Mohon tunggu...
Nadhira Sekarputri
Nadhira Sekarputri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Hubungan Internasional di Universitas Airlangga

Menulis dan membaca apapun di waktu senggang.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Serba-Serbi tentang Apache, Suku yang Paling Ditakuti di Amerika

5 Juli 2022   13:00 Diperbarui: 5 Juli 2022   13:09 9033
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Apabila Anda pernah menonton film “Geronimo: An American Legend”, maka pasti sudah tidak asing dengan Suku Apache, warga pribumi yang kerap menggunakan penutup kepala dari bulu angsa. 

Suku Apache merupakan nama yang diberikan untuk sekumpulan masyarakat yang bermukim di daerah Amerika Utara. Mereka telah ada sebelum Cristopher Columbus menemukan Benua Amerika. 

Bersama suku Aztec, Sioux, Creek, dan berbagai suku lainnya, Suku Apache termasuk ke dalam kategori suku Indian yang berkembang menjadi beberapa suku. Beberapa tokoh terkenal yang berasal dari kalangan Suku Apache ialah  Geronimo, Cochise dan Mangas Coloradas.

Suku Apache hidup secara nomaden alias berpindah-pindah. Dahulu mereka menetap di sekitar barat daya Meksiko sampai ke Arizona tenggara. Untuk bertahan hidup, mereka mengumpulkan berbagai bahan makanan yang ada di alam. 

Rumah yang didirikan oleh Suku Apache disebut teepee atau tenda, sebuah bangunan yang menyerupai gubuk dan terbuat dari ranting atau kayu dan atapnya ditutupi oleh rumput ataupun kulit kerbau dan juga kulit bison. 

Pemasangan rumput atau pun kulit hewan ini sengaja direnggangkan pada ranting atau kayu, hal ini bertujuan agar asap dari api unggun yang dinyalakan di dalam rumah dapat keluar dan sirkulasi udara pun menjadi lancar. Rumah ini arsitekturnya disesuaikan dengan kondisi lingkungan dimana Suku Apache menetap saat itu.

Untuk masalah kepercayaan, Suku Apache cenderung mempercayai hal yang berasal dari kekuatan alam dan juga hal gaib. Mereka melakukan ritual penyembahan kepada makhluk gaib yang bernama Gan (roh gunung) dan Usen (yang dieja yusn). Suku Apache percaya bahwa makhluk gaib inilah yang memberikan mereka kehidupan di dunia. 

Masyarakatnya memiliki beberapa kelompok utama, antara lain Arivaipa, Chiricahua, Coyotero, Faraone Gileno, Llanero, Mescalero, Mimbreno, Mogollon, Naisha, Tchikun dan Tchishi. 

Pada dasarnya, Suku Apache merupakan suku yang kuat. Mereka sering melakukan pertarungan dengan orang Spanyol dan Meksiko selama berabad-abad lamanya. Serbuan pertama Suku Apache terjadi pada akhir abad ke-17 berlangsung ke daerah Sonora, sebuah daerah yang terletak di Meksiko. 

Ketika melakukan peperangan mereka menggunakan busur, anak panah, pisau, dan pentung sebagai senjata. Namun, tidak jarang pula mereka membawa tomahawk sebagai senjata perang mereka. 

Pada abad ke-19, Suku Apache juga dicatat pernah melakukan pertarungan dengan Angkatan Darat Amerika Serikat. Kemudian Angkatan Darat Amerika Serikat tersebut mengakui bahwa Suku Apache adalah suku yang tangguh dan handal ketika berperang. Padahal mereka hanya menggunakan hiasan dari tulang binatang untuk melindungi tubuh mereka ketika berperang. 

Ketrampilan masing-masing orang dalam Suku Apache diukur dengan tanda bulu yang perang. Kategori tanda bulu perang ini mencakup orang yang pernah membunuh seseorang, orang yang pernah membunuh dan mengambil kulit kepala musuhnya, orang yang pernah memotong leher musuhnya, dan orang yang pernah mengalami cidera.

Sejak Cristopher Columbus menemukan Benua Amerika, banyak orang-orang berkulit putih yang kemudian menetap di Amerika. Awalnya kedatangan orang-orang berkulit putih ini disambut baik oleh Suku Apache. Mereka bahkan sampai melakukan penghormatan khusus yang dilakukan secara sacral atas kedatagan bangsa kulit putih ini. 

Namun seiring dengan berjalannya waktu, bangsa kulit putih ini bertindak semena-mena. Mereka merampas tanah yang ada. Tidak jarang pula bangsa kulit putih membeli tanah tanpa membayar. Terkadang mereka juga melakukan barter atas tanah tersebut, namun dengan barang-barang yang sudah tidak dapat dimanfaatkan lagi. Hal ini tentunya sangat merugikan Suku Apache dan Suku Indian lainnya. 

Mereka memperlakukan Suku Apache dengan sangat kejam. Pertumpahan darah pun tidak dapat dihindari. Suku Apache dan Suku Indian lainnya terpaksa harus menyingkir dari tanah mereka sendiri. 

Akhirnya mereka terpaksa melakukan pengungsian di pelosok-pelosok hutan belantara, untuk menghindari kekejaman bangsa kulit putih tersebut. Tentunya Suku Apache dan Suku Indian lainnya tidak kuasa untuk melakukan perlawanan atas bangsa kulit putih. 

Salah satu faktor yang melatarbelakangi kekalahan ini adalah ketertinggalan teknologi peralatan yang digunakan untuk berperang. Bangsa kulit putih sudah menggunakan peralatan perang yang maju seperti senapan dan juga pistol. 

Tercatat kekalahan pertama Suku Apache terjadi pada tahun 1886. Saat ini, populasi Suku Indian khususnya Suku Apache semakin berkurang. Kebanyakan dari mereka sampai saat ini masih menetap di daerah pedalaman.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun