Contohnya di wilayah Muscat (Oman), matahari akan berada tepat di atas kepala sat tengah hari atau Solstis siang hari. Jadi, dampaknya di Indonesia akan terasa di kota atau provinsi yang berada di bagian selatan.
Wilayah Indonesia bagian selatan ini di antaranya Suamtera Selatan, Bengkulu, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Maluku, serta Sebagian wilayah Papua.
Sementara untuk wilayah Indonesia di bagian belahan bumi utara, waktu siangnya akan menjadi lebih panjang. Namun, untuk di daerah sekitar ekuator perbedaan durasinya ini tidak akan begitu terlihat jika dibandingkan hari biasanya.
Baca juga: Purnama, Gerhana dan Bangsa Pilihan
Secara rinci, perbedaan durasi lamanya siang ini adalah Kupang(11,5 jam), Â Jawa bervariasi (11,65-11,75 jam), dan Sabang 12,5 jam. Sedangkan Lampung akan mengalami waktu siang terpendek, setidaknya dalam enam bulan terakhir ini.
Jadi, bisa disimpulkan penambahan waktu siang hari lebih lama di Indonesia ini hanya sekitar 11 menit.
Fenomena Titik Balik Matahari bertepatan dengan Gerhana Matahari Cincin
Khusus di Indonesia, fenomena Titik Balik Matahari ini bersamaan dengan Gerhana Matahari Cincin yang di Indonesia hanya diamati sebagai Gerhana Matahari Sebagian. Maka dari itu Lapan menyebut fenomena astronomi kali ini dengan Cincin Api Solstis.
Menurut Lapan fenomena Cincin Api Solstis ini langka terjadinya. Terakhir kali terjadi pada 21 Juni 1948. Â Kemungkinan baru akan terulang kembali pada 21 Juni 2039 atau 19 tahun lagi.
Baca juga: Infografis: Waktu Gerhana Matahari Sebagian di Indonesia
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H