Mohon tunggu...
Nadhifa Tsabita Rahmah
Nadhifa Tsabita Rahmah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Islam Negeri Sultan Maulana Hasanuddin Banten

Topik pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Wali Songo dan Dakwah Islam, Model Penyebaran Islam Wali Songo, Kemajuan Islam Periode Wali Songo

1 Desember 2023   16:10 Diperbarui: 5 Desember 2023   11:12 299
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Artikel ini saya tulis untuk memenuhi tugas UAS Mata Kuliah Sejarah Peradaban Islam (SPI) dengan Dosen Pengampu, Dr. H. Syaeful Bahri, S.Ag, MM, CHCM. Dalam artikel ini saya akan mengulas mengenai " Wali Songo dan Dakwah Islam, Model Penyebaran Islam Wali Songo, Kemajuan Islam Periode Wali Songo "

A. Sejarah Wali Songo

Wali artinya adalah wakil, sedangkan songo berarti sembilan dalam bahasa Jawa. Wali Songo dapat diartikan sebagai sembilan wakil atau wali Allah Swt.

Wali Songo adalah sebutan bagi sembilan orang wali yang berperan menyebarkan agama Islam di Pulau Jawa, seperti Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Setiap wali memiliki sebutan yang disesuaikan dengan tempat tinggal dan wilayah penyebarannya.

Para Wali Songo menyebarkan agama Islam dengan pendekatan budaya, yaitu dengan memadukan seni budaya lokal dengan ajaran Islam. Contohnya adalah wayang, tembang Jawa, gamelan, serta upacara adat yang digabungkan dengan ajaran dan makna Islam.

Metode dakwah yang lembut, damai, dan tanpa unsur paksaan tersebut membuat masyarakat Jawa bisa menerima kehadiran Wali Songo dan ajaran Islam secara sukarela.

Berikut ini adalah daftar nama Wali Songo dan wilayah penyebarannya.

1. Sunan Ampel

Sunan Ampel memiliki nama asli Raden Rahmat, ia adalah putra dari Syekh Maulana Malik Ibrahim. Bersama adiknya, Sayud Ali Murtadho, ia datang ke Pulau Jawa pada 1443. Nama Ampel diambil dari daerah bernama Ampel Denta, daerah rawa yang dihadiahkan Raja Majapahit kepadanya. Di tempat ini, Sunan Ampel menyebarkan agama Islam dengan mulai mendirikan Pesantren Ampel Denta.

2. Sunan Bonang

Nama asli Sunan Bonang adalah Raden Makdum Ibrahim. Ia adalah anak dari Sunan Ampel dan cucu dari Maulana Malik Ibrahim. Mulanya, ia berdakwah di Kediri yang kala itu penduduknya banyak beragama Hindu. Kemudian ia menetap di Desa Bonang, Lasem, Jawa Tengah. Sunan Bonang kemudian mendirikan pesantren yang dikenal sebagai Watu Layar. Ia wafat pada 1525 dan dimakamkan di Tuban, sebelah barat Masjid Agung.

3. Sunan Drajat

Raden Qasim merupakan nama asli dari Sunan Drajat yang kemudian mendapat gelar menjadi Raden Syarifuddin. Dia adalah putra dari Sunan Ampel dan juga saudara dari Sunan Bonang. Sunan Drajat berdakwah di sebuah desa bernama Desa Drajat, Kecamatan Paciran, Lamongan, Jawa Timur.

4. Sunan Giri

Sunan Giri adalah pendiri Kerajaan Giri Kedaton. Ia memiliki nama asli Maulana 'Ainul Yaqin. Sunan Giri membangun Giri Kedaton sebagai pusat penyebaran agama Islam di Pulau Jawa. Meskipun berada di Gresik, tetapi pengaruh ajaran Islam dari Sunan Giri bisa sampai ke Madura, Lombok, Kalimantan, Sulawesi bahkan Maluku.

5. Sunan Gresik

Sunan Gresik memiliki nama asli Maulana Malik Ibrahim. Daerah yang ditujunya adalah Desa Sembalo, desa yang masih berada dalam wilayah kekuasaan Majapahit. Sunan Gresik meninggal pada 1419 usai membangun pondokan yang digunakan sebagai tempat belajar agama di Leran.

6. Sunan Gunung Jati

Sunan Gunung Jati memiliki nama asli Syarif Hidayatullah. Ia berdakwah di daerah Cirebon, mendirikan kerajaan, dan melepaskan diri dari pengaruh Padjajaran. Hal itu membuat Sunan Gunung Jati menjadi Wali Songo yang memiliki kedudukan sebagai raja

7. Sunan Kalijaga

Sunan Kalijaga lahir pada 1401. Nama kecilnya adalah Jaka Said dan sering disebut sebagai raden Mas Said. Wilayah tempat berdakwahnya tidak terbatas sebab ia adalah seorang mubalig keliling.

8. Sunan Kudus

Lahir, besar, dan meninggal di Kota Kudus, membuat Ja'far Shodiq disebut sebagai Sunan Kudus. Ia berdakwah di tengah masyarakat yang menganut agama Hindu dan Buddha. Hal itu membuatnya menerapkan strategi dakwah dengan menghargai adat istiadat yang lama dianut warga sekitar. Salah satunya membangun masjid dengan bentuk menyerupai candi miliki umat Hindu. Pada 1550, Sunan Kudus meninggal saat menjadi imam salat subuh di Masjid Menara Kudus.

9. Sunan Muria

Sunan Muria memiliki nama kecil yakni Raden Pratowo. Ia adalah putra dari Sunan Kalijaga. Ia memiliki daerah yang sangat terpencil dan jauh dari pusat kota untuk menyebarkan agama Islam. Sunan Muria menyebarkannya melalui para pedagang, nelayan, pelaut, dan rakyat jelata.

B. Dakwah Islam Walisongo 

Dakwah Wali Songo memiliki beberapa materi pokok, yaitu:

1. Akidah Islam

Walisongo mengajarkan akidah Islam yang murni, yaitu tauhid kepada Allah SWT. Mereka mengajarkan bahwa Allah SWT adalah satu-satunya Tuhan yang berhak disembah. Mereka juga mengajarkan bahwa Nabi Muhammad SAW adalah utusan Allah SWT yang terakhir.

2. Syari'at Islam

Walisongo mengajarkan syari'at Islam yang praktis dan mudah dilaksanakan oleh masyarakat. Mereka mengajarkan tentang ibadah, muamalah, dan akhlak.

3. Akhlak Islam

Walisongo mengajarkan akhlak Islam yang mulia, yaitu akhlak yang sesuai dengan ajaran Rasulullah SAW. Mereka mengajarkan tentang pentingnya berbuat baik kepada sesama, menjaga kehormatan, dan menghindari perbuatan dosa.

C. Strategi Dakwah Islam Walisongo

Walisongo menggunakan berbagai strategi dakwah untuk menyebarkan Islam di Jawa. Beberapa strategi dakwah yang mereka gunakan, antara lain:

1. Pendekatan kultural

Walisongo menggunakan pendekatan kultural untuk menyesuaikan ajaran Islam dengan budaya masyarakat Jawa. Mereka menggunakan kesenian, adat istiadat, dan tradisi masyarakat Jawa untuk menyampaikan ajaran Islam.

2. Pendekatan pendidikan

Walisongo mendirikan pesantren untuk mengajarkan ajaran Islam kepada masyarakat. Pesantren menjadi sarana penting untuk penyebaran Islam di Jawa.

3. Pendekatan sosial

Walisongo membantu masyarakat dalam berbagai bidang, seperti ekonomi, pendidikan, dan kesehatan.

D. Kemajuan Islam periode wali songo.

Walisongo mulai hadir di abad ke -15, tepatnya ketika Sunan Gresik mendirikan

majelis dakwah pada 1404. Wali bukanlah nama, melainkan sebutan julukan yang mengadung perlambang suatu dewan para wali. Angka Sembilan sebelum islam berkembang dianggap angka keramat. Peran walisongo dan ulama sengaja untuk berdakwah, mengajar, dan mendirikan pesantren. Melalui pendidikan, proses penyebaran Islam lebih cepat dan berhasil. Peran Ulama dan para wali sangat penting dalam proses penyebaran Islam terutama di lingkungan pedalaman yang masih menganut kepercayaan lama sehingga dapat memeluk agama Islam. Mereka menggunakan kebudayaan dan kesenian untuk berdakwah, seperti wayang dan macapat yang telah ada lebih dulu.

Masa wali songo merupakan masa keemasan penyebaran agama Islam di tanah Jawa. Pada masa ini, Islam berhasil diterima oleh masyarakat Jawa secara luas, baik dari kalangan atas maupun bawah. Hal ini tidak lepas dari peran para wali songo yang menyebarkan Islam dengan berbagai cara yang disesuaikan dengan kondisi masyarakat Jawa. Kemajuan Islam periode wali songo dapat dilihat dari berbagai aspek, antara lain:

1. Aspek penyebaran

Pada masa wali songo, Islam berhasil menyebar ke seluruh wilayah Jawa, mulai dari pesisir hingga pedalaman.

2. Aspek sosial

Penyebaran Islam pada masa wali songo juga membawa kemajuan di bidang sosial. Hal ini terlihat dari meningkatnya derajat kaum perempuan dan masyarakat bawah.

3. Aspek ekonomi

Penyebaran Islam juga membawa kemajuan di bidang ekonomi. Hal ini terlihat dari berkembangnya perdagangan dan industri di tanah Jawa.

4. Aspek politik

Penyebaran Islam pada masa wali songo juga membawa kemajuan di bidang politik. Hal ini terlihat dari berdirinya kerajaan-kerajaan Islam di Jawa, seperti Demak, Banten, dan Cirebon.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun