Mohon tunggu...
Nades Medan (Pong Olin)
Nades Medan (Pong Olin) Mohon Tunggu... Guru - Melihat dunia dengan genggaman teknologi

Belajar berbagi dengan sesama tanpa memandang latar belakang. Pernah menjadi wartawan harian lokal, tapi karena tidak bisa seide dengan pemred yang otoriter, aku keluar dan kembali menekuni profesi sebagai pendidik, kembali mengabdikan ilmu pengetahuan sesuai latar belakang pendidikan profesi yang aku dapat selama delapan semester di bangku kuliah. Aku ayah dua orang putri dan suami dari seorang perempuan berdarah Manado dan Toraja, Jean seorang perempuan tangguh yang 50% Toraja dan 50% Manado

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Loyalitas Dua Lelaki

6 Juni 2011   12:11 Diperbarui: 26 Juni 2015   04:48 423
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebastian Pinera, Presiden Chile
Mbah Marijan, Juru Kunci Gunung Merapi

Pertengahan dan penghujung Oktober 2010, ada dua orang laki-laki yang menarik simpati jutaan manusia di berbagai belahan dunia. Keduanya adalah Sebastian Pinera, presiden Chile yang dengan gigi berupaya dan menjadi tokoh kunci utama dalam penyelamatan 33 orang petambang yang terperangkap selama 69 hari di perut bumi. Dan yang satu adalah Mbah Marijan, yang sejak tahun 1982 dipercaya oleh Sri Sultan Hamengkubuwono menjadi penjaga gunung Merapi dengan gelaran sang juru kunci Merapi.

Keduanya menarik simpati, karena upayanya yang tak kenal menyerah pada alam. Keduanya memiliki semangat juang, semangat memperjuangkan kehidupan, keduanya menghargai kehidupan dan kesetiaan pada panggilan dan pengabdian. Presiden Sebastian Pinera dengan jabatannya sebagai pemimpin tertinggi negara melakukan segala upaya untuk menyelamatkan 33 nyawa manusia yang terperangkap dalam perut bumi. Ia telah membuktikan kesetiaan seorang pemimpin negara pada rakyatnya. Ia menunjukkan kecintaan dan penghargaannya pada kehidupan dan kemanusiaannya.

Mbah Marijan dengan tugasnya sebagai juru kunci untuk menyampaikan kepada warga sekitar lereng Merapi mengungsi atau tidak ketika Merapi menunjukkan tanda-tanda akan meletus. Tahun 2006, Mbah Marijan mematahkan semua prediksi ahli vulakanik yang telah menetapkan Merapi dalam kondisi siaga dan waspada. Tahun itu juga namanya melambung sebagai tokoh. Tahun 2010 ini, tepat Oktober kemarin, Mbah Marijan kembali menjadi fokus perhatian ketika Merapi dinyata siaga dan waspada. Mbah Marijan tetp pada prinsipnya bahwa warga tak perlu mengungsi. Toh akhirnya takdir berkata lain, Mbah Marijan harus mengakhiri hidupnya di lereng Merapi dalam kondisi mengenaskan, tewas sujud di rumahnya bersama beberapa orang warga termasuk seorang jurnalis.

Mbah Marijan telah menunjukkan kesetiaannya pada pengabdiannya sebagai juru kunci. Ia gagal dalam perkiraannya, tapi ia sukses mengabdikan dirinya selama puluhan tahun dan telah menorehkan namanya sebagai seorang laki-laki sederhana yang setia hingga akhir hayatnya.

33 Orang

Di San Juan Chile, Presiden Sebastian Pinera sukses bersama tim penyelamat, menyelamatkan 33 orang dari perut bumi, dan mengembalikan semangat hidup mereka, mengembalikan mereka ke kerabat mereka. Sementara di lereng Merapi, sang juru kunci Merapi, Mbah Marijan termasuk satu dari 33 orang korban yang tewas mengenaskan pada 26 Oktober 2010. Ini hal yang berbeda dari kedunya. Yang Presiden masih hidup bersama 33 orang yang ditolongnya. Yang Juru Kunci telah pergi ke sisi Yang Maha Kuasa dalam kesetiaan pengabdiannya sebagai abdi dalem keraton Jogjakarta. Tapi keduanya telah menunjukkan semangat perjuangan tak kenal lelah.

Mbah Marijan sebagai abdi dalem telah menunjukkan loyalitas pengabdian, semangat dan kesetiaan abdi keraton. Akhir hidupnya dikenang sebagai laki-laki sederhana yang setia hingga akhir hayatnya. Ia dikenang karena kesetiaannya. Ia ditangisi karena kematiannya. Tetapi namanya telah terukir dihati banyak kalangan. Namanya menjadi buah bibir dimana-mana karena perkiraannya yang benar dan kesetiaannya mengabdi hingga akhir hidupnya.

Sebastian Pinera telah menunjukkan loyalitasnya pada kemanusiaan. Hidupnya akan dikenang karena upayanya mendorong upaya penyelamatan warganya (rakyatnya). Ia disanjung dan menjadi buah bibir dimana-mana karena kecintaannya pada rakyatnya. Kehadirannya di lokasi penyelamatan rakyatnya menarik perhatian dunia. Ia menorehkan sejarah kemanusiaan dunia. Ia akan dikenang sebagai pemimpin yang mencintai kemanusiaan.

Presiden Sebastian Pinera dan Mbah Marijan sama-sama telah menunjukkan loyalitasnya pada pengabdiannya. Pengabdian hidup sebagai pemimpin tertinggi negara dan pengabdian hidup sebagai abdi dalem keraton. Sebastian Pinera dan Mbah Marijan sama-sama laki-laki yang tak kenal menyerah dan sama-sama loyal pada pengabdiannya.

Sebastian Pinera dan Mbah Marijan telah mengajari manusia tentang harga diri, nilai kehidupan dan kesetiaan dalam mengabdi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun