Pada tanggal 6 Januari 2016, terjadi kasus pembunuhan yang mengejutkan publik. Kasus itu banyak dikenal dengan sebutan kasus kopi sianida karena tersangka yang melakukan pembunuhan diduga memasukkan sianida dalam kopi yang diminum korban. Lalu, pada tanggal 28 September 2023 Netflix telah merilis film dokumenter yang menceritakan tentang kasus tersebut. Hal ini dikarenakan ditemukan banyak temuan bukti yang janggal. Dari banyaknya bukti tersebut, mereka percaya bahwa Jessica bukanlah pembunuh Mirna yang merupakan koban dari kasus itu.
Apabila bukti yang menunjukkan bahwa Jessica bukan pembuhuh Mirna ini benar, hal ini sayangatlah disayangkan alasannya karena Jessica sudah terlanjur dipenjara selama 7 tahun lamanya. Apabila terjadi kesalahan hukum, maka negara harus bertanggungjawab atas hilanganya masa depan dari Jessica. Pengangkatan kasus sianida ini membuat publik menemukan sudut pandang baru terhadap kasus ini, yang dimana dulunya publik dibuat percaya oleh media massa bahwa Jessica adalah pembunuh Mirna.
Pada tahun 2016 saat terjadi persidangan kasus ini, media massa seakan langsung menghakimi Jessica hanya untuk memperoleh sorotan berita yang menarik publik.
Media massa seakan-akan memanfaatkan momen ini sebagai cara untuk mendapatkan lebih banyak keuntungan pribadi.
Banyak hal janggal yang terjadi saat persidangan, salah satunya adalah bukti yang diperoleh dari ahli forensik yang pertama kali menangani jasad korban justru tidak dipakai. Persidangan yang dilakukan lebih banyak menggunakan opini ahli yang belum tentu terbukti secara hukum. Hal inilah yang membuat publik menyadari akan ketidakadilan proses persidangan yang telah terjadi 7 tahun yang lalu. Ironisnya kejanggalan dari kasus ini baru ramai diperbincangkan kembali setelah tersangka menghuni jeruji besi 7 tahun lamanya.
Dari film dokumenter ini, penegak hukum seharusnya besikap netral dan professional apabila menangani sebuah kasus. Setelah film dokumenter ini viral, saya berharap kemungkinan kesalahan hukum yang terjadi di negara ini bisa diminimalisasi agar tidak terulang lagi. Karena apabila terjadi kesalahan dalam proses penegakan hukum, dapat merenggut masa depan seseorang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H