Bukan fenomena alam, sebagian masyarakat lama ini percaya mengenai mitos gerhana Bulan.
Gerhana Bulan adalah salah satu fenomena alam yang terjadi ketika bayangan bulan melewati bumi. Ada berbagai jenis kondisi gerhana bulan. Mulai dari gerhana bulan yang hanya sebagian dari permukaan saja hingga secara menyeluruh total. Namun, sebagian masyarakat terutama yang berasal dari pegangan kuno memiliki beberapa kepercayaan mistis akan terjadinya gerhana bulan.
Seperti dilansir dari Kompas.com yang mengutip pernyataan EC Krupp, Direktur Observatorium Griffith di Los Angeles, California. Menurut mereka banyak budaya kuno yang melihat fenomena alam satu ini sebagai bentuk ancaman bagi tatanan alam normal hingga berkembang beberapa mitos gerhana Bulan. Hingga mitos yang beredar menganggap gerhana bulan sebagai sesuatu yang menakutkan.
Berdasarkan dari National Geographic, berikut ini mitos gerhana Bulan yang ada di berbagai belahan dunia.
Baca juga: Awan Lenticular, Topi Bundar Penghias Sang Gunung
1. Suku Inca

Ketakutan Suku Inca adalah jaguar yang telah memakan Bulan ini turun  ke bumi dan melahap manusia. Untuk itu cara unik Suku Inca dalam menghadapati gerhana bulan adalah dengan melakukan sejumlah ritual yang tujuannya mengusir jaguar agar tidak berkeliaran di bumi. Pertama, dengan mengibaskan tombak  ke arah Bulan, berusaha menciptakan suara berisik, atau bisa dengan memukuli anjing mereka agar mau menggonggong.
2. Bangsa Mesopotamia
Sementara mitos gerhana Bulan yang dipercaya bangsa Mesopotamia juga berkaitan dengan akan terjadinya sesuatu yang buruk. Menurut Krupp, Bangsa Mesopotamia ini percaya bahwa kehidupan langit dan bumi saling berkaitan. Mereka meyakini jika Raja mewakili tanah, sehingga terjadinya gerhana Bulan membuat mereka harus mengantisipasinya sebagai serangan untuk raja dari langit.
Oleh karena itu, agar raja mereka tidak diserang, saat gerhana Bulan terjadi Bangsa Mesopotamia biasanya mengganti sementara raja mereka yang sesungguhnya. Sementara raja asli akan menyamar menjadi orang biasa. Untuk orang yang menggantikan raja, harus mau menerima segala serangan. Namun, raja pengganti ini juga diperlakukan layak seorang raja sungguhan.
Baca juga: Pastikan Kita Salah Satu Saksi Munculnya Gerhana Bulan Stroberi
3. Suku Hupa
Mitos gerhana Bulan yang dipercaya Suku Hupa berbeda lagi. Krupp menjelaskan jika suku ini percaya jika Bulan memiliki banyak istri yakni sebanyak 20 orang dan memiliki banyak hewan peliharaan juga. Di antara hewan peliharaan ini adalah ular dan singa gunung.
Ketika Bulan tidak cukup memberikan makan pada peliharaannya, maka hewan-hewan ini akan menyerang Bulan hingga Bulan berdarah dan menjadi berwarna merah. Gerhana Bulan akan berakhir saat istri-istri Bulan ini datang dan menolongnya. Sedikit berbeda dengan Suku Luiseno yang ada di California Selatan. Mereka tidak menggangap gerhana bulan pertanda buruk, tetapi kondisi saat bulan sedang sakit dan harus didoakan kesembuhannya.
4. Masyarakat Togo
Meskipun berdasarkan ulasan di atas sepertinya kebanyakan kepercayaan masyarakat lama mitos gerhana Bulan artinya terjadi sesuatu yang buruk, namun tidak semua suku atau masyarakat berpikiran seperti itu. Â Misalnya dalam pemikiran Masyarakat Togo, orang Batammaliba di Togo da Benin, Afrika, mempercayai mitos gerhana Bulan sebagai peristiwa saat Bulan dan Matahari terlibat dalam pertempuran.
Pertempuran ini bukan untuk maksud yang negatif, melainkan sebuah waktu yang digunakan untuk bersatu dan menyelesaikan perselisihan serta kemarahan yang lama terpendam.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI