Mohon tunggu...
nadhifa 27
nadhifa 27 Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

untuk tugas

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pemanfaatan Pajak Rokokdan Bea Cukai bagi Pembiayaan Kesehatan

22 Agustus 2023   22:39 Diperbarui: 22 Agustus 2023   22:51 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

 Pemanfaatan pajak rokok dan bea cukai untuk penambahan pembiayaan kesehatan adalah suatu pendekatan yang umum digunakan oleh banyak negara sebagai cara untuk mengumpulkan dana tambahan untuk sistem kesehatan. Pendekatan ini didasarkan pada prinsip bahwa produk-produk yang berpotensi merugikan kesehatan, seperti rokok, dapat dikenakan pajak atau bea cukai yang kemudian dana yang terkumpul dari pajak atau bea cukai tersebut dapat dialokasikan untuk mendukung sistem kesehatan.

 Cukai rokok memiliki peran penting dalam kontribusi pendapatan negara. Pada tahun ke tahunnya, pendapatan negara dari pajak atau cukai rokok mencapai lebih dari Rp170 triliun. Seiring dengan peningkatan jumlah pendapatan ini, perhatian terhadap pemanfaatan dana cukai rokok untuk pembiayaan kesehatan juga semakin meningkat. Dana ini diharapkan dapat digunakan untuk mendukung penanganan masalah kesehatan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat

 Beberapa alasan yang mendukung pemanfaatan pajak rokok dan bea cukai untuk pembiayaan kesehatan adalah:

1.Pendapatan Tambahan untuk Kesehatan: Pajak rokok dan bea cukai pada produk-produk berbahaya seperti alkohol dan minuman manis dapat menghasilkan pendapatan tambahan yang signifikan untuk sektor kesehatan. Pendapatan ini dapat digunakan untuk memperkuat infrastruktur kesehatan, meningkatkan aksesibilitas layanan kesehatan, dan meningkatkan kualitas perawatan medis.

2.Dorongan untuk Mengurangi Konsumsi Berbahaya: Peningkatan tarif pajak rokok dan bea cukai dapat memberikan insentif bagi masyarakat untuk mengurangi konsumsi produk berbahaya tersebut. Hal ini bisa berdampak positif pada tingkat kesehatan populasi secara keseluruhan.

3.Dukungan bagi Pencegahan Penyakit: Dana yang diperoleh dari pajak rokok dan bea cukai dapat digunakan untuk program-program pencegahan penyakit, seperti kampanye antirokok, promosi gaya hidup sehat, dan program imunisasi. Ini dapat membantu mengurangi beban penyakit dan meningkatkan kesehatan masyarakat.

4.Mengurangi Beban Anggaran Pemerintah: Dengan mengalokasikan dana dari pajak rokok dan bea cukai untuk kesehatan, pemerintah dapat mengurangi beban anggaran yang dikeluarkan untuk membiayai sebagian besar layanan kesehatan. Hal ini dapat membantu menjaga keberlanjutan anggaran pemerintah.

 Namun, perlu diingat bahwa pendekatan ini juga dapat memiliki beberapa tantangan dan pertimbangan:

1.Ketergantungan pada Pendapatan Variabel: Pendapatan dari pajak rokok dan bea cukai dapat bervariasi tergantung pada faktor-faktor seperti perubahan pola konsumsi dan regulasi pemerintah. Hal ini dapat menyebabkan ketidakpastian dalam perencanaan anggaran kesehatan jangka panjang.

2.Dampak Sosial Ekonomi: Peningkatan tarif pajak rokok dan bea cukai bisa memiliki dampak sosial dan ekonomi pada kelompok yang lebih rentan secara finansial, seperti perokok berpenghasilan rendah. Oleh karena itu, diperlukan pendekatan yang seimbang untuk memastikan dampak ini tidak terlalu merugikan kelompok masyarakat tertentu.

3.Penerapan Efektifitas Kebijakan: Efektivitas pajak rokok dan bea cukai dalam mengurangi konsumsi berbahaya dapat dipengaruhi oleh banyak faktor, termasuk besarnya kenaikan tarif, penegakan hukum, dan tindakan pencegahan lainnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun