Hari ini, tepatnya siang tadi... Kejadian yang kurang lebih sama terulang. Lagi-lagi pemulung kecil. Semakin menguatkan saya, bahwa peristiwa hidup ini hanya pengulangan. Ia cuma dibedakan oleh waktu, tempat, dan pelakunya.
Saya kembali mendekati tukang tambal ban. Ia dipanggil Daeng Lummang. Saya tidak bertanya nama aslinya. Saya malah khawatir pembicaraan menjadi kaku. Saya langsung saja bertanya tentang anak kecil tadi itu. Sambil tertawa ia menjelaskan, bahwa itu anak kandungnya dari istri kedua. Gleek..!! Saya tersentak dan sesaat tak mampu berkata-kata.
Selanjutnya, tanpa ditanya ia bertutur lancar. Ia dulu preman, meski baru umur 12 tahun. Tatto yang menyembul dari balik kausnya memperkuat ceritanya. Ia sudah merantau ke Kalimantan dan Malaysia. Ayahnya seorang petani kaya di desanya. Ia bangga bercerita, meski sesekali dahinya berkerut saat menceritakan bahwa ayahnya sudah lima kali beristri. Ibunya sendiri adalah istri ketiga, tapi juga pada pernikahan yang keempat dengan ayahnya. Awalnya saya pusing mendengarkan kisahnya, yang membuat saya sendiri heran, mengapa ia tidak sungkan menuturkan itu semua, padahal saya baru pertama kali bertemu dengannya.
Kembali ia bercerita soal anak kecil, yang ternyata anak kandungnya itu sendiri. Anak kecil ini adalah anak ketiganya, dari empat bersaudara. Berumur sekitar 8 tahun. Ia pun tidak tahu persis berapa umur anaknya. Ajaib, tapi nyata. Bisikku dalam hati.
Ia bercerita panjang lebar. Namun intinya, anak kecil ini meminta sekolah, seperti teman-teman sebayanya. Ia berdalih tidak memiliki biaya.
Penuturannya yang terakhir ini membuat saya betul-betul tidak bisa berkata-kata. Apalagi ban dalam motor saya sudah selesai diganti. Saya pun berlalu usai membayar dan mengucapkan terima kasih.
"Hufff...," keluhku sepanjang jalan kembali menuju rumah, lalu "Fresh..!!!" sorakku saat tiba di rumah, yang juga sebuah hutan bagi saya itu. (**)
Makassar, 26 Juli 2011
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI