Mohon tunggu...
Nadhifa Salsabila Kurnia
Nadhifa Salsabila Kurnia Mohon Tunggu... Penulis - Masih setia dengan Bandung, namun melalui tulisannya sering kali berjalan ke Korea Selatan dan berbagai belahan dunia lain

Sarjana Ilmu Komunikasi Jurnalistik, pencinta literasi, penyuka fiksi, menulis dimana saja dan kapa saja

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Kata Siapa Minum Susu Hanya untuk Anak Kecil?

1 Juni 2021   08:38 Diperbarui: 1 Juni 2021   09:09 360
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kalian masih suka minum susu? Di keluarga saya minum susu semacam menjadi tradisi. Meskipun susu yang saya suka hanya rasa cokelat, moka, dan caramel, namun kewajiban minum susu itu menjadi aktivitas rutin ketika bangun tidur sejak kecil. Rutinitas minum susu di pagi hari ini diharapkan berlanjut hingga usia dewasa hingga lansia.

Pasalnya, yang mengharuskan rajin susu ini sendiri adalah nenek, yang sangat menyukai susu murni yang dicampurkan dengan setengah sendok teh kopi hitam pahit. Biar sehat, katanya. Ia percaya minum susu bukan hanya untuk anak kecil, tetapi dewasa pun harus tetap rutin.

Manfaat susu memang dinilai memiliki banyak nilai baik jika dikonsumsi manusia. Di antaranya, sumber gizi kalsium paling banyak bisa diperoleh dari susu, jika dibandingkan dengan jenis makanan lainnya. Maka dari itu anak-anak dibiasakan untuk konsumsi susu. Supaya pertumbuhan tulangnya baik. Sebelum susu yang sekarang sudah banyak digunakan untuk berbagai olahan selain minum susu, ada sejarah dibaliknya.

Sebagai bahan makanan yang termasuk dalam empat sehat lima sempurna, susu juga memiliki hari peringatannya sendiri secara global, yang disebut World Milk Day yang jatuh pada setiap tanggal 1 Juni. Dahulunya, ada sekelompok orang yang menjadi peminum susu pertama. Bagaimana sejarahnya?

Baca juga: Bagaimana Peran Nutrisi pada Masa Pandemi?

Sejarah minum susu di dunia

Sejarah susu pertama kali dikonsumsi manusia ini berasal dari mereka yang berpfrofesi sebagai pengembala. Seperti dilansir dari Kompas.com, orang pertama yang minum susu sapi dan menjadikannya konsumsi sehari-hari berasal dari kawasan Eropa Barat. Kebanyakan masyarakat di sini menjalani kehidupan mereka sebagai seorang peternak. Ada tradisi mengembala dan hidup berdampingan dengan para hewan ternak.

Untuk itu orang-orang di sini tak hanya minum susu sapi dari hasil ternak, tetapi juga menjadikan susu sebagai sumber bahan pangan mereka. Manfaat susu yang sangat besar di kehidupan mereka ini  terus berlanjut dan menjadi berbagai olahan makanan. Meluas, hingga dikonsumsi juga di wilayah Eropa Utara dan Amerika Utara serta negara-negara lainnya.

Baca juga: Cabai Mahal, Tanam Saja Sendiri

Manfaat susu dan kandungan di dalamnya

Dilansir dari Kompas.com, ahli gizi komunitas Dr.Tan Shot Yen mengatakan jika manfaat susu yang mengandung banyak gizi baik bagi manusia. Kalsium yang terkadung dalam susu ini ada sebanyak 143 miligram/100 gram. Kalsium yang ada pada susu berasal dari protein hewani. Menurut Tan, protein yang lebih mudah dicerna manusia adalah protein hewani daripada protein nabati. Maka dari itu, gizi kalsium yang ada pada susu ini manfaatnya lebih praktis.

Bagaimana manfaat susu bagi masyarakat Indonesia?

Susu bagi masyarakat Indonesia tetap saja baik dikonsumsi. Hanya saja, dari segi efek yang bisa ditimbulkan, masyarakat Indonesia dinilai memiliki intoleransi tinggi. Ini dilihat dari efek yang ditimbulkan dari kandungan laktosa yang ada pada susu. Menurut Tan, sistem pencernaan masyarakat Indonesia ini sensitif terhadap protein yang ada pada susu. Maksud efek yang bisa ditimbulkan ini seperti mencret, kembung, hingga tidak bisa menolerir laktosa.

Baca juga: Pentingnya Nutrisi Protein pada Ibu Hamil

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun