1. Adanya ancaman dari luar dapat membangun integrasi masyarakat. Masyarakat akan bersatu, meskipun berbeda suku, agama serta rasa ketika menghadapi musuh bersama. Contoh, waktu penjajah Belanda ingin balik ke Indonesia, masyarakat Indonesia bersatu padu melawannya. Suatu bangsa yg sebelumnya berseteru dengan saudara sendiri, suatu saat dapat berintergrasi saat ada musuh negara yang tiba atau ancaman bersama yang berasal dari luar negeri. Adanya asumsi musuh dari luar mengancam bangsa juga bisa mengintegrasikan masyarakat bangsa itu.
2. Gaya politik kepemimpinan gaya politik para pemimpin bangsa dapat menyatukan atau mengintegrasikan masyarakat bangsa tersebut. Pemimpin yang karismatik, dicintai rakyatnya serta memiliki jasa-jasa besar biasanya mampu menyatukan bangsanya yang sebelumnya tercerai berai. Misal Nelson Mandela berasal Afrika Selatan. Gaya politik sebuah kepemimpinan mampu dipakai untuk mengembangkan integrasi bangsanya.
3. Kekuatan lembaga-lembaga politik, contohnya birokrasi, juga dapat menjadi sarana pemersatu masyarakat bangsa. Birokrasi yang satu dan padu dapat membentuk sistem pelayanan yang sama, baik dan diterima oleh masyarakat yang beragam. pada akhirnya masyarakat bersatu dalam satu sistem pelayanan.
4. Integrasi nasional ialah seperangkat nilai-nilai yang diterima serta disepakati. Ideologi juga memberikan visi dan beberapa panduan bagaimana cara menuju visi atau tujuan itu. Jika suatu warga meskipun berbeda-beda tetapi menerima satu ideologi yang sama maka memungkinkan masyarakat tersebut bersatu. Bagi bangsa Indonesia, nilai bersama yang mampu mempersatukan masyarakat Indonesia merupakan Pancasila. Pancasila merupakan nilai sosial bersama yang bisa diterima oleh seluruh masyarakat Indonesia. Nilai-nilai bersama tidak wajib berlaku secara nasional. Di beberapa wilayah pada Indonesia terdapat nilai-nilai bersama. dengan nilai itu kelompok-kelompok warga pada wilayah itu bersedia bersatu. Misal "Pela Gadong" menjadi nilai bersama yang dijunjung oleh masyarakat Maluku.
5. Kesempatan pembangunan ekonomi bila pembangunan ekonomi berhasil dan menciptakan keadilan, maka masyarakat bangsa tersebut mampu menerima sebagai satu kesatuan. Namun jika ekonomi menghasilkan ketidakadilan maka timbul kesenjangan atau ketimpangan. Orang-orang yang dirugikan dan miskin sulit untuk mau bersatu atau merasa satu bangsa dengan mereka yang diuntungkan dan yang mendapatkan kekayaan secara tidak adil. Banyak perkara sebab ketidakadilan, maka sebuah masyarakat ingin memisahkan diri dari bangsa yang bersangkutan. Dengan pembangunan ekonomi yg merata maka hubungan serta integrasi antar masyarakat akan semakin mudah dicapai.
Pada konteks Indonesia, maka proses integrasi nasional haruslah berjalan alamiah, sesuai dengan keanekaragaman budayanya dan harus lepas dari hegemoni dan dominasi peran politik etnik tertentu. Suatu integrasi nasional yang tangguh hanya akan berkembang di atas konsensus nasional tentang batas-batas suatu masyarakat politik dan sistem politik yg berlaku bagi seluruh warga tersebut.
Dengan demikian, tidak ada yang perlu diragukan atas kehadiran sosial budaya bagi kuatnya integrasi sosial budaya. Justru yang wajib diwaspadai dan antisipasi ialah efek negatifnya berupa masuknya unsur-unsur sosial budaya luar ke Indonesia. Infiltrasi sosial serta hegemoni kebudayaan telah membuat penjajahan baru di bidang sosial budaya pada negara-negara baru tidak terkecuali Indonesia. Makin kuat integrasi sosial budaya bangsa, akan makin kuat integrasi sosial budaya nasional. Akibatnya, efek negatif dari unsur-unsur sosial budaya asing dapat diatasi dan ditolak supaya tidak menggerus dan melunturkan integrasi sosial budaya nasional Indonesia.
Nadhira oktriviana
Mahasiswa Ilmu Komunikasi
Universitas Muhammadiyah Jakarta