Mohon tunggu...
nadhira sagita putri
nadhira sagita putri Mohon Tunggu... -

just an ordinary student from indonesia

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pelajar Indonesia Harus Bangkit

2 Februari 2010   13:05 Diperbarui: 26 Juni 2015   18:07 300
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Indonesia termasuk golongan negara berkembang. Sebagaimana negara berkembang lainnya, Indonesia sangat membutuhkan para pelajarnya untuk memajukan bangsanya. Namun, apakah para pelajar Indonesia berhasil menelurkan manfaat untuk kemajuan bangsa? Sebagaimana yang telah kita semua ketahui bahwa tidak sedikit para pelajar Indonesia yang berprestasi secara Internasional. Banyak dari pelajar bangsa yang meraih medali saat mengikuti olimpiade akademis di seluruh dunia. Jadi jelaslah bahwa secara kemampuan, pelajar Indonesia tidak kalah bersaing dengan pelajar luar negeri. Tetapi, kemudian timbullah berbagai faktor yang menghalangi mereka untuk bertindak dan berfikir kreatif dan inovatif.

Faktor pertama, Indonesia masih konservatif dalam rangka menyelenggarakan sistem pendidikan di dalam negeri. Hal ini bisa kita lihat dalam pelaksanaan Ujian Nasional (UN). Kelulusan seorang siswa di Indonesia hanya ditentukan oleh Ujian Nasional. Seperti yang dituturkan oleh Pakar Pendidikan, Arif Rahman, Ujian Nasional memiliki berbagai macam kelemahan yakni melanggar asas keadilan, mencabut mandat penilaian yang seharusnya dimiliki guru, kepala sekolah dan orang tua, belum terlaksananya UN yang berkualitas serta adanya tumpang tindih antara pemetaan dan evaluasi hasil belajar siswa. Mengutip dari berbagai penelitian, pemerhati pendidikan dari Education Forum Dr Elin Driana, Ph.D mengungkapkan UN lebih banyak memberikan dampak negatif daripada positif. Meski UN meningkatkan prestasi akademis anak didik namun pelaksanaan UN melanggengkan kesenjangan akademis berdasarkan kondisi ekonomi sosial. Saya pun yakin bahwa Ujian Nasional membentengi para pelajar untuk belajar lebih banyak karena saat kita belajar di sekolah , sebenarnya kita hanya mempersiapkan pelajaran untuk Ujian Nasional, padahal mungkin akan lebih banyak pengayaan jika kita (Guru dan Murid) tidak hanya terpaku kepada pelajaran Ujian Nasional. Inilah salah satu faktor yang menyebabkan anak didik negeri sulit dalam berfikir inovatif dan kreatif karena dalam pelajaran sehari-hari merekapun, mereka merasa terbentengi untuk berfikir lebih jauh ke depan.
Faktor kedua, pemerintah jarang menjamin para pelajar berprestasi Indonesia. Sehingga kebanyakan dari mereka lebih memilih untuk pergi ke luar negeri karena mereka merasa lebih bebas dan mereka bisa lebih berkreasi di luar negeri ketimbang Indonesia. Lihat saja mantan Presiden Indonesia, bapak B.J. Habibie. Kita pun sering mendengar prestasinya yang luar biasa di Jerman. Selain ia lulusan summa cumlaude saat menyelesaikan studinya dalam mendapatkan gelar doctor ingineur, ia pun juga bekerja di salah satu perusahaan penerbangan di Jerman dan pernah menjabat sebagai wakil presiden bidang teknologi di perusahaan tersebut. Mengapa ia tidak kembali ke Indonesia untuk menerapkan ilmunya sehingga dapat memajukan bangsa? Mungkin karena sedikit orang yang mendukung dan kurangnya fasilitas serta biaya. Hal itu juga yang menyebabkan para pelajar Indonesia yang berprestasi lebih memilih hengkang ke luar negeri karena mereka mungkin merasa sia-sia mengembangkan ilmunya sementara di luar negeri ia lebih didukung oleh fasilitas dan pemerintah. Bahkan tidak sedikit peraih-peraih medali olimpiade langsung ditawari beasiswa oleh universitas-universitas di luar negeri. Hal ini terjadi karena pemerintah negara-negara lain lebih menghargai orang-orang pintar yang dapat memajukan bangsa mereka.

Kesimpulannya, sedikitnya ada dua faktor yang menyebabkan pelajar Indonesia belum dapat mengembangkan ilmunya untuk kemajuan bangsa, pertama kakunya sistem pendidikan Indonesia dengan adanya Ujian Nasional dan kedua kurangnya dukungan dari Pemerintah terhadap pelajar berprestasi Indonesia. Saya berharap pemerintah lebih peduli dan memberikan penghargaan kepada pelajar Indonesia karena merekalah harapan bangsa supaya dapat terus bangkit. Lalu untuk masalah Ujian Nasional, harapan saya agar pemerintah tidak hanya melihat Ujian Nasional sebagai syarat kelulusan siswa dan agar pembelajaran di sekolah tidak terorientasi hanya kepada Ujian Nasional. Saya hanya berharap agar para pelajar Indonesia lebih bersemangat agar negara kita dapat lebih maju dan bangkit untuk jadi yang terbaik.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun