Menilai dari banyak dampak yang ditimbulkan dari fokusnya telinga kita terhadap pendapat dan pandangan orang-orang sekitar terhadap kehidupan pribadi kita, justru kita tidak bisa fokus akan hal yang dicapai, meski telah berusaha meraih kemenangan, itu hanya akan sia-sia jika kita masih saja belum bisa menyingkirkan segala sesuatu yang dibicarakan orang-orang.Â
Kita adalah manusia, yang hidupnya selalu bergantung kepada semua orang, tapi bukan berarti apapun yang akan kita kerjakan, tidak mesti harus ada persetujuan mereka. Sebagai contoh, kita sedang sedih dan langsung bikin status WhatsApp dengan caption sedih. Tanpa sadar, kita memberitahu semua orang bahwa kita perlu kritikan mereka, kita perlu orang-orang mengasihani.Â
Coba kita sadari, dari banyaknya komentar mereka, kebanyakan adalah dalam bentuk menjatuhkan, kita hanya dapat bahan cemoohan, kita hanya dapat sindiran. Bahkan kita bisa-bisanya menangis karena komentar pedas mereka. Mereka nggak salah, tapi yang salah adalah kita yang secara sembrono mengupload segala aktifitas yang dilakukan.Â
Tidak masalah, tapi coba disaring kembali. Mana yang perlu kita unggah, dan mana yang hanya kita saja mengetahuinya. Terkadang kita sulit untuk fokus, itu karena otak dan hati kita tidak sejalan. Satu berpijak pada komentar orang-orang, dan satunya lagi berjalan sesuai porosnya.Â
Cobalah mengerti akan diri sendiri, karena diri kita adalah dia yang tidak pernah meninggalkan, dia yang tidak pernah mencemooh, bahkan malah kita yang dengan sengajanya menjatuhkan diri sendiri.Â
Coba mulai sekarang, bilang pada diri bahwa kita bisa, yakin akan bisa.Â
Kita hidup bukan tergantung dari banyaknya like setiap postingan yang kita upload, kita hidup bukan tergantung komentar orang-orang, kita hidup bukan sebagai boneka. Setiap orang bisa, hanya saja jalannya berbeda-beda, ada yang sekali coba langsung sukses, ada juga yang sudah sekian kali mencoba, belum juga sukses.Â
Setiap orang punya kapasitas diri masing-masing, jika kita tidak mampu, maka kerjakanlah semampunya, jangan dipaksakan. Karena sesungguhnya sesuatu yang dipaksakan itu akan menimbulkan mudharat kemudian harinya.Â
Dan juga, belajar tenanglah dalam setiap tindakan. Sungguh orang yang tenang adalah mereka yang dapat mengendalikan dirinya. Orang sukses bukan berarti tanpa usaha, orang kaya bukan berarti tak pernah merasakan makan nasi dicampur kecap dan kerupuk, orang miskin bukan berarti tidak ada waktunya untuk bahagia.Â
Semua orang punya waktunya masing-masing, hanya saja sekarang bukan waktunya untukmu mendapatkan apa yang kamu inginkan. Menangislah, memintalah kepada Allah SWT dengan sebaik-baiknya meminta. Hindarilah meminta dengan cara memaki, dengan cara yang tidak baik, Manusia saja tidak suka membantu kita yang meminta dengan cara tidak baik, lalu bagaimana dengan Allah SWT?Â
Tidak apa-apa, kamu butuh waktu untuk mencerna semua yang terjadi, kamu butuh pelampiasan untuk mengendalikan dirimu. Kamu punya hak, tapi gunakanlah hak itu dengan semestinya.Â
Allah SWT akan membantumu, percayalah. Kamu diuji, karena kamu punya kemampuan untuk menyelesaikannya. Kamu sakit, karena Allah SWT ingin kamu dekat dengan-NYA. Percayalah, kamu tidak sendiri. Putus asa boleh, tapi jangan putus asa yang membuat dirimu menjadi orang yang menyedihkan. Dendam boleh, tapi dendam lah dengan berbuat yang lebih baik dari sebelumnya.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H