Mohon tunggu...
Nadhira Zelfi Aura Salsabila
Nadhira Zelfi Aura Salsabila Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Belajar terus

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Identitas Budaya Masyarakat Suku Osing di Desa Kemiren Kabupaten Banyuwangi

23 Juni 2022   21:51 Diperbarui: 23 Juni 2022   22:07 1221
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Selain tradisi juga ada kesenian yang masih sering ditampilkan dalam berbagai kesempatan. Terlebih Desa Kemiren merupakan Desa wisata budaya, yang tentunya akan sering kedatangan wisatawan. Jenis-jenis kesenian tradisional yang masih bertahan hingga saat ini, antara lain adalah tari Gandrung, Barong dan Mocoan Lontar Yusuf. Bagi masyarakat suku Osing kemiren, Barong selain berfungsi sebagai sakral yaitu untuk proses ritual juga sebagai profan yaitu sarana hiburan rakyat. Sejarah gandrung bermula ketika orang-orang Blambangan membabat hutan untuk dijadikan sebagai kota, yang kelak menjadi kota Banyuwangi. Ketika itu tari Gandrung berfungsi untuk menghibur pembabat hutan juga untuk mengiringi upacara untuk meminta keselamatan selama proses pembabatan hutan.  Penari gandrung juga membawakan gending-gending Osing. Selanjutnya, Lontar Yusuf yang merupakan kitab beraksara Arab pegon dalam bahasa Jawa.  masyarakat percaya dengan pembacaan Lontar Yusuf harapan dan keinginan mereka bisa terkabulkan. Mocoan Lontar Yusuf merupakan suatu ikhtiar untuk mengambil berkah dari kemuliaan Nabi Yusuf.

Kesimpulan:

Budaya dan identitas menjadi bagian dari kelompok masyarakat. Konsep identitas berhubungan dengan budaya. Karena budaya merupakan salah satu pembentuk identitas. Interaksi masyarakat suku Osing Kemiren yang terjalin ketika mereka terlibat dalam satu kegiatan kelompok. Menciptakan rasa keakraban dan rasa memiliki identitas bersama melalui budaya.  Keanekaragaman budaya yang unik menjadi pembeda kelompok masyarakat Osing Kemiren dengan  dengan kelompok masyarakat Osing di daerah lain. Tradisi dan bahasa menjadi identitas atau pengenal yang menggambarkan kehidupan sosial suatu masayarakat. Dalam pelaksanaan tradisi, setiap individu memiliki peran masing-masing yang menunjukkan identitas mereka dalam sebuah anggota masyarakat. Tradisi juga memuat simbol-simbol yang diyakini oleh masyarakat. Tradisi sudah menjadi budaya bagi suatu masyarakat,sehingga tidak bisa dihilangkan begitu saja. Identitas merupakan kemampuan untuk melihat bagaimana diri sendiri,  bagaimana kita melihat orang lain dan bagaimana orang lain melihat kita.

Refrensi:

Santoso, Budi. (2006). Bahasa dan Identitas Budaya. Sabda, 1(1), 44-49

Munawaroh , Siti. (2009). Macam-Macam Bentuk Rumah Komunitas Using Desa Kemiren Banyuwnagi. Jantra, 4(7), 598-608

Sulistyani. Ritual Ider Bumi Di Desa Kemiren, Kecamatan Glagah, Kabupaten Banyuwangi. Mudra, 1(22), 28-38

Sari, Ardhika Mula dkk. (2015) Dinamika Upacara Adat Barong Ider Bumi Sebagai  Obyek Wisata Budaya Using di Desa Kemiren Kecamatan Glagah Kabupaten Banyuwangi. Artikel Ilmiah Mahasiswa, 1(1), 1-11

Rahmaniah, Aniek. (2012). Budaya dan Identitas. Sidoarjo: Dwiputra Pustaka Jaya

Indiarti, Wiwin. (2015). Jagat Osing: Seni, Tradisi dan kearifan Lokal Osing. Desa Kemiren: Lembaga Masyarakat Adat Osing-Rumah Budaya Osing

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun