Keempat, anggapan bahwa harga yang dibayar Indonesia terlalu besar. Benarkah? Seperti yang diketahui, harga yang sepakat dibayarkan PT Inalum ke FCX dan Rio Tinto sebesar 3,85 miliar dollar AS atau Rp 55,4 triliun. CEO FCX Adkerson mengatakan, keuntungan yang akan didapat Indonesia hingga 2041 bisa mencapai Rp 860 triliun. Artinya, per tahun Indonesia akan untung Rp 35 triliun. Dalam waktu kurang dari 2 tahun, pemerintah Indonesia sudah bisa balik modal.
Jika ada yang tanya dari mana uang yang dibayarkan Inalum, karena asetnya PT INALUM saja hanya sekitar Rp 90 triliun, jawabannya jelas, 11 bank di Indonesia sudah sepakat membiayai. Hal itu masuk akal, bank melihat prospek luar biasa dalam hal ini. Â
Terakhir, jangan lupa, dikutip dari Reuters.com, FCX juga diwajibkan membangun Smelter (blok pengolahan / pemurnian bijih logam untuk meningkatkan nilai jual emas). Biaya pembangunan smelter tidak main-main, yaitu 2,6 miliar dollar AS. Jika smelter selesai dibangun dan beroperasi, sudah barang tentu nilai jual hasil tambang PTFI lebih besar, margin keuntungan mun akan membesar.
Dari sini, kita bisa tahu jika dalam kesepakatan ini, justru Pemerintah Indonesia lah yang benar -- benar menang. Selamat untuk kita semua masyarakat Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H