Mohon tunggu...
Nadia Sarah
Nadia Sarah Mohon Tunggu... -

seorang pembelajar.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Senja, Rokok, dan Kau

8 Mei 2012   13:55 Diperbarui: 25 Juni 2015   05:32 192
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Senja tadi baru saja kita berceloteh, ditemani angin, polusi, dan bergelas-gelas kopi hitam.

Senja tadi kita merenung, lalu kau tertawa-tawa, melepas sajak.

Aku terdiam, menyaksikan angin mencumbu anak rambutmu.

Menyaksikan gurat kasar di wajahmu

Menyaksikan puntung rokok yang terselip di bibirmu

Aku hirau pada lalu-lalang, pada pengamen-pengamen kecil bertelanjang kaki, mencari receh

Aku usah pada deringan nada pesan yang bersahut-sahut

Mataku terpaku, pada asap nikotin yang membumbung jauh. Pada kopi dan seruput satu-satu

Senja tadi, sampai batas ia sembunyi di balik cakrawala

Ketika sajak, prosa, dan canda berpadu hening semata.

Sampai pada ampas rokok ketiga

Sebetulnya aku benci, aku terlanjur cemburu

Pada rokok yang kau hisap dengan nikmat itu, ah...

Kalau saja itu bibirku!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun