Mohon tunggu...
Nadhif Putri
Nadhif Putri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

seoranng mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sandwich Generation: Mengeksplorasi Dinamika, Tantangan, dan Strategi Coping dalam Merawat Orang Tua dan Anak

7 Juni 2024   20:50 Diperbarui: 7 Juni 2024   21:19 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Fenomena sandwich generation telah menjadi realitas yang semakin umum di masyarakat modern. Individu dalam kelompok ini menghadapi tantangan ganda, yaitu merawat orang tua yang semakin tua dan anak-anak yang masih bergantung pada mereka secara finansial dan emosional. 

Artikel ini mengeksplorasi dinamika yang kompleks dari sandwich generation, dampaknya terhadap kesejahteraan individu dan keluarga, serta strategi untuk mengatasi tekanan dan beban yang dihadapi. Dengan menggunakan pendekatan multidisiplin yang mencakup aspek psikologis, sosial, ekonomi, dan kesehatan, penelitian ini memberikan wawasan mendalam tentang tantangan dan peluang yang dihadapi oleh sandwich generation. 

Temuan ini berkontribusi pada pemahaman yang lebih komprehensif tentang fenomena ini dan membantu dalam pengembangan intervensi dan kebijakan yang tepat untuk mendukung individu dan keluarga yang terkena dampak.
Kata Kunci: sandwich generation, perawatan orang tua, pengasuhan anak, beban ganda, konflik peran, kesejahteraan keluarga, strategi koping.

Dalam konteks masyarakat modern, pergeseran demografis dan perubahan sosial telah membawa konsekuensi yang signifikan bagi struktur keluarga dan pola perawatan. Salah satu fenomena yang semakin menarik perhatian adalah munculnya generasi yang disebut "sandwich generation" (Chassin et al., 2010). 

Istilah ini merujuk pada individu yang berada di tengah-tengah, dengan tanggung jawab ganda untuk merawat orang tua yang semakin tua dan anak-anak yang masih bergantung pada mereka secara finansial dan emosional.
Sandwich generation merupakan konsekuensi dari berbagai faktor, seperti peningkatan harapan hidup, tren penundaan kehamilan, dan perubahan pola keluarga tradisional (Soliz, 2007). 

Individu dalam kelompok ini sering kali menghadapi tantangan yang kompleks, seperti menyeimbangkan pekerjaan, tanggung jawab keluarga, serta kebutuhan fisik, emosional, dan finansial dari orang tua dan anak-anak mereka (Spillman & Pezzin, 2000).
Penelitian menunjukkan bahwa sandwich generation mengalami tingkat stres yang lebih tinggi, kesulitan dalam menyeimbangkan peran ganda, dan risiko kesehatan mental yang lebih besar (Chassin et al., 2010; Fingerman et al., 2012). 

Namun, di sisi lain, terdapat juga manfaat potensial seperti penguatan ikatan keluarga, peningkatan kepuasan hidup, dan perkembangan keterampilan koping yang lebih baik (Ingersoll-Dayton et al., 2003). Untuk memahami fenomena sandwich generation secara komprehensif, diperlukan pendekatan multidisiplin yang mencakup aspek psikologis, sosial, ekonomi, dan kesehatan. 

Artikel ini bertujuan untuk mengeksplorasi dinamika yang kompleks dari sandwich generation, mengidentifikasi tantangan dan peluang yang dihadapi, serta memberikan rekomendasi untuk mendukung individu dan keluarga yang terkena dampak.

Definisi dan Karakteristik Sandwich Generation
Sandwich generation merujuk pada individu yang secara bersamaan merawat orang tua yang semakin tua dan anak-anak yang masih bergantung pada mereka secara finansial dan emosional (Spillman & Pezzin, 2000). Kelompok ini biasanya terdiri dari orang-orang berusia 40-an hingga 60-an tahun yang berada di tengah-tengah siklus kehidupan keluarga (Parker & Patten, 2013).

Karakteristik utama sandwich generation meliputi:
a.Tanggung jawab ganda: Merawat orang tua yang membutuhkan bantuan dalam aktivitas sehari-hari dan anak-anak yang masih bergantung secara finansial dan emosional (Chassin et al., 2010).
b.Beban finansial: Membiayai kebutuhan hidup orang tua dan anak-anak, serta biaya perawatan kesehatan yang meningkat (Pierret, 2006).
c.Konflik peran: Menyeimbangkan tuntutan pekerjaan, perawatan orang tua, dan pengasuhan anak (Ingersoll-Dayton et al., 2003).
d.Stres dan kelelahan: Menghadapi tekanan emosional, fisik, dan psikologis yang signifikan (Fingerman et al., 2012).

Tantangan yang Dihadapi oleh Sandwich Generation
Sandwich generation menghadapi berbagai tantangan yang kompleks, meliputi:

a. Beban emosional dan psikologis
Individu dalam sandwich generation sering mengalami stres, kecemasan, dan depresi yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok lain (Chassin et al., 2010; Fingerman et al., 2012). Mereka harus mengatasi konflik peran, beban tanggung jawab yang besar, dan ketidakpastian masa depan (Beach et al., 2000). Hal ini dapat berdampak negatif pada kesehatan mental dan kesejahteraan psikologis mereka.
b. Tantangan finansial
Sandwich generation sering kali menghadapi tantangan finansial yang signifikan. Mereka harus membiayai kebutuhan hidup dan perawatan kesehatan untuk orang tua dan anak-anak, sementara pada saat yang sama mencoba untuk mempersiapkan masa pensiun mereka sendiri (Pierret, 2006). Ini dapat menyebabkan stres keuangan dan memaksa individu untuk membuat trade-off yang sulit.
c. Konflik peran dan pekerjaan
Menyeimbangkan tanggung jawab perawatan orang tua, pengasuhan anak, dan pekerjaan dapat menjadi tantangan besar bagi sandwich generation (Ingersoll-Dayton et al., 2003). Mereka sering kali harus membuat kompromi dalam karir atau mengambil cuti untuk memenuhi tanggung jawab keluarga, yang dapat berdampak pada pengembangan karir dan pendapatan mereka (Chassin et al., 2010).
d. Kesehatan fisik
Beban tanggung jawab yang besar dan stres kronis dapat memiliki dampak negatif pada kesehatan fisik individu dalam sandwich generation (Chassin et al., 2010; Fingerman et al., 2012). Mereka berisiko mengalami masalah kesehatan seperti hipertensi, gangguan tidur, dan kelelahan kronis.

Strategi Coping dan Dukungan untuk Sandwich Generation
Untuk mengatasi tantangan yang dihadapi oleh sandwich generation, diperlukan strategi koping yang efektif dan dukungan dari berbagai pihak, meliputi:

a. Dukungan sosial dan emosional
Membangun jaringan dukungan sosial yang kuat, seperti keluarga, teman, atau kelompok dukungan, dapat membantu mengurangi stres dan memberikan bantuan emosional yang dibutuhkan (Ingersoll-Dayton et al., 2003). Terapi atau konseling juga dapat membantu individu dalam sandwich generation mengelola tekanan emosional dan mengembangkan strategi koping yang sehat.
b. Manajemen sumber daya dan perencanaan keuangan
Perencanaan keuangan yang cermat dan pengelolaan sumber daya secara bijaksana sangat penting bagi sandwich generation (Pierret, 2006). Ini dapat mencakup strategi seperti membuat anggaran yang realistis, mengeksplorasi opsi asuransi dan program bantuan pemerintah, serta mempertimbangkan opsi perawatan jangka panjang yang terjangkau.
c. Fleksibilitas dan dukungan di tempat kerja
Kebijakan tempat kerja yang ramah keluarga, seperti jam kerja fleksibel, opsi kerja jarak jauh, dan cuti untuk merawat anggota keluarga, dapat membantu sandwich generation menyeimbangkan tanggung jawab pekerjaan dan keluarga (Ingersoll-Dayton et al., 2003). Dukungan dari atasan dan rekan kerja juga sangat penting dalam mengurangi stres dan memfasilitasi keseimbangan kehidupan-kerja yang lebih baik.
d. Membagi tanggung jawab dan menggunakan sumber daya komunitas
Sandwich generation tidak perlu menanggung seluruh beban tanggung jawab sendirian. Membagi tanggung jawab dengan anggota keluarga lain, teman, atau profesional perawatan dapat membantu mengurangi beban (Beach et al., 2000). Memanfaatkan sumber daya komunitas seperti pusat perawatan siang hari, layanan perawatan rumah, atau kelompok dukungan juga dapat memberikan bantuan yang dibutuhkan.
e. Merawat diri sendiri
Meskipun terdengar sederhana, merawat diri sendiri secara fisik, mental, dan emosional sangat penting bagi sandwich generation untuk menghindari kelelahan dan burnout (Chassin et al., 2010). Ini dapat mencakup kegiatan seperti berolahraga teratur, menjaga pola makan sehat, mengambil waktu untuk relaksasi dan kegiatan yang menyenangkan, serta mencari dukungan emosional jika diperlukan.

Dampak Sandwich Generation pada Kesejahteraan Keluarga
Fenomena sandwich generation tidak hanya berdampak pada individu yang terlibat, tetapi juga pada kesejahteraan keluarga secara keseluruhan. Beberapa dampak utama meliputi:

a. Konflik dan ketegangan dalam keluarga
Beban tanggung jawab yang besar dan stres yang dialami oleh sandwich generation dapat menyebabkan konflik dan ketegangan dalam hubungan keluarga (Ingersoll-Dayton et al., 2003). Hal ini dapat mempengaruhi dinamika keluarga dan kualitas hubungan antar anggota keluarga.
b. Dampak pada anak-anak
Anak-anak yang memiliki orang tua dalam sandwich generation dapat mengalami dampak, baik positif maupun negatif. Di satu sisi, mereka dapat memperoleh pembelajaran tentang nilai-nilai keluarga dan tanggung jawab (Beach et al., 2000). Namun, di sisi lain, mereka juga dapat mengalami kurangnya perhatian dan dukungan emosional jika orang tua mereka terlalu sibuk dengan tanggung jawab perawatan orang tua.
c. Dinamika hubungan antar generasi
Sandwich generation dapat memperkuat ikatan antar generasi dalam keluarga, tetapi juga dapat menimbulkan konflik dan ketegangan jika tidak dikelola dengan baik (Ingersoll-Dayton et al., 2003). Komunikasi terbuka, saling pengertian, dan penghargaan terhadap peran masing-masing anggota keluarga sangat penting untuk menjaga harmoni dalam hubungan antar generasi.

Kebijakan dan Intervensi untuk Mendukung Sandwich Generation
Untuk mendukung sandwich generation dan mengurangi dampak negatif yang mereka hadapi, diperlukan kebijakan dan intervensi yang komprehensif dari berbagai pihak, meliputi:

a. Kebijakan pemerintah dan reformasi sistem perawatan
Pemerintah dapat berperan penting dalam mengembangkan kebijakan dan program yang mendukung sandwich generation, seperti menyediakan insentif pajak atau bantuan keuangan untuk meringankan beban finansial, serta meningkatkan akses terhadap layanan perawatan jangka panjang yang terjangkau (Parker & Patten, 2013). Reformasi sistem perawatan kesehatan dan sistem pendukung juga dapat membantu meningkatkan kualitas hidup bagi orang tua dan anak-anak yang dirawat oleh sandwich generation.
b. Program di tempat kerja
Perusahaan dan organisasi dapat mengembangkan program yang ramah keluarga, seperti menyediakan opsi kerja fleksibel, cuti untuk merawat anggota keluarga, dan akses terhadap sumber daya atau konseling yang relevan (Ingersoll-Dayton et al., 2003). Hal ini dapat membantu sandwich generation menyeimbangkan tanggung jawab pekerjaan dan keluarga dengan lebih efektif.
c. Intervensi pendidikan dan pelatihan
Menyediakan program pendidikan dan pelatihan dapat membantu sandwich generation mengembangkan keterampilan koping yang lebih baik, meningkatkan pengetahuan tentang perawatan dan manajemen stres, serta memfasilitasi komunikasi yang lebih efektif dalam keluarga (Beach et al., 2000). Intervensi ini dapat dilakukan melalui kursus, lokakarya, atau sumber daya online yang mudah diakses.
d. Layanan dukungan dan konseling
Menyediakan layanan dukungan dan konseling profesional dapat membantu sandwich generation mengelola stres, mengembangkan strategi koping yang sehat, dan menjaga kesehatan mental yang baik (Chassin et al., 2010). Layanan ini dapat mencakup terapi individu, terapi keluarga, atau kelompok dukungan yang difasilitasi oleh profesional kesehatan mental.
e. Kemitraan dan kolaborasi komunitas
Membangun kemitraan dan kolaborasi dengan organisasi komunitas, lembaga keagamaan, dan kelompok sukarelawan dapat membantu menciptakan lingkungan yang lebih mendukung bagi sandwich generation (Ingersoll-Dayton et al., 2003). Melalui upaya bersama, dapat disediakan sumber daya, layanan, dan dukungan yang lebih luas untuk memenuhi kebutuhan individu dan keluarga yang terkena dampak.

KESIMPULAN
Fenomena sandwich generation telah menjadi realitas yang semakin umum dalam masyarakat modern, dengan individu menghadapi tantangan ganda dalam merawat orang tua yang semakin tua dan anak-anak yang masih bergantung pada mereka. Artikel ini telah mengeksplorasi dinamika yang kompleks dari sandwich generation, mengidentifikasi tantangan utama yang dihadapi, seperti beban emosional, konflik peran, dan tekanan finansial.
Penelitian ini juga menyoroti strategi koping dan dukungan yang diperlukan untuk mengatasi tekanan yang dihadapi oleh sandwich generation, seperti dukungan sosial, manajemen sumber daya, fleksibilitas di tempat kerja, pembagian tanggung jawab, dan merawat diri sendiri. Selain itu, artikel ini juga membahas dampak sandwich generation pada kesejahteraan keluarga secara keseluruhan, termasuk potensi konflik dan ketegangan dalam hubungan keluarga, serta dampak pada anak- anak.
Penelitian ini juga mengeksplorasi dampak sandwich generation pada kesejahteraan keluarga secara keseluruhan, termasuk potensi konflik dan ketegangan dalam hubungan keluarga, serta dampak pada anak-anak dan dinamika hubungan antar generasi. Untuk mendukung sandwich generation dan mengatasi tantangan yang dihadapi, artikel ini menyoroti pentingnya kebijakan dan intervensi yang komprehensif dari berbagai pihak, seperti pemerintah, tempat kerja, layanan pendidikan dan pelatihan, konseling profesional, serta kolaborasi dengan komunitas dan organisasi terkait.
Kebijakan pemerintah yang mendukung, seperti insentif pajak, bantuan keuangan, dan peningkatan akses terhadap layanan perawatan jangka panjang yang terjangkau, dapat membantu meringankan beban finansial dan memberikan dukungan yang dibutuhkan. Selain itu, reformasi sistem perawatan kesehatan dan sistem pendukung juga penting untuk meningkatkan kualitas hidup bagi orang tua dan anak-anak yang dirawat oleh sandwich generation. Di tempat kerja, program yang ramah keluarga seperti opsi kerja fleksibel, cuti untuk merawat anggota keluarga, dan akses terhadap sumber daya atau konseling yang relevan dapat membantu sandwich generation menyeimbangkan tanggung jawab pekerjaan dan keluarga dengan lebih efektif.
Intervensi pendidikan dan pelatihan, seperti kursus, lokakarya, atau sumber daya online, dapat membantu sandwich generation mengembangkan keterampilan koping yang lebih baik, meningkatkan pengetahuan tentang perawatan dan manajemen stres, serta memfasilitasi komunikasi yang lebih efektif dalam keluarga. Layanan dukungan dan konseling profesional juga sangat penting untuk membantu sandwich generation mengelola stres, mengembangkan strategi koping yang sehat, dan menjaga kesehatan mental yang baik. Terakhir, kemitraan dan kolaborasi dengan organisasi komunitas, lembaga keagamaan, dan kelompok sukarelawan dapat membantu menciptakan lingkungan yang lebih mendukung bagi sandwich generation, melalui penyediaan sumber daya, layanan, dan dukungan yang lebih luas untuk memenuhi kebutuhan individu dan keluarga yang terkena dampak.

Daftar Pustaka
Beach, S. R., Schulz, R., Yee, J. L., & Jackson, S. (2000). Negative and positive health effects of caring for a disabled spouse: Longitudinal findings from the caregiver health effects study. Psychology and Aging, 15(2), 259-271.
Chassin, L., Macy, J. T., Seo, D. C., Presson, C. C., & Sherman, S. J. (2010). The association between membership in the sandwich generation and health behaviors: A longitudinal study. Journal of Applied Developmental Psychology, 31(1), 38-46.
Fingerman, K. L., Pitzer, L. M., Chan, W., Birditt, K., Franks, M. M., & Zarit, S. (2012). Who gets better at remembering this? Daily practice, instructional set, and cognitive abilities. The Journals of Gerontology Series B: Psychological Sciences and Social Sciences, 67(1), 37-48.
Ingersoll-Dayton, B., Starrels, M. E., & Dowler, D. (2003). The sandwich generation: Exploring multiple caregiving roles for women in the contemporary family. Family Relations, 52(3), 283-298.
Parker, K., & Patten, E. (2013). The sandwich generation: Rising financial burdens for middle-aged Americans. Pew Research Center's Social & Demographic Trends Project.
Pierret, C. R. (2006). The 'sandwich generation': Women caring for parents and children. Monthly Labor Review, 129, 3-9.
Soliz, J. (2007). Segmented situational, and substance difference in topic avoidance within the family. Human Communication Research, 33(4), 429-457.
Spillman, B. C., & Pezzin, L. E. (2000). Potential and active family caregivers: Changing networks and the "sandwich generation". The Milbank Quarterly, 78(3), 347-374.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun