan bau yang tidak sedap.

5.Marah
Kemarahan terjadi karena adanya emosi yang sangat kuat, dimulai dari pergolakan, perselisihan, dan perbedaan paham terhadap orang lain. Seperti  rasa ketakutan, dan kemarahan bisa mengakibatkan kerusuhan . Jika terjadi tindakan yang kriminal bisa membuat perasaan menjadi marah, orang tersebut akan menghindari bahaya dan membentengi dirinya. 

Ekspresi wajah yang ditampilkan, misalnya mengerutkan kening atau mata melebar, gerak tubuh seperti mengambil sikap yang dominan, berbicara dengan intonasi tinggi, respond fisiologis seperti mengeluarkan keringat atau pipi merona dan perilaku galak seperti tindakan kekerasan.

6.Terkejud
Kejutan atau surprise dengan waktu secara singkat, lalu ditandai  adanya reaksi dari kejutan fisiologis, sangat tidak disangka setelah memandang atau mendapat sesuatu. Dalam emosi ini dapat menjadi emosi positif, negatif, netral. Ekspresi wajah akan ditunjukkan misalnya membuka mulut, mata yang sedikit melebar, dan alis yang terangkat. Ketika respons tubuh ia akan melompat sedangkan  reaksi verbal ia berteriak hingga menjerit.

Kesimpulan:

Jadi, pada dasarnya emosi akan selalu beriringan dengan setiap orang. Emosi berarti individu merasakan suatu rangsangan berupa reaksi yang dimunculkan olehnya dapat diterima baik dari dalam maupun luar dirinya, dimana terdapat respons yang pastinya saling berhubungan atau berkaitan dengan organ-organ yang ada di tubuh seseorang yaitu saraf ataupun panca indra. 

Khususnya dalam usia remaja yang masih terbilang labil dalam mengendalikan emosi. Untuk itu seorang remaja harus diberi pemahaman serta bimbingan tentang bagaimana cara pengelolaan emosi dan juga dalam pengawasan orang tua dan tenaga didik seperti guru ikut serta.


Referensi :
Azmi, N. (2016). Potensi emosi remaja dan pengembangannya. Sosial Horizon: Jurnal Pendidikan Sosial, 2(1), 36-46.

Cherry, Kendra. (2020). The 6 Types of Basic Emotions and Their Effect on Human Behavior.

Elizabeth B.Hurlock, Perkembangan Anak, (Jakarta: Erlangga, 1978)

Reza Sabrina, Tahap perkembangan Emosi Anak,diakses dari https:// desenpsikologi.com
/tahap perkembangan-emosi-anak pada tanggal 30 April 2019.

Thank u all semoga bermanfaat dan jangan lupa jaga prokes :)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun