Mohon tunggu...
Nadhira Arini
Nadhira Arini Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Mahasiswa Psikologi UNISBA 2009 | Homestay di Jerman | Penulis | Blog sy : http://dhira-kadabra.blogspot.de/ twitter : @nadhiraarini

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Selalu Berusaha Memberi, Akhirnya Saya di Sini

26 Juli 2012   11:35 Diperbarui: 25 Juni 2015   02:35 4102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Akhirnya tiba saatnya saya mencari orang tua asuh. Dengan modal nekat, saya cari sendiri orang tua asuhnya tanpa bantuan dari agent atau bantuan dari siapapun. Sebelum daftar, saya berdoa lagi sama Allah. Do'anya seperti ini :

"Ya Allah, berikanlah keluarga asuh yg sayang kepadaku seperti Engkau dan orang tuaku sayang kepadaku. Berikanlah Keluarga Asuh yg mendukungku seperti Engkau dan orang tuaku selalu mendukungku melakukan hal-hal yg dapat membantuku di masa depan. Berikanlah keluarga asuh yg selalu melindungiku seperti Engkau dan orang tuaku melindungiku, dan berikanlah adik-adik asuh yg menganggapku sebagai kakak kandungnya, menghormati, dan menyayangiku seperti adik-adik kandungku."


Dan klik, akhirnya saya daftar. Kerennya adalah belum sampai sebulan, saya di rebutin banyak orang tua asuh. Sampai saya sendiri bingung mau pilih yang mana. Ya Allah, betapa beruntungnya saya. Di saat teman-teman saya nyari sampe nangis-nangis orang tua asuh, saya tinggal milih, mau yg mana. Di saat teman-teman saya butuh berbulan-bulan buat nyari satuuu aja orang tua asuh. Saya ga butuh waktu lama. Ga sampe sebulan, ada lebih dari dua puluh keluarga yang mengajukan diri menjadi orang tua asuh saya. Sekarang, saya jadi bingung mau pilih yang mana.

Pastinya, sebelum ada keluarga asuh yang tertarik sama saya, saya juga merasakan di tolak puluhan kali sama keluarga asuh yang lain. Tapi saya terus berdoa dan doa diatas selalu saya ulang berkali-kali, kalau ada waktu kosong, saya terus melakukan hal-hal positif karena Allah. Terus berusaha sebaik mungkin dan meminta doa ke orang-orang terdekat saya supaya di berikan yang terbaik oleh Allah.

Dan karena saya bingung mau pilih yang mana. Akhirnya saya putuskan, yang kontrak dan surat undangan sampai duluan ke tangan saya, itulah keluarga yang saya pilih. Kontrak dan surat undangan juga salah satu syarat penting mengurus visa di kedutaan besar Jerman. Pilihan saya jatuh ke keluarga terakhir yang mengajukan diri ingin menjadi orang tua asuh saya. Kenapa? Karena mereka keliatan serius ingin menjadikan saya anak asuhnya. Baru email-emailan tiga kali, empat hari kemudian kontrak dan surat undangan saya sampai di tangan saya lewat DHL ekspress.

Setelah kontrak dan surat undangan saya terima, saya langsung buat janji ke kedutaan besar Jerman. Saya khawatir lagi, karena Kedubes Jerman ketat peraturannya. Saya juga ga mau bolak-balik karena syaratnya kurang. Sebelum berangkat, saya cek berulang-ulang syarat yang di butuhkan. Berdoa lagi semoga ga ada yang ketinggalan.

Sampai di Kedubes, segalanya berjalan lancar sampe interview pakai bahasa jermanpun saya bisa jawab semua pertanyaannya. Syarat saya semuanya lengkap dan saya tidak perlu bolak balik lagi. Mereka bilang maksimal visa jadi delapan minggu. Tapi yang bikin surprisenya adalah  lima belas hari kemudian tiba-tiba saya di telpon pihak kedubes jerman, katanya visa saya sudah jadi. Awalnya kaget, karena teman-teman saya yang lain sampe nunggu berminggu-minggu. Sedangkan, visa saya jadi cuma lima belas hari. Saya bersyukur lagi, segalanya di lancarkan oleh Allah. Terima kasih ya Allah :)

Tiket pesawat Indonesia-Jermanpun, di booking langsung dari Jerman oleh ibu asuh saya karena lebih murah dan orang tua asuh saya membantu membayar tiket pesawat setengah. Waktu itu tiket pesawat bulan Maret pakai Qatar 466 Euro. Saya hanya cukup membayar 200 Euro, sisanya orang tua asuh saya yang bayar.

Sekarang, saya sudah lima bulan di sini, dan saya benar-benar merasakan bahwa Allah mengabulkan doa saya 'persis' seperti apa yang saya minta. Keluarga asuh saya super duper baiknya, sehingga saya betah di sini. Sekali lagi bersyukur karena banyak teman saya yang pindah keluarga karena keluarganya 'tidak enak'. Ya di suruh-suruh lah, orang tua asuhnya ternyata galak, ga di ajak ngobrol, dan lain-lain. Sedangkan saya, bahagia tinggal di sini. Tidak pernah di beri tugas berat, malah kadang di bantu. Keluarganya seperti keluarga saya sendiri, anak-anaknya pun seperti ade-ade kandung saya sendiri.

Saya semakin sadar bahwa, ketika kita berbagi dengan orang lain dengan hati yang ikhlas dan tulus karena Allah, Allah pasti akan memberi lagi lebih banyak. Allah itu ga pernah henti-hentinya ngasih banyak hadiah, ngasih banyak kejutan buat kehidupan saya. Hidup saya jadi semakin berwarna, hidup saya semakin indah, hidup saya semakin penuh sama surprise surprise yg Allah kasih, yg bisa bikin saya nangis-nangis saking senengnya.

Hidup itu indah, klo kita selalu bersyukur...
Hidup itu akan semakin di penuhi keberkahan dengan surprise dan hadiah-hadiah yg ga kita sangka dari Allah, karena kita selalu berprasangka baik sama Allah...
Hidup itu berwarna, karena saya selalu punya Allah yg selalu mewarnai hidup saya dengan begiittuuu kerennya :)
Terima Kasih Allah karena selalu berada di sisiku :)

Dari hamba-Mu yang sangaaattt sayang kepada-Mu, Dhira.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun