Mohon tunggu...
nadhira wira khalisha
nadhira wira khalisha Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Hello!

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Persamaan dan Perbedaan Teori dalam Hubungan Internasional

14 Oktober 2024   01:47 Diperbarui: 14 Oktober 2024   04:42 12
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Apa itu Teori dalam Hubungan Internasional?

Sebelum masuk kedalam pembahasan utama, ada baiknya kita memahami terlebih dahulu apa itu teori. Coulumbis dan Wolfie (1985: 29) mendefinisikan bahwa istilah teori berasal dari bahasa Yunani yang artinya adalah"melihat" atau "memperhatikan". Secara sederhana dapat disimpulkan bahwa teori ialah suatu pandangan atau persepsi mengenai apa yang terjadi. 

Sehingga, Bull (1995: 181-182) mengemukakan bahwa teori Hubungan Internasional dapat dipahami sebagai seperangkat proposi umum yang dikemukakan mengenai politik dunia. 

Proposisi ini mencakup proposisi normatif, yang menyatakan pertimbangan moral atau hukum yang berlaku, serta proposisi positif yang menentukan atau menjelaskan sifat sebenarnya. 

Teori Hubungan Internasional mencakup teori dunia yang menggambarkan atau mendefinisikan politik internasional secara keseluruhan, tetapi juga teori parsial yang berfokus pada elemen tertentu dari politik internasional seperti perang atau perdamaian, strategi atau diplomasi.

 Bull juga menyatakan bahwa teori Hubungan Internasional juga mencakup teori masyarakat Internasional atau sistem Internasional yang membahas hubungan antar unit yang berbeda (negara, bangsa, supranasional, transnasional dan kelompok lokal) membentuk politik dunia. 

Jadi teori-teori yang ada dalam Hubungan Internasional seperti realisme, liberalisme, neo-realisme, dan neo-liberalisme, merupakan teori yang berbeda perspektif tentang bagaimana perilaku para negara-negara di dalam hubungan atau politik Internasional. Walau begitu, semua teori-teori dalam Hubungan Internasional memiliki perbedaan dan persamaan dalam menganalisis fenomena yang terjadi dalam lingkup Internasional atau bagaimana perilaku negara-negara saling berinteraksi satu sama lain. 

Realisme

Kaum realis berpendapat bahwa manusia dan negara pada dasarnya agresif dan egosentrik sehingga arena dalam hubungan internasional adalah atempat negara-negara saling berinteraksi untuk memperebutkan kekuasaan, negara adalah aktor utama dalam dunia Internasional. Perilaku negara dalam hubungan internasional diatur secara rasional oleh kepentingan nasional, terutama kepentingan survival dan keamanan nasional. 

Dalam mengejar kepentingan nasional, negara mengumpulkan dan menggunakan lebih banyak kekuatan. Keinginan suatu negara untuk mendapatkan kekuatan adalah keinginan universal, hal ini berkaitan dengan persaingan antar negara dan kurangnya wasit netral menyebabkan persaingan antar negara itu terjadi.

 Sistem Internasional menurut pandangan realis adalah bersifat anarkis dimana adanya kompetisi demi kekuasan dan politik dunia, yang membuat hubungan internasional selalu digambarkan sebagai konflik dari pada kerjasama antar negara. Suatu negara dalam pandangan kaum realis akan melakukan apapun untuk mendapatkan kepentingan mereka sendiri, bahkan mereka akan berperang jika itu diperlukan agar memperoleh kejayaan atau kekuasaan negara. 

Liberalisme

Berbanding terbalik dengan Realisme yang memperlihatkan bahwa manusia atau negara adalah jahat dan setiap interaksi akan ada suatu konflik. Kaum liberalis berpandangan bahwa sifat manusia pada dasarnya baik dan karena itu manusia mempunyai keampuan untuk berbagi dan bekerjasama.

 Asumsi kaum liberalis terkait dengan kemajuan yang berhubungan dengan kemajuan individu dan modernisasi, kemudian ketika alasan yang rasional diaplikasikan dalam hubungan internasional, maka hasilnya adalah kemungkinan terbukanya kerjasama internasional yang lebih besar.

 Kaum liberalis percaya bahwa manusia adalah makhluk rasional, kaum liberalis juga percaya bahwa kemungkinan tercapainya perubahan dalam hubungan internasional yang lebih positif. 

Maka dari itu, perspektif kaum liberalis terkait penghormatan terhadap hak dan kebebasan individu menjadi dasar kerjasama untuk mencapai kepentingan secara kolektif. Saling ketergantungan dalam kerjasama dapat membuat perang menjadi suatu tindakan yang irasional. Selaian itu, kaum liberalis melihat bahwa aktor-aktor non-negara sangat penting di dalam arena politik dunia. 

Neo-Realisme

Neo-Realisme merupakan teori perkembangan dari teori realisme. Bila realisme klasik lebih banyak membahas mengenai perilaku manusia dan  negara yang memengaruhi struktur interasional, neorealisme justru terfokus pada struktur internasional yang memengaruhi perilaku negara atau aktor. 

Bagi kaum neorealis, terutama bagi Waltz, perilaku negara cenderung dipengaruhi oleh struktur internasional yang menjadi arena bagi politik internasional. 

Kaum neorealis juga melihat bahwa politik internasional menjadi struggle of power, namun kaum neorealis lebih percaya bahwa perilaku negara yang konfliktual didasari oleh struktur internasional yang anarkis daripada sifat dasar manusia. 

Dalam neorealisme, negara sebagai aktor utama bertindak merespons struktur internasional yang anarkis akhirnya membuat negara-negara mengalami kondisi saling curiga terhadap negara lain. 

Maka dalam struktur internasional yang anarkis, kapabilitas setiap negara dilihat dari seberapa besar kekuatan dari kapasitas militernya, untuk itu harus ada lebih dari satu aktor yang superpower dalam politik internasional untuk menjaga survivalitas antar negara yang memiliki tujuan untuk membentuk keseimbangan atau balance of power.

Neo-Liberalisme

Neoliberalisme merupakan salah satu perspektif dalam hubungan internasional yang hadir dan memberi tantangan kepada cara pandang neorealisme tehadap struktur sistem internasional dan bagaimana implikasinya terhadap perilaku negara. Neoliberalisme mengakui bahwa sistem anarki internasional dan melihat negara sebagai aktor yang rasional.

 Selain itu, dalam pandangan kaum neoliberalis, negara merupakan aktor utama dalam hubungan internasional, namun negara bukanlah satu-satunya aktor yang berpengaruh; negara merupakan aktor yang rasional atau instrumental dan cenderung memaksimalkan kepentingannya dalam berbagai bidang. 

Walau dalam lingkungan yang kompetitif, negara tetap berusaha mendapatkan keuntungan yang absolut melalui kerjasama, namun hambatan terbesar terhadap kesuksesan kerjasama adalah ketikpatuhan dan kecurangan negara lain. 

- Perbedaan antara realisme dan liberalisme: realisme memandang manusia dan negara memiliki sifat yang agresif dan egosentrik, realisme tidak terlalu optimis dan percaya untuk melakukan kerjasama dengan negara lain, dan lebih berfokus pada konflik atau persaingan kekuasaan dan kekuatan. Sedangkan liberal memandang bahwa manusia dan negara memiliki sifat yag baik, bisa diajak kerjasama dan dapat dipercaya.

- Perbedaan antara neorealisme dan neoliberalisme: neorealisme berpendapat bahwa sistem internasional bersifat anarkis dan negara adalah aktor utama yang bertindak atau merespons struktur internasional yang anaskirs, sehingga mengakibatkan kecurigaan terhadap negara atau aktor lainnya. Pada saat yang sama, neoliberalisme menekankan pentingnya kerja sama antar negara untuk mendapatkan keuntungan dan mengakui bahwa aktor non-negara juga memainkan peran penting dalam sistem internasional. 

- Persamaan antara realisme dan neorealisme: realisme dan neorealisme mengakui pentingnya peran negara sebagai aktor utama dalam hubungan internasional. Keduanya menggunakan pendekatan analisis rasional, di mana para aktor bertindak sesuai dengan kepentingan dan strategi nasional untuk mencapai tujuan mereka.

- Persamaan antara liberalisme dan neoliberalisme: keduanya menekankan pentingnya hak dan kebebasan individu serta berupaya melindungi dan memajukan hak-hak ini dalam konteks politik dan ekonomi. Kaum liberal dan neoliberal percaya bahwa demokrasi dan tata pemerintahan yang baik penting untuk mencapai kemakmuran dan stabilitas, meskipun neoliberalisme lebih fokus pada aspek ekonomi.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun