Mohon tunggu...
Nadhifa Zulfa
Nadhifa Zulfa Mohon Tunggu... Freelancer - Listening, Learning, Growing

Suka belajar apa saja, terutama bahasa :)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pengembangan Materi Ajar Menulis Cerita Pendek dengan Strategi Webbing untuk Siswa Sekolah Menengah Atas

3 September 2024   15:20 Diperbarui: 3 September 2024   15:44 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Drs. Sam Mukhtar Chaniago, M.Si., dosen Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FBS, UNJ telah melaksanakan penelitian pengembangan materi ajar menulis cerita pendek dengan strategi Webbing untuk siswa sekolah menengah atas.

Penelitian ini diawali dengan analisis kebutuhan dengan melakukan penyebaran angket untuk melihat kebutuhan dan permasalahan terkait materi ajar cerpen. Permasalahan utama yang dijumpai saat ini, hasil pembelajaran menulis cerpen di sekolah belum sepenuhnya sesuai dengan harapan. Penyebab kondisi tersebut antara lain kualitas guru, tiadanya minat siswa, minimalnya materi ajar, alokasi waktu, dan kurikulum. Sasaran pengembangan materi ajar menulis cerita cerpen ini adalah guru dan siswa SMA. Metode penelitian yang digunakan dalam pengembangan materi ajar ini adalah metode Reseach and Development dengan model pengembangan ADDIE . Model ADDIE terdiri dari lima langkah yaitu (1) Analisis; (2) Design/rancangan; (3) Development   (pengembangan); (4) Implementasi; dan (5) Evaluasi.

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan model berupa pengembangan materi ajar menulis teks cerpen dengan strategi webbing di SMA. Pembelajaran bahasa Indonesia dapat diimplementasikan dalam kegiatan berkomunikasi dalam konteks sosial budaya Indonesia. Kemampuan literasi dikembangkan ke dalam pembelajaran menyimak, membaca dan memirsa, menulis, berbicara, dan mempresentasikan untuk berbagai tujuan berbasis genre yang terkait penggunaan bahasa dalam kehidupan. Strategi webbing mengajak seseorang memulai dari kelompok yang kecil, seperti layaknya bermain puzzle. Penelitian ini rencananya dilaksanakan dalam beberapa tahun pengajuan dan untuk tahun pertama ini dikhususkan dalam menganalisis kebutuhan, permasalahan, dan menilai bagaimana penggunaan materi ajar cerpen yang digunakan.

Pada tahun berikutnya, pengembangan materi ajar cerpen menggunakan strategi webbing akan dilakukan. Materi ajar menulis teks cerpen dengan strategi kerangka web, diawali dengan memperkenalkan topik yang diletakkan di puncak atau di tengah-tengah web yang akan dibuat. Setelah memasukkan  topik dalam bentuk secara geometrik (seperti lingkaran, kotak, segiempat, segitiga, atau oval), tanyakan kepada peserta apakah mereka mengetahui topik tersebut. 

Sementara peserta menyumbangkan segala informasi berkenaan dengan topik, semua jawaban peserta dapat dituliskan agar semua peserta dapat melihatnya. Setelah itu, setiap peserta dapat memilih sendiri untuk webnya sendiri yang dia anggap benar dan tepat. Kegiatan tersebut dilakukan peserta dengan memulai kegiatan mencari informasi. Pencarian informasi berdasarkan web yang dibuat tadi dan mengecek kebenarannya; peserta dapat melakukan penambahan dan perubahan untuk web mereka. Selanjutnya, mereka dapat mendiskusikan isi web yang telah dibuat yang dihubungkan dengan informasi yang telah dikumpulkan.

Setelah melengkapi web, diarahkan untuk kegiatan menulis teks cerpen. Proses menulis bisa dimulai dengan menulis sebuah paragraf, yaitu menyusun sebuah kalimat topik dan mengembangkan paragraf dengan ide pendukung. Proses menulis paragraf ini dikaitkan dengan topik utama pada web yang telah dibuat. Setelah itu, paragraf yang telah dibuat dibacakan untuk seluruh kelas. Lebih lanjut, peserta dapat menulis sebuah paragraf lagi baik secara individu, berpasangan, atau dalam kelompok kecil. Setelah selesai, masing-masing dapat membacakannya dan dianalisis berkenaan dengan isi dan strukturnya.

Pada pengembangan materi ajar ini nantinya terdapat proses menulis teks cerpen yang dapat dipadukan, dimodifikasi, dan disesuaikan dengan tujuan dan karakteristik menulis cerpen, yakni (1) tahap pemunculan ide, meliputi mengamati gambar, mengemukakan hal-hal menarik dari gambar, mendaftar ide-ide, menyeleksi ide, menentukan topik; (2) tahap pengembangan ide, meliputi pengembangan webbing; (3) tahap penulisan draf, berdasarkan webbing yang dibuat, menulis paragraf pembuka  paragraf terakhir; (4) tahap penyempurnaan, meliputi penyuntingan dan penulisan kembali draf akhir teks cerpen. (MF)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun