inovasi besar di bidang ini adalah ChatGPT.
Di era digital yang semakin menuntut, kecerdasan buatan (AI) akan memainkan peran penting dalam mengubah cara kita berinteraksi dengan teknologi. Salah satu- Apa itu Chat GPT?
ChatGPT adalah program chatbot kecerdasan buatan (AI) berdasarkan model dan implementasi bahasa yang dikembangkan oleh OpenAI Â yang dapat memahami dan menghasilkan teks bahasa manusia dengan cara yang alami dan interaktif. ChatGPT adalah fitur yang menjawab dan menanggapi berbagai pertanyaan dan perintah pengguna.
- Pengaruh Chat GPT Terhadap Pendidikan
Perkembangan zaman dan teknologi menuntut manusia untuk terus beradaptasi, termasuk dalam bidang pendidikan. Salah satu teknologi yang semakin banyak digunakan dalam lingkungan pendidikan adalah obrolan GPT. Adanya GPT Chat  nampaknya menjadi kabar baik bagi dunia pendidikan khususnya perguruan tinggi, dimana siswa diharapkan dapat belajar sendiri.
ChatGPT membantu siswa belajar dengan memberikan penjelasan yang jelas dan rinci tentang berbagai topik, menjawab semua pertanyaan, dan memberikan bantuan menulis. AI juga berpotensi mempersonalisasi pengalaman belajar dan menilai kemajuan siswa.
 GPT chat memiliki potensi yang besar di bidang pendidikan, namun masih terdapat tantangan yang perlu diatasi, seperti rendahnya  literasi siswa di Indonesia, guru/dosen, dan GPT chat yang dipandang adiktif dari sudut pandang siswa tantangan. Ada risiko siswa menjadi terlalu bergantung pada chat GPT. . Siswa cenderung menggunakan obrolan GPT sebagai sumber informasi utama, yang dapat memengaruhi kemampuan berpikir kritis dan kemandirian dalam belajar. Siswa  setuju bahwa tidak jarang melihat jawaban di chat GPT yang tidak akurat atau relevan. Oleh karena itu,  informasi yang diterima perlu diolah terlebih dahulu. Untuk mengatasi hal tersebut, kegiatan pengabdian kepada masyarakat berupa workshop penerapan AI dalam pembelajaran sangat diperlukan. Aktivitas ini menggunakan chat GPT untuk melakukan latihan secara langsung dan akurat.
Beberapa pengguna melaporkan bahwa sulit membedakan apakah teks yang dihasilkan oleh obrolan GPT ditulis oleh manusia atau mesin. Mengingat banyaknya pilihan yang tersedia, tidak dapat disangkal bahwa penggunaan ChatGPT masih memiliki tantangan tersendiri. Salah satu tantangan penggunaan ChatGPT untuk menilai kinerja universitas adalah risiko plagiarisme. Siswa dapat menggunakan sistem ini untuk menyalin tugas dengan mengirimkan esai yang bukan miliknya. Di bidang pendidikan, Chat GPT dapat menjadi mentor pribadi, memberikan koreksi dan pendapat, memberikan materi tambahan, bahkan menjadi asisten virtual. Keberhasilan penerapan GPT Chat dalam pendidikan bergantung pada pemahaman yang baik tentang cara menggunakan GPT Chat  di lingkungan pembelajaran. Walaupun Chat GPT memiliki potensi yang besar dalam bidang pendidikan, namun Anda harus memahami bahwa Chat GPT hanyalah sebuah mesin dan tentunya memiliki kelemahan.
Proses chat GPT sendiri berfungsi seperti percakapan antara dua orang, memberikan jawaban yang disesuaikan untuk pertanyaan Anda. Banyak siswa yang menggunakan aplikasi ini sebagai pengganti tugas yang ditetapkan guru. Faktanya, banyak juga mahasiswa yang menggunakan Chat GPT untuk menulis makalahnya. Hal ini menimbulkan permasalahan dalam bidang pendidikan. Karena para guru merasa bahwa Chat GPT Â adalah AI berbahaya yang mempengaruhi prestasi akademik siswa baik di sekolah maupun universitas. Penggunaan AI dapat menimbulkan ancaman dan peluang yang perlu dipahami dengan baik, karena tanggapan dalam obrolan GPT dapat dianggap sebagai tanggapan manusia.
- Etika Penggunaan AI dalam Dunia Pendidikan:
1. Privasi dan Keamanan: Â Data siswa yang digunakan oleh
 AI harus dilindungi dengan baik. Pengguna harus memastikan bahwa data pribadinya tidak disalahgunakan dan mematuhi peraturan perlindungan data yang berlaku. Pendidik perlu memahami bagaimana data ini dikumpulkan, disimpan, dan digunakan untuk memastikan privasi siswa terlindungi.
2. Keputusan penting yang mempengaruhi siswa tidak boleh diserahkan kepada AI saja. Guru dan administrator harus terus berperan dalam memantau dan memvalidasi keputusan yang dihasilkan oleh AI. Meskipun AI dapat memberikan rekomendasi dan keputusan, AI tidak boleh diandalkan hanya untuk membuat keputusan penting yang berdampak pada siswa. Hal ini penting untuk memastikan bahwa keputusan yang diambil sejalan dengan kebutuhan dan kepentingan siswa serta menghindari  bias dan kesalahan yang dapat berujung pada hal tersebut.Â
Kesimpulan:
Kemunculan GPT chat merupakan salah satu bentuk adaptasi terhadap era ini. Obrolan GPT Â semakin populer di sektor pendidikan karena memberikan informasi instan dan jawaban langsung atas pertanyaan. Memperkenalkan obrolan GPT dalam pendidikan menghadirkan berbagai peluang dan tantangan yang harus disikapi dengan cermat. Meskipun siswa perlu memahami teknologi ini dengan baik, pendidik perlu memastikan bahwa penggunaan teknologi ini etis, aman, dan tentu saja bermanfaat bagi proses pendidikan. Menghadapi proses pembelajaran di era pendidikan memerlukan kemampuan berpikir kritis, Â membaca dan menulis, serta menggunakan teknologi informasi dan komunikasi. Di era pendidikan, tidak dapat dipungkiri bahwa teknologi seperti chat GPT semakin populer di bidang pendidikan. Keamanan siber adalah elemen kunci yang perlu dipastikan oleh siswa dan guru untuk menggunakan teknologi ini dengan aman.
Referensi :
(Purwantiningrum & Sembiring, 2024)Hidayanti, W., & Azmiyanti, R. (2023). Dampak Penggunaan Chat GPT pada Kompetensi Mahasiswa Akuntansi: Literature Review. Seminar Nasional Akuntansi Dan Call for Paper (SENAPAN), 3(1), 83--91. https://doi.org/10.33005/senapan.v3i1.288
Purwantiningrum, B. P., & Sembiring, E. Y. . (2024). Peluang dan Tantangan Pendidikan 4.0 dalam Implementasi Chat GPT pada Mahasiswa Ilmu Komunikasi di Kota Medan. ArtComm: Jurnal Komunikasi Dan Desain, 7(1), 1--9. https://doi.org/10.37278/artcomm.v7i1.756
Zakiyah, N. U., Ameera, V., Elsa Ritonga, A., Aisah, N., Awwaliyah Lingga, S., & Akmalia, R. (2024). Penggunaan AI dalam Dunia Pendidikan. Mahira, 4(1), 1--16. https://doi.org/10.55380/mahira.v4i1.557
(Zakiyah et al., 2024)
(Hidayanti & Azmiyanti, 2023)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H