Mohon tunggu...
Nadhifa Salsabila Kurnia
Nadhifa Salsabila Kurnia Mohon Tunggu... Penulis - Masih setia dengan Bandung, namun melalui tulisannya sering kali berjalan ke Korea Selatan dan berbagai belahan dunia lain

Sarjana Ilmu Komunikasi Jurnalistik, pencinta literasi, penyuka fiksi, menulis dimana saja dan kapa saja

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Apa Itu Daddy Issue? Siapapun Bisa Memilikinya, Termasuk Laki-Laki

25 Juni 2021   22:30 Diperbarui: 25 Juni 2021   22:32 5119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi anak laki-laki dimarahi Ayah | pexels/August de Richelieu

Istilah Daddy Issue sering kali membuat orang bingung mengenai artinya. Ternyata, dalam dunia psikologi apa itu Daddy Issue juga bukan sebuah istilah resmi. Melainkan sebutan yang muncul untuk seseorang yang punya trauma hubungan dengan Ayah, sehingga berpengaruh banyak terhadap pembentukan karakternya.

Apa itu Daddy Issue menurut psikolog?

Dilansir dari kompas.com, psikolog Tika Bisono, S.Psi, M.Psi.T mengartikan apa itu Daddy Issue dalam kajian psikoanalisis soal Ayah yang ada dalam pembahasan oleh Sigmund Freud soal Teori Oedipus Complex.

Sosoknya ini dikenal sebagai Bapak Psikoanalisis, dimaa dalam Teori Oedipus ini menganai tahap-tahap perkembangan psikoseksual. Menggambarkan bagaimana perasaan keinginan anak terhadap orang tua lawan jenisnya dan kecemburuan dan kemarahan pada orang tua sesama jenis.

Jadi, menurut Tika bagi seorang anak kecil, ada kalanya anak tidak suka pada Ayahnya. Katannya dengan berbagai masalah traumatik menyangkut sang Ayah.

Baca juga: Puisi: Balada Sepasang Kaki Letih dan Sepasang Sandal Tua

Penyebab Daddy Issue

Adapun yang bisa jadi penyebab Daddy Issue ini bisa oleh karena beberapa hal. Di antaranya seperti pernikahan dini. Kehilangan sosok Ayah dalam keluarga, hingga menyangkut masalah Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT).

Contoh ketika ibu jadi korban KDRT. Meskipun Ibunya pasrah, anak tidak bisa berkompromi dengan situasi ini. Ketika seorang pria melakukan KDRT, saat itu juga ia sudah gagal menadi figur suami maupun Ayah.

Dampaknya ini bisa jadi Ayah adalah sosok yang tidak memiliki dampak dalam hidupnya. Hingga bisa jadi ia memiliki sifat yang seperti Ayahnya sebagai bentuk balas dendam.

Mencari sosok Ayah

Selanjutnya, menurut Tika anak yang memiliki Daddy Issue ini akan mencoba melihat di luar keluarganya, sosok yang dianggap miliki jiwa seperti Ayah. Ia bisa jadi membandingkan sosok ideal seorang Ayah yang ia tahu dengan orang luar tersebut.

Sosok ideal ini bisa siapa saja, seperti yang ditemukannya di ajaran agama, sekolah, hingga dalam keluarga besar serta teman-temannya.

Sosok Ayah yang dilihatnya diluar ini membentuk sebuh idealisme yang sangat berbeda dengan sosok ayah di luar. Sehingga munculah pemahaman. Oh jadi, sosok Ayah yang benar tuh yang seperti ini.

Baca juga: Telat Nikah Nggak Masalah, Asalkan...

Lalu apakah Daddy Issue ini bisa ditangani?

Seseorang yang memiliki permasalahan dengan Daddy Issue ini bisa ditangani menyesuaikan dengan tingkat keparahannya. Jika memang belum terlalu parah, masalah Daddy Issue ini bisa ditangani dengan menceritakan pada teman dekat atau orang kepercayaan.

Namun, jika maalah Daddy Issue ini sudah berada di level yang tinggi, maka Tika menyarankan untuk meminta penangannya pada yang professional. Para professional ini bisa psikolog, psikiater, konselor, dan orang-orang yang bisa dipercaya.

Contohnyas seperti pada ustadz, ustadzah, pasto, dan pendeta, yang kaitannya dengan mereka yang memiliki bilai religious dan spiritual.

Biasanya penanganan jika Daddy Issue sudah terlihat lebih parah, ya harus pergi ke psikoterapi.

Tidak melulu dialami perempuan saja

Tidak peduli perempuan atau laki, siapa pun bisa memiliki luka keterikatan karena tidak memiliki hubungan yang kuat dengan orang tua mereka. Kemunculan Daddy Issue pada setiap orang bisa berbeda. Intinya, bisa jadi ini masalah yang dihadapi, Ibu, Nenek, hingga Kakek.

Baca juga: Iming-iming Bukan Cara Ideal Mengatasi Anak Rewel

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun