Mohon tunggu...
Nadhifa Salsabila Kurnia
Nadhifa Salsabila Kurnia Mohon Tunggu... Penulis - Masih setia dengan Bandung, namun melalui tulisannya sering kali berjalan ke Korea Selatan dan berbagai belahan dunia lain

Sarjana Ilmu Komunikasi Jurnalistik, pencinta literasi, penyuka fiksi, menulis dimana saja dan kapa saja

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Sejarah Giant, Pasar Ritel Raksasa Asal Malaysia yang Pernah Berjaya di Indonesia

25 Mei 2021   21:51 Diperbarui: 25 Mei 2021   22:08 861
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Giant Mall Cinere | Dok.Kompas/Walda Marison

Giant selalu mempunyai tempat sendiri di hati. Semasa kecil, orang tua biasanya berbelanja di Giant. Apalagi itu salah satu kenangan yang dimiliki semasa alamarhum Bapak, masih ada. Usut punya usut, di masa itu saya belum tahu jika Giant di BSD City, tempat berbelanja bulanan di kala itu ternyata merupakan gerai Giant pertama yang dibuka di Indonesia.

Perusahaan ritel modern asal negara tetangga ini ternyata benar-benar pernah seberjaya itu pada masanya. Meskipun pada akhirnya, Giant harus mengalah pada pasar ritel modern lainnya yang terus membuat pamornya berkurang. Meski ditutup di masa pandemi tahun 2021 gerainya di Indonesia, namun penyebab berkurangnya minat masyarakat pada Giant sudah mulai tercium sejak tahun 2015.

Sejarah Giant masuk ke Indonesia

Di Indonesia, Giant mulai beroperasi di tahun 2002. Gerai pertamanya ini terletak di Villa Melati Mas Serpong, Tangerang. Berkembang begitu pesat dan langsung menarik minat masyarakat kala itu. Apalagi, industri pasar ritel modern baru saja berkembang di tahun tersebut. Di sisi lain, keberadaanya di BSD City, Serpong, kota yang penduduknya kebanyakan berasal merepresentasikan gaya hidup modern ini juga seakan menjadi keuntungan tersendiri.

Seiring dengan perkembangannya, Giant dikenal sebagai bagian dari keluarga PT Hero Supermarket Tbk. Namun, sejarah Giant yang sebenarnya berasal dari Malaysia. Perusahaan induk Giant ini terletak di Malaysia dan merupakan milik Keluarga Teng dan didirikan di Kuala Lumpur pada tahun 1944. Kantor pusatnya di Malaysia berlokasi di Shah Alam, Selangor Darul Ehsan, Malaysia.

Baca juga: Midas Touch, Menjadi Pengusaha Sukses dengan Metafora 5 Jari

Mengenang sejarah Giant di masa berjayanya di Indonesia

Setelah akhirnya bergabung dengan Hero Grup, Giant menjadi andalan Hero sebagai supermarket yang bersaing dengan Carrefour yang kala itu juga sedang naik pamor dan cukup mendominasi. Hingga kemudian di tahun 2010, sejarah Giant berlanjut berada di bawah naungan Dairy Farm International Holdings, yang merupakan perusahaan ritel asal Hong Kong.

Dairy Farm International Holdings ini adalah anggota dari Jardine Matheson Group, yakni perusahaan grosir makanan serta produk kebersihan pribadi di wilayah Pasifik dan China. Satu dekade berlalu setelah semakin melenggang, di tahun 2012 Hero tercatat memiliki karyawan sebanyak lebih dari 13.700 orang dan melayani pelanggan di 588 gerai. Catatan ini berdasarkan dari situs perusahaan yang tak hanya meliputi Indonesia saja.

Sejarah Giant terdiri dari tiga jenis gerai. Ada gerai Giant Ekstra yang formatnya berupa toko hypermarket dengan produk ditawarkan makanan sehari-hari dalam satu atap. Kedua ada Giant Ekspres yang konsepnya adalah supermarket. Sementara ketiga adalah minimarket yang disebut Giant Mart. Dua jenis gerai lainnya ini tidak sebesar gerai Giant Ekstra.

Baca juga: "Meneropong" IPO-nya GoTo

Sejarah Giant di Indonesia mulai meredup pamornya

Hero memutuskan menutup seluruh gerai Giant per tanggal 1 Juli 2021 di Indonesia. Meski mungkin salah satu penyebabnya adalah dampak melemahnya ekonomi di masa pandemi, namun melambatnya pamor Giant sudah dimulai sejak tahun 2015. Di tahun ini 75 gerai Giant dimumumkan ditutup oleh Hero, meliputi di berbagai daerah.

Rangkaian alasan yang diungkapkan saat itu adalah perihal pelemahan ekonomi,  turunnya daya beli, serta regulasi yang menambah tekanan bagi para penjual. Di tahun 2018, korban penutupan gerai Giant banyak dilakukan untuk Giant Ekspres. Berkurangnya dari angka 166 hingga tinggal 142 gerai. Lalu di tahun 2019 penutupan sejumlah gerai besar dan kecil terjadi.

Di antaranya yang ditutup adalah Giant Ekspres Cinere Mall, Giant Ekspres Mampang, Giant Ekspres Pondok Timur, Giant Ekstra Jatimakmur, Giant Mitra 10 Cibubur, dan Giant Ekstra Wisma Asri. Bagaimanapun Hero Grup terus berkembang menyesuaikan kebutuhan dan keinginan pelanggan.

Meskipun akhirnya harus melepaskan sejarah Giant yang panjang. Hero Grup Melihat di tahun 2021 minat pada kebutuhan rumah tangga dan kecantikan lebih banyak, hingga perusaahan memutuskan lebih fokus pada yang lebih potensial, yakni IKEA dan Guardian.

Baca juga: Kebangkitan Industri Hulu Migas Indonesia: Raih Produksi Minyak 1 Juta Barel per Hari

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun