Mohon tunggu...
Nadhira Azzahra
Nadhira Azzahra Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi Psikologi Universitas 'Aisyiyah Yogyakarta.

hai, salam kenal..

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Indahnya Berbagi di Masa Pandemi

26 Desember 2020   16:23 Diperbarui: 26 Desember 2020   16:26 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Akhir tahun 2019 lalu, Virus Corona pertama kali ditemukan di Wuhan, China. Hingga saat ini penyebaran virus belum terkendali. Tercatat 218 negara terdampak Covid-19, dengan jumlah kasus 80.222.683, dan angka kematian mencapai 1.757.995, jumlah pasien sembuh 56.490.614.

Pada 26 Desember 2020, Indonesia tercatat berada di peringkat 20 besar dunia dengan kasus terkonfirmasi 700.097, angka kematian 20.847, dan jumlah pasien sembuh 570.304 orang.

Kebijakan pemerintah untuk menekan angka kasus Covid-19 salah satunya adalah 3M yaitu menjaga jarak, mencuci tangan, dan memakai masker. Hal ini diterapkan sejak bulan Maret 2020 saat pertama kali Indonesia terdampak Covid-19. Penerapan protokol kesehatan ini, juga diberlakukan di tempat ibadah termasuk masjid. Sehingga saat bulan Ramadan, hampir semua masjid di Yogyakarta tidak menyelenggarakan kegiatan takjil dan salat tarawih berjamaah.

Melihat situasi ramadan di masa pandemi ini, saya dan teman-teman berinisiatif untuk mengumpulkan dana yang akan disalurkan dalam bentuk takjil kemudian dibagikan pada warga yang kurang mampu.

Dalam waktu dua minggu kami berhasil mengumpulkan dana sebesar Rp2 juta. Kemudian dana tersebut kami wujudkan menjadi 200 takjil berupa nasi bungkus dan es buah. Harapan kami, bantuan ini akan sedikit mengurangi beban beberapa warga kurang mampu.

Pada Minggu (17/05/20) setelah shalat ashar, kami berkumpul untuk membicarakan teknis pembagian takjil. Akhirnya disepakati kami membagi takjil di area Umbulharjo, Wirobrajan, Ngampilan, Lempuyangan, dan Pakualaman. Target penerima takjil adalah tukang becak, tukang parkir, pemulung, pengemis, dan gelandangan.

Kami sempat kaget ketika membagikan takjil tersebut, karena ada beberapa pengemudi ojek online yang melintas, tiba-tiba berhenti dan meminta takjil yang kami bawa.  Bahkan ada beberapa orang yang mencegat sepeda motor saya kemudian meminta takjil yang saya bawa. Hal itu membuat saya termotivasi untuk mengumpulkan lebih banyak dana untuk berbagi, karena dari kejadian itu saya mengetahui banyak warga terdampak Covid-19.

Selain itu ketika saya membagikan takjil, terlihat wajah penuh senyum kebahagiaan dari para penerima takjil, berulang kali mereka mengucapkan terima kasih serta mendoakan kami supaya sehat dan berlimpah rezeki. Hal itu membuat hati saya trenyuh, dan bersyukur karena saya tidak mengalami kesulitan ekonomi seperti mereka dan saya masih memiliki kesempatan untuk berbagi. Kegiatan ini membuat saya merasa memiliki kebahagiaan tersendiri sehingga saya ingin terus berbagi tidak hanya di bulan ramadan saja. Semoga pandemi ini segera berakhir.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun