Nama        : Muhammad Fikran Nadhif
Nim         : 21107020003           Â
Prodi        : Sosiologi (A)
Mata Kuliah : Teori Sosiologi Modern
Perihal : Ulangan Tengah Semester
Dosen Penguji : Bapak B. J. Sujibto, S. Sos., M.A.
Covid-19 atau biasa disebut virus corona adalah salah satu fenomena yang hampir melanda seluruh masyarakat dibelahan dunia yang marak diketahui muncul pada tahun 2019.Â
Setelah melalui berbagai macam rintangan dan tantangan bagi masyarakat untuk melawan virus tersebut dan sudah muak dengan kebijakan pemerintah. Maka hal ini mendorong masyarakat untuk berfikir lebih kreatif, inovatif, dan tentunya mandiri dalam berbagai bidang yang dapat menghasilkan uang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Â Â
Setelah beberapa waktu berjalan seiring dengan wabah penyakit corona melanda, saya meneliti usaha yang dimiliki bapak Tarwadi (40) beliau berinisiatif untuk membuka usaha pangan yakni Nasi Bakar. Dengan bermodal pengalaman isteri ibu Kasiyati (40) sebagai alumni tata boga bagian memasak dan keterampilan bapak Tarwadi (40) untuk membungkus segala macam dengan daun serta modal keuangan seadanya. Maka mereka memberanikan diri untuk mencoba hal baru membuat olahan pangan nasi dan lauk menjadi satu dan dibungkus dengan daun pisang.
Seiring berjalannya waktu dan percobaan rasa yang dikira sudah pas untuk dipasarkan. Pada tanggal 6 Juni 2020 bermula dengan membagikan Nasi Bakar kepada tetangga dan beberapa teman. Kami menerima berbagai masukan dari segi rasa, pengemasan, dan banyak juga yang menyarankan untuk dipasarkan sebagai konsumsi sehari-hari.Â
Dari peristiwa tersebut Alhamdulillah hampir semua berkomentar baik mengenai rasa dan lain sebagainya. Maka semakin yakin untuk memasarkannya secara luas atau dipasarkan melalui media sosial.Â
Hingga detik ini usaha kecil nasi bakar tersebut sudah berkembang tidak hanya menerima pesanan namun permintaan cathering, snack, tumpeng, makanan siap saji dan lain sebagainya pun mereka layani. Sehingga memiliki nama produk yakni "Nasi Bakar dan Cathering Kang Tar".
Jadi, menurut saya pengalaman ini merupakan contoh tentang teori modal sosial karena adanya relasi-relasi seseorang. Sunyoto Usman (2018) menitikberatkan bagaimana modal sosial mampu mendayagunakan relasi sosial dalam memperoleh keuntungan ekonomi. Sebagaimana Alejandro Portes (1998) eksistensi modal sosial sebagai alternatif modalitas menjadi signifikan memperoleh keuntungan ekonomi (economic gain).
Relasi tersebut menimbulkan kerjasama dan saling menampakkan kepercayaan satu sama lain. Seperti penjual bahan baku utama, penjual daun pisang, dan yang paling penting yakni konsumen. Serta dalam relasi tersebut membentuk kohesifitas sosial dan merupakan suatu manifestasi bagaimana penjual dengan pembeli mendayagunakan relasi sosial mereka sebagai bentuk modal sosial dalam mendapatkan keuntungan ekonomi.
Saya mengenal teori modal sosial Alejandro Portes dari jurnal yang berjudul "Pelaku Pencurian: Konstruksi Subkultur Berlandaskan Modal Sosial" karya M Luthfi, R Fathy.Â
Di dalam jurnal ini teori modal sosial disorot menjadi dua bagian: 1). Modal sosial bertumpu pada relasi sosial ketimbang terletak pada individu saja, dan 2). Dalam situasi tertentu, modal sosial merupakan basis sosial (keuntungan sosial) yang dimiliki guna memuluskan aktifitas memperoleh keuntungan ekonomi.
Dalam pemahaman saya, teori modal sosial bermula dari individu yang berinteraksi dengan individu lainnya sehingga membentuk sebuah kelompok. Dalam jaringan relasi tersebut terdapat sebuah kerjasama yang memunculkan unsur modal sosial mengikat dan unsur modal sosial capital yang dalam dua hal tersebut jika tidak ada keterkaitan maka kedua pihak tidak saling memiliki menguntungkan
Teori modal sosial diperkenalkan oleh Alejandro Portes. Ia dilahirkan di Havana, Kuba pada tanggal 13 Oktober 1944. Beliau sosiolog terkemuka yang membentuk studi imigrasi dan urbanisasi selama 30 tahun di Amerika-Kuba. Ia menyelesaikan gelar BA di sosiologi pada tahun 1965 di Creighton University di Omaha, NE.
Refrensi:
Luthfi, M., & Fathy, R. (2019). PELAKU PENCURIAN: KONSTRUKSI SUBKULTUR BERLANDASKAN MODAL SOSIAL. Share: Social Work Journal, 9(1), 60-65.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H