Mohon tunggu...
Radha Miftahul Jannah
Radha Miftahul Jannah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Andalas

Sasindo 21

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Penggunaan Deiksis dalam Cerpen "Madrasah Kunang-kunang" Karya Zelfeni Wimra (Sejumlah Cerita Ramuan Penangkal Kiamat)

23 Juni 2024   20:39 Diperbarui: 23 Juni 2024   20:52 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Penggunaan Deiksis dalam cerpen "Madrasah Kunang-kunang" karya Zelfeni Wimra (Sejumlah Cerita Ramuan Penangkal Kiamat).

Oleh : 

1. Olivia Suhendra (2110723004)
2. Vedri Rahmat Putra (2110722032)


Deiksis berasal dari kata Yunani "deiktikos", yang berarti 'penunjukan langsung'. Dalam linguistik, deiksis adalah istilah yang merujuk pada kata atau frasa yang bergantung pada orang yang mengucapkannya, kapan, dan di mana.

 Lima jenis utama deiksis adalah deiksis persona (yang berkaitan dengan siapa yang berbicara), deiksis waktu (yang berkaitan dengan kapan sesuatu terjadi), deiksis tempat (yang menunjukkan di mana sesuatu terjadi), deiksis wacana (yang bergantung pada konteks ujaran), dan deiksis sosial (yang bergantung pada status sosial pembicara).


Dalam deiksis persona, kata ganti orang digunakan untuk referensi berdasarkan peran yang dimainkan peserta dalam peristiwa tutur. Pronomina menunjukkan deiksis personal. Kata ganti yang menggantikan penutur disebut deiksis persona pertama. Contoh kutiapan dalam cerpen Madrasah Kunang-kunang karya Zelfeni Wimra di antaranya, "...Aku ayunkan langkah dalam gerak lambat... ", "...Aku sudah tidak begitu ingat, kapan terakhir melihat Kunang-kunang... ". Istilah panggilan dikaitkan dengan deiksis persona kedua, yang merujuk kepada lawan tutur. Contoh kutiapan dalam cerpen Madrasah Kunang-kunang karya Zelfeni Wimra di antaranya, "...Engkau sadari itu, " kata ayah... ", "...Setalah salam kau tolehkan ke kanan dan ke kiri, air mata itu akan berjatuhan lagi... ", "...Ananda, berwudhulah...". 

Orang lain selain pembicara dan pendengar disebut sebagai persona ketiga dalam deiksis persona ketiga. Contoh kutiapan dalam cerpen Madrasah Kunang-kunang karya Zelfeni Wimra di antaranya, "...Ia tampak tak merespon siul dedaunan pinus dengan tarikan napas yang dalam... ",  "...Hingga pada tahun ketiga aku dapat kabar beliau sudah berpulang..."

Dalam deiksis waktu, hubungan waktu antara penutur atau penulis dan mitra tutur atau pembaca dipertimbangkan. Semua bahasa mengucapkan waktu dengan cara yang berbeda. Dalam bahasa Indonesia, "waktu" mengacu pada waktu saat ini, "tadi" mengacu pada masa lalu, "dahulu" mengacu pada masa lalu, dan "nanti" mengacu pada masa depan. Contoh kutiapan dalam cerpen Madrasah Kunang-kunang karya Zelfeni Wimra di antaranya, "...Tak bisa mengelakkan ketika Kunang-kunang mengerubungi kepalaku... ", "...Selanjutnya memadati atap gedung bekas asrama putri... "

Deiksis tempat adalah konsep dalam linguistik yang merujuk pada penggunaan kata atau frasa untuk menunjukkan lokasi atau tempat tertentu dalam percakapan atau teks. Hal ini bergantung pada konteks fisik pembicaraan dan dapat berubah tergantung pada lokasi dari mana pembicara berbicara dan pendengar mendengarkan. Contoh kutiapan dalam cerpen Madrasah Kunang-kunang karya Zelfeni Wimra di antaranya, "...bagaimana keadaan mata, Buya? Apakah Kunang-kunangnya masih di situ? " tanyaku menyela... ", "...Yang mengiris perasaann, mereka justru merantau ke luar negeri dan biasanya enggan untuk kembali pulang..." .

Deiksis wacana adalah konsep dalam linguistik yang mengacu pada penggunaan rujukan pada bagian-bagian khusus dalam wacana yang sudah ada atau sedang dikembangkan. Contoh kutiapan dalam cerpen Madrasah Kunang-kunang karya Zelfeni Wimra di antaranya, "...Nyaris pada setiap kali Buya berkata-kata, selalu terselip ibarat dan perumpamaan. Sebagian bisa kupahami langsung ketika mendengarkan. Sebagian lagi, kuketahui maksudnya justru setelah dewasa... ".

Deiksis sosial adalah konsep dalam linguistik yang mengacu pada penggunaan rujukan berdasarkan status sosial atau hubungan sosial yang dapat mempengaruhi peran pembicara dan pendengar. Ini mencakup perbedaan yang dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti jenis kelamin, gelar, usia, pendidikan, dan posisi dalam masyarakat. Contoh kutiapan dalam cerpen Madrasah Kunang-kunang karya Zelfeni Wimra di antaranya, "Periksa mata Buya, Nak. Apa ada di dalamnya? Buya seolah melihat sekawanan Kunang-kunang menyamun pandangan, " pinta Buya setelah terhuyung dan berusaha menahan keseimbangan tubuh dengan tongkatnya yang terbuat dari manau.

Deiksis adalah istilah dalam linguistik yang mengacu pada kata atau frasa yang referensinya tidak tetap, bergantung pada pembicara, waktu, dan tempat di mana kata tersebut digunakan. Jenis-jenis deiksis meliputi deiksis persona (termasuk persona pertama, kedua, dan ketiga), deiksis waktu, deiksis tempat, deiksis wacana, dan deiksis sosial. Memahami konsep ini memungkinkan seseorang untuk memahami bagaimana makna kata atau frasa dapat bervariasi tergantung pada konteks penggunaannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun