Mohon tunggu...
nadhiyah ayu safhira
nadhiyah ayu safhira Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Univerditas Pamulang

Mendengarkan musik sembari melakukan aktifitas adalah hobi saya.

Selanjutnya

Tutup

Book

Analisis Sosiologi Sastra pada Novel Get On The Gouws Karya Renita Nozaria

18 Desember 2023   17:56 Diperbarui: 18 Desember 2023   19:15 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Book. Sumber ilustrasi: Freepik

Karya sastra memiliki peranan penting dalam menampakkan unsur-unsur yang tersirat dalam isinya, khususnya yang berkaitan dengan masalah sosial. Hal ini dapat diteliti melalui analisis kajian sosiologi sastra. Yang dimaksud disini adalah penelitian yang bermaksud untuk mengorek isu-isu sosial yang disampaikan oleh penulis dalam karyanya.

Dalam novel "Get on the Gouws" karya Renita Nozaria menceritakan tentang kontroversi crazy rich seperti keluarga Prajapati, Lokapala, Sunggana dan khususnya keluarga Gouw yang terkadang menjadi konsumsi publik karena kenyentrikannya. Namun, alur cerita "Get on the Gouws" tidak hanya memfokuskan kepada hal itu saja, tetapi juga menampilkan hubungan keluarga antara Jeffrey Gouw dan anaknya Acacia Tedayorka (Sashi) dan segumpalan kisah cinta para tokoh disana.

Pada novelnya ini, Renita memperlihatkan gaya hidup seorang public figure atau mereka yang memiliki urutan kelas sosial yang tinggi diantara masyarakat lain, seperti gaya hidup yang mewah, menghambur-hamburkan uang dan lain sebagainya. Maka dari itu, mari mengusut kritik sosial yang terdapat dalam novel ini.

1. Perbedan kasta sosial

"Amit-amit sekali aku menjadikan rakyat jelata sepertinya gebetan, Papa!" Felix membantah. "Anak kurang ajar ini tadi muncul disekolahku. Seragam sekolahnya putih abu-abu. Basic sekali. Kurasa sekolahnya tidak punya dana untuk membuat seragam yang keren. Dia mencari-cari uang recehan yang dia jatuhkan, lalu waktu aku mengajaknya berbicara, dia pergi begitu saja. Sungguh lancang!"

Kutipan diatas memperlihatkan bahwasannya mereka yang menduduki status sosial yang tinggi cenderung merendahkan dan menganggap remeh orang-orang dibawahnya. Perbedaan kasta yang signifikan antara Felix Prajapati dan Karina Urassaya pun digambarkan jelas oleh Renita pada bab ini. Hal tersebut tentu saja memiliki koneksi yang erat dalam kehidupan nyata sehari-hari dimana orang dengan kehidupan mewah sering kali mengucilkan orang yang statusnya lebih rendah daripada mereka.

2. Peranan public figure yang seharusnya menjadi role model masyarakat

"Video klarifikasi yang mereka maksud adalah video klarifikasi soal Jef dan Sashi. Jo merasa itu kurang bijak mengingat sebagian besar orang Indonesia masih menganggap hubungan seks di luar nikah--apalagi sampai memiliki anak--adalah sesuatu yang tabu."

Mengingat pada novel ini tokoh Jef digambarkan sebagai celebrity chef yang mana namanya sudah dikenal oleh hampir seluruh warga Indonesia, tentu saja hal ini membuat kontoversi yang sangat besar. Kalau dihubungkan lewat kehidupan nyata, public figure di Indonesia juga banyak sekali yang rela melakukan sebuah skandal hanya karena ingin viral, dan setelah nama mereka menjadi topik hangat yang dibicarakan masyarakat, mereka akan dengan mudahnya mengirimkan video klarifikasi lewat platform media sosial. Hal ini seperti sudah menjadi sebuah template yang lumrah terjadi dalam kehidupan seorang public figure.

3. Hubungan beda agama

"Untuk melenyapkan segala kuasa gelap yang mungkin dimiliki oleh martabak ini, ada baiknya kita berdoa dahulu--" Felix melirik jahat kearah Lucas yang memasang wajah polos. "--sesuai agama dan kepercayaan masing-masing." Erina melotot gemas kearah Felix yang pura-pura tidak tahu. Terus bukan hanya sampai di situ, Felix sengaja mengeraskan suaranya ketika berdoa. "Bless us, O Lord, and these, Thy gifts which we are about to receive from Thy bounty. Though Christ, our Lord. Amen."

Kutipan tersebut tentu mengungkap bahwa Erina--kakak Felix yang menganut agama Kristen menjalin hubungan dengan Lucas Matondang yang justru menganut agama Islam. Dalam kehidupan nyatanya pun sering kita temukan baik orang dewasa ataupun anak muda yang berpacaran walaupun memiliki kepercayaan yang berbeda. Tentunya banyak masyarakat yang menentang, namun tidak sedikit juga yang menormalisasikan hubungan beda keyakinan ini.

Namun diantara kritik sosial yang disampaikan ternyata ada juga unsur nilai-nilai sosial yang dipelihatkan Renita pada novel ini. Nilai moral membantu seorang individu untuk melihat, baik atau buruk, dan pantas atau tidak pantas dalam untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-harinya. Dan nilai sosial yang terdapat pada novel Get on the Gouws adalah sebagai berikut:

1. Kehangatan dalam keluarga

"Kita-- I mean, saya, kamu dan Acacia, belum pernah mengunjungi dia lagi sejak kita mengantar dia ke pemakaman hari itu."

Walaupun Jo hanya merupakan ayah sambung untuk Acacia, tetapi hal itu tidak membuat hubungannya dengan Jef selaku ayah kandung Acacia menjadi runtuh. Mereka membuktikan bahwa apapun masalah yang dihadapi, keluarga dan tentunya Acacia tetaplah nomor satu.

2. Pertemanan yang terjalin dengan baik

"Tawa anak-anak itu pecah, sementara Ale dan Idraki hanya tersenyum. Jujur, Ale tidak pernah menghabiskan waktu atau bermain dengan cara yang begitu bersama teman-temannya. Pengalamannya kali ini terasa sangat berbeda."

"Sebagai teman yang baik. Felix akan melindungi Junot dan Ridwan hingga titik darah penghabisan!"

Ale, selaku salah satu anak yang memegang kuasa crazy rich dalam novel ini menjalin pertemanan yang baik dengan anak-anak kampung di dekat rumah Karina. Tidak hanya Ale, Felix pun demikian. Walaupun terdapat perbedaan kelas sosial antara anak-anak orang kaya dengan anak-anak kampung seperti Ale dan para temannya, hal tersebut bukan menjadi masalah bagi mereka. Hubungan pertemanan yang mereka jalin tanpa memandang bulu--walaupun Felix sedikit denial akan hal itu, namun tetap saja itu bukan menjadi halangan bagi mereka untuk membuat sebuah bounding yang kuat satu sama lain.

Karya satra dikatakan sebagai cerminan dari realitas kehidupan nyata sebagai bentuk kritik terhadap nilai-nilai sosial dan juga sebagai tumpuan untuk menjalin kehidupan yang lebih baik lagi. Kritik sosial yang disampaikan oleh Renita Nozaria dalam Novel "Get on the Gouws" tentu saja menjadi kritikan yang tersembunyi terhadap perbedaan kelas sosial, peranan seorang public figure dan lain sebagainya. Dan tentu saja, nilai sosial yang ditujunkan oleh penulis kepada masyarakat untuk memberikan kesadaran serta pemahaman agar dapat menjalankan kehidupan yang lebih baik lagi dan terhindar dari berbagai masalah-masalah sosial.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun