Pendahuluan
Pusat Peragaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Science Center) atau biasa disingkat dengan nama PP-IPTEK menjadi salah satu tempat belajar yang menarik. Mengunjungi PP-IPTEK membuat kita dapat mengetahui perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan mudah, menghibur, berkesan, serta kreatif. PP-IPTEK ini sendiri memiliki 250 alat peraga yang dapat dipegang, sehingga diperagakan oleh pengunjung. Selain alat peraga, di dalam PP-IPTEK memiliki showroom yang beragam. Salah satu diantara showroom tersebut adalah "Ozone Heroes Defenders Of The Galaxy" atau biasa disebut sebagai wahana ozon.Â
Dalam wahana ozon, terdapat poster hingga alat peraga yang menyajikan peristiwa-peristiwa terkait lapisan ozon, mulai dari ukuran lapisan ozon dari tahun ke tahun, fungsi lapisan ozon, perjanjian internasional mengenai perlindungan lapisan ozon,hingga penemuan peristiwa lapisan ozon.
Pembahasan
Di era globalisasi ini, perkembangan sains dan teknologi semakin pesat. Berkembangnya sains dan teknologi memunculkan penemuan-penemuan serta alat-alat baru yang memiliki berbagai dampak dalam berbagai bidang kehidupan masyarakat.Â
Dampak positif pada bidang sosial yang ditimbulkan dari adanya perkembangan sains dan teknologi ini seperti memudahkan aktivitas manusia sehari-hari, mempersingkat proses pertukaran informasi, meningkatkan efisiensi dan efektivitas pekerjaan manusia, dan lain sebagainya. Sedangkan dampak negatif yang ditimbulkan dari perkembangan sains teknologi ini lebih banyak pada bidang lingkungan, seperti rusaknya lingkungan, meningkatnya polusi udara, hingga rusaknya lapisan ozon.
Rusaknya lapisan ozon setiap tahun kian memprihatinkan. Padahal, fungsi dari lapisan ozon adalah untuk menjaga suhu dalam bumi agar tetap stabil. Lapisan ozon juga melindungi bumi dari radiasi sinar ultraviolet (UV) yang dipancarkan oleh matahari. Ozon itu sendiri merupakan molekul gas yang tersusun dari tiga atom oksigen. Pada poster yang terpampang di wahana ozon ini, menyajikan penemuan peristiwa penipisan lapisan ozon pertama kali yang ditemukan pada tahun 1974.Â
Dua ilmuwan yang berasal dari University of California -Irvine, Amerika Serikat, mempublikasikan hasil studi laboratorium yang menunjukkan bahwa kemampuan suatu senyawa chlorofluorocarbon (CFC) untuk memecah ikatan senyawa ozon dengan keberadaan sinar ultraviolet (UV).
Menipisnya lapisan ozon disebabkan oleh peningkatan penggunaan Bahan Perusak Ozon (BPO). Bahan Perusak Ozon (BPO) merupakan senyawa kimia yang dapat terdiri dari unsur karbon, hidrogen, klorin, dan bromin yang juga dikenal sebagai halokarbon. Perkembangan sains dan teknologi yang memunculkan penemuan-penemuan baru, menjadi faktor pendorong terhadap menipisnya lapisan ozon.Â
Seperti AC dan kulkas yang menggunakan CFC serta HCFC sebagai bahan pendingin berbentuk gas. Kemudian produk foam (busa) seperti kasur busa dan kursi kantor yang menggunakan CFC-11, CFC-12, dan HCFC-141b sebagai bahan pengembang pembuatan busa. Alat pemadam api ringan (APAR) juga memakai BPO jenis Halon (Halon 1301 dan Halon 1211), dan HCFC-123. Aerosol seperti hair spray, perfume spray, dan pilox juga menggunakan BPO jenis CFC-11, CFC-12,  dan CFC-114.
Di Indonesia sendiri, terdapat beberapa peristiwa penting terkait perlindungan terhadap lapisan ozon. Pada tahun 1992, Indonesia turut meratifikasi Konvensi Wina dan Protokol Montreal serta amandemen, kemudian Indonesia berkewajiban sebagai negara pihak yaitu menghapuskan penggunaan BPO, jadi Indonesia tidak memproduksi BPO, seluruh kebutuhan  BPO diperoleh dari impor. Pada 1998, Indonesia melarang impor BPO jenis Halon, Methyl chloroform (TCA), Carbon tetrachloride (CTC).Â
Kemudian pada 2008, Indonesia melarang impor seluruh jenis CFC, Methyl bromide (untuk keperluan non-karantina dan pra-pengapalan), serta melarang penggunaan CFC, R-500, R-502, dan Halon pada produksi mesin pengatur suhu udara (Air Conditioning) yang digunakan dalam ruangan, kendaraan bermotor, lemari es tipe rumah tangga, mesin pendingin, aerosol, dan alat pemadam api. Tahun 2009 Indonesia melarang produksi obat jadi menggunakan CFC, dan menghentikan pendaftaran Metered Dose Inhaler yang menggunakan CFC oleh BPOM.Â
Tahun 2015, Indonesia melarang impor barang berbasis sistem pendingin yang menggunakan refrigeran HCFC-22 dalam kondisi terisi maupun kosong, melarang penggunaan HCFC-22 untuk produksi AC, mesin pengatur suhu udara dan alat/mesin refrigerasi, melarang penggunaan HCFC-141b untuk produksi rigid foam produk freezer dan sebagainya, kemudian refrigeran HCFC-22 masih diperbolehkan digunakan untuk keutuhan perawatan mesin AC dan refrigerasi sampai dengan 2030.
Pengembangan sains dan teknologi khususnya di Indonesia memang menandakan kemajuan pada bidangnya. Namun disisi lain, banyak bidang yang berdampak kemunduran bahkan kerusakan akibat perkembangan tersebut. Para pencipta alat-alat atau penemuan baru seharusnya memperhatikan dan mempertimbangkan juga dampak dari penemuan yang mereka ciptakan.Â
Terlebih dampak ini nantinya akan balik kembali pada mereka dan makhluk hidup di bumi ini. Kemudian, masyarakat luas juga harus berperan nyata bukan hanya menggaungkan seruan kepedulian, namun juga harus merealisasikannya. Pengembangan sains dan teknologi harus beriringan dengan kepedulian terhadap alam semesta. Inovasi dan invensi teknologi yang transformatif dan komparatif dibutuhkan dalam perkembangan sains dan teknologi di Indonesia.
Kesimpulan
Berkembangnya sains dan teknologi memunculkan penemuan-penemuan serta alat-alat baru yang memiliki berbagai dampak baik positif maupun negatif dalam berbagai bidang kehidupan masyarakat. Salah satu dampak negatif pada lingkungan seperti rusaknya lingkungan, meningkatnya polusi udara, hingga rusaknya lapisan ozon. Rusaknya lapisan ozon setiap tahun kian memprihatinkan. Padahal, fungsi dari lapisan ozon adalah untuk menjaga suhu dalam bumi agar tetap stabil, dan melindungi bumi dari radiasi sinar ultraviolet (UV) yang dipancarkan oleh matahari.Â
Menipisnya lapisan ozon disebabkan oleh peningkatan penggunaan Bahan Perusak Ozon (BPO). Perkembangan sains dan teknologi yang memunculkan penemuan-penemuan baru, menjadi faktor pendorong terhadap menipisnya lapisan ozon. Seperti AC dan kulkas yang menggunakan CFC serta HCFC sebagai bahan pendingin berbentuk gas. Â Para pencipta alat-alat atau penemuan baru seharusnya memperhatikan dan mempertimbangkan juga dampak dari penemuan yang mereka ciptakan. Masyarakat umum juga harus meminimalisir penggunaan alat-alat yang dapat menyebabkan menipisnya lapisan ozon. Sehingga pengembangan sains dan teknologi harus beriringan dengan kepedulian terhadap alam semesta.
Biodata Singkat
Saya Nadhira Sidqi Aliya lahir di Jakarta, 9 Januari 2004. Saat ini saya berstatus sebagai mahasiswa Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Jakarta, angkatan 2022. Saya memiliki minat terhadap musik, buku, dan seni.Â
Instagram: @nad.dhira
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H