Mohon tunggu...
Nadhifa Thufailah
Nadhifa Thufailah Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - mahasiswa teknik sipil universitas diponegoro

hobi saya gym dan berenang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Mahasiswa KKN UNDIP Mengedukasi Masyarakat tentang Lubang Biopori dan Sumur Resapan

13 Agustus 2022   22:27 Diperbarui: 14 Agustus 2022   00:00 385
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kelurahan Medang, Kab. Tangerang (13/7). Peresapan air adalah upaya untuk meningkatkan resapan air dengan memasukkan air semaksimal mungkin ke dalam tanah terkait dengan pengendalian banjir dan peningkatan cadangan air tanah, misalnya dengan biopori, sumur resapan, Bangunan Terjunan Air (BTA), rorak, dan Saluran Pengelolaan Air (SPA). 

Lubang Resapan Biopori (LRB) merupakan lubang silindris vertikal kedalam tanah dengan diameter sekitar 10 cm dan kedalaman yang tidak melebihi kedalaman muka air tanah. Lubang diisi dengan sampah organik yang memicu terbentuknya biopori. Penerapan biopori dilakukan oleh masyarakat di RW 05 Kelurahan Medang, Kecamatan Pagedangang, Kabupaten Tangerang.

Sumur resapan merupakan bangunan yang menyerupai sumur atau lubang dengan kedalaman tertentu untuk menampung air hujan dan meresapkannya kedalam tanah. Manfaat dari sumur resapan yaitu mengurangi aliran permukaan, menekan laju erosi, maupun melindungi kualitas air tanah.

Program ini dilaksanakan dengan dua cara, yaitu pembuatan poster lubang biopori dan sumur resapan dan alat biopori sederhana untuk mengedukasi masyarakat sekitar. Pembuatan alat biopori dengan menggunakan pipa pralon berukuran 4 inchi yang dilubangi dengan panjang 50-100 cm. Selain itu, biopori juga membutuhkan sampah organik seperti
akar tumbuhan da daun-daunan

dokpri
dokpri

dokpri
dokpri
dokpri
dokpri
Perbedaan dari keduanya tidak jauh berbeda, hanya biopori menggunakan sampah-sampah organic didalamnya. Keduanya memiliki manfaat yang tidak jauh berbeda, namun sumur resapan membutuhkan lahan yang cukup besar dan lebih sulit sementara lubang biopori atau tanaman biopori tidak terlalu mahal dan dapat dilakukan di lahan yang terbatas. Sehingga, untuk awal disarankan membuat lubang biopori karena lebih mudah dan murah


Dengan diadakannya sosialisasi ini diharapkan masyarakat RW 05, kelurahan medang dapat menerapkan ke dalam kehidupan nyata mengenai penggunaan lubang biopori dan sumur resapan sebagai salah satu cara untuk mencegah terjadinya banjir dan menambah volume air tanah.

Penulis: Nadhifa Thufailah
Fakultas: Teknik Sipil
DPL: Fajrul Falah, S.Hum., M.Hum.

KKN TIM II Undip 2022 Kelurahan Medang, Kabupaten Tangerang

#KKNTIMIIUNDIP2022
#P2KKNUNDIP
#LPPMUNDIP
#UNDIP

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun