Mohon tunggu...
Nada Zahra Amalia
Nada Zahra Amalia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Nama saya Nada Zahra Amalia, saya merupakan mahasiswa dari jurusan pendidikan di salah satu instansi yang berada di Jawa Tengah. Saya memiliki hobi menulis, mendengarkan musik, menonton film, membaca buku namun hanya buku tertentu yang bacaan ringan saja.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Ekspresi Diri Anak melalui Puisi: Mengajak Anak Menulis yang Menyenangkan untuk Membangun Kreativitas dan Ekspresi Diri

15 Desember 2024   08:47 Diperbarui: 15 Desember 2024   08:47 10
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

Menulis puisi adalah salah satu cara paling indah untuk mengekspresikan diri, dan bagi anak-anak, aktivitas ini bisa menjadi jendela menuju dunia kreativitas yang tak terbatas. Puisi tidak hanya sebuah karya sastra, tetapi juga media yang memungkinkan anak-anak untuk mengungkapkan perasaan, pikiran, dan imajinasi mereka secara bebas. Dengan membimbing anak-anak untuk menulis puisi, kita dapat membantu mereka menemukan suara unik mereka sekaligus menanamkan kecintaan pada kata-kata. Aktivitas ini juga dapat memberikan manfaat besar bagi perkembangan emosional, sosial, dan intelektual anak. Menulis puisi dapat menjadi cara yang menyenangkan untuk mengungkapkan perasaan, pikiran, dan imajinasi mereka. Aktivitas ini tidak membutuhkan aturan ketat, sehingga dapat memberikan kebebasan bagi anak-anak untuk bermain dengan mengolah kata-kata, dan kalimat. Dengan begitu, mereka dapat mengekspresikan ide mereka secara bebas tanpa harus merasa takut membuat kesalahan.

Pada masa kanak-kanak, ekspresi diri merupakan aspek penting dalam membentuk identitas. Anak-anak memiliki banyak hal yang ingin mereka sampaikan, tetapi kadang-kadang mereka kesulitan menemukan cara untuk mengungkapkannya. Melalui aktivitas menulis puisi inilah anak-anak dapat melatih keterampilan bahasa mereka, memperkaya kosakata, dan menggunakan kata-kata ataupun kalimat secara kreatif. Tidak seperti bentuk tulisan lain, puisi tidak memiliki aturan baku yang kaku. Selain itu, menulis puisi dapat membantu anak untuk mengembangkan rasa empati, karena mereka mempelajari cara memahami perasaan diri mereka sendiri dan orang lain. Selain itu, dapat membantu anak untuk melatih fokus dan konsentrasi, sekaligus salah satu cara untuk melepaskan emosi negatif ataupun meredakan stress. Hal ini memberikan ruang bagi anak untuk merasa bebas dan tidak takut salah.

Namun, bagi sebagian anak, menulis puisi mungkin terdengar sulit atau bahkan membosankan. Oleh karena itu, penting bagi orang tua, guru, atau pendamping untuk menciptakan suasana yang menyenangkan dan penuh dukungan saat memperkenalkan puisi kepada anak-anak. Salah satu cara untuk memulainya adalah dengan menghubungkan aktivitas menulis puisi dengan hal-hal yang mereka sukai. Misalnya, anak yang gemar bermain di taman bisa diminta menulis puisi tentang keindahan bunga atau hewan yang mereka temui. Atau, anak yang menyukai cerita fantasi dapat diajak menulis puisi tentang naga, peri, atau petualangan magis.

Selain itu, penting untuk memberikan contoh puisi yang sederhana dan mudah dipahami. Puisi anak-anak tidak perlu menggunakan kosakata yang sulit atau konsep yang terlalu abstrak. Puisi bisa berbicara tentang hal-hal sehari-hari yang dekat dengan kehidupan mereka, seperti keluarga, teman, makanan favorit, atau hewan peliharaan. Dengan begitu, anak-anak dapat merasa lebih terhubung dengan puisi yang mereka baca dan tulis.

Membangun suasana santai dan bebas juga menjadi kunci keberhasilan dalam mengajak anak menulis puisi. Misalnya, ajak mereka menulis di taman, di bawah pohon rindang, atau di ruang kelas yang didekorasi dengan gambar dan kutipan puisi. Lingkungan yang mendukung dapat merangsang imajinasi dan membuat proses menulis terasa lebih menyenangkan. Jangan lupa untuk memberikan pujian atau apresiasi atas setiap karya yang mereka hasilkan, sekecil apa pun itu. Hal ini akan meningkatkan rasa percaya diri mereka dan memotivasi mereka untuk terus berkarya.

Melalui puisi, anak-anak juga dapat belajar mengolah emosi mereka. Ketika mereka merasa sedih, marah, atau bahagia, menulis puisi bisa menjadi cara untuk menyalurkan perasaan tersebut. Misalnya, jika seorang anak merasa kesal karena pertengkaran dengan teman, ia bisa menuangkan perasaannya ke dalam puisi. Dengan begitu, mereka tidak hanya belajar untuk mengenali dan memahami emosi mereka sendiri, tetapi juga mengkomunikasikannya dengan cara yang konstruktif. Puisi menjadi semacam terapi yang membantu mereka meredakan tekanan emosional sambil menciptakan sesuatu yang indah.

Selain manfaat emosional, menulis puisi juga dapat meningkatkan kemampuan kognitif anak. Saat menulis puisi, anak-anak belajar memilih kata-kata yang tepat untuk menyampaikan pesan mereka. Proses ini melibatkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif. Mereka juga belajar tentang struktur bahasa, seperti penggunaan rima, aliterasi, dan metafora, meskipun secara intuitif. Keterampilan ini akan sangat berguna dalam meningkatkan kemampuan literasi mereka secara keseluruhan.

Salah satu cara menarik untuk memperkenalkan puisi kepada anak-anak adalah dengan melibatkan unsur seni lainnya, seperti musik dan gambar. Misalnya, anak-anak bisa diajak mendengarkan musik yang menenangkan sambil menulis puisi. Musik dapat merangsang suasana hati tertentu yang kemudian tercermin dalam puisi mereka. Atau, mereka bisa diminta menggambar terlebih dahulu, kemudian menulis puisi berdasarkan gambar tersebut. Pendekatan multisensori seperti ini dapat membantu anak-anak merasa lebih terlibat dan menikmati proses kreatif.

Lebih jauh lagi, menulis puisi juga dapat menjadi aktivitas kolaboratif yang menyenangkan. Guru atau orang tua bisa mengadakan sesi menulis puisi bersama di mana anak-anak saling berbagi ide dan memberi masukan satu sama lain. Mereka bisa diajak untuk membuat puisi bersama-sama dengan cara bergantian menambahkan baris demi baris. Aktivitas seperti ini tidak hanya meningkatkan keterampilan menulis, tetapi juga membangun rasa kebersamaan dan kerja sama di antara anak-anak.

Sebagai tambahan, penting untuk mengajarkan anak bahwa puisi adalah tentang kebebasan berekspresi. Tidak ada jawaban benar atau salah dalam puisi. Jika anak ingin menulis tentang bulan yang berwarna biru atau pohon yang bisa berbicara, biarkan mereka melakukannya. Imajinasi adalah inti dari puisi, dan tidak ada batasan untuk apa yang bisa mereka ciptakan. Dengan memberikan kebebasan ini, anak-anak akan merasa lebih termotivasi untuk menulis dan lebih percaya pada kemampuan mereka sendiri.

Setelah anak-anak selesai menulis puisi, langkah selanjutnya adalah memberikan mereka kesempatan untuk membagikan karya mereka. Membaca puisi di depan kelas, keluarga, atau teman-teman dapat menjadi pengalaman yang sangat berharga. Hal ini membantu mereka membangun kepercayaan diri dan belajar menerima tanggapan dari orang lain. Jika memungkinkan, karya-karya mereka juga bisa dipublikasikan dalam bentuk buku kecil atau dipajang di dinding kelas. Anak-anak akan merasa bangga melihat hasil kerja keras mereka dihargai.

Dalam era digital saat ini, teknologi juga dapat dimanfaatkan untuk mendukung proses menulis puisi. Ada banyak aplikasi dan platform yang dirancang untuk membantu anak-anak menulis dan berbagi puisi. Misalnya, aplikasi yang menyediakan bank kata atau permainan rima dapat memudahkan mereka dalam menemukan inspirasi. Selain itu, media sosial atau blog bisa menjadi sarana bagi anak-anak untuk membagikan puisi mereka kepada audiens yang lebih luas. Namun, penting bagi orang tua dan guru untuk tetap memantau penggunaan teknologi ini agar tetap aman dan sesuai.

Pada akhirnya, menulis puisi adalah tentang memberikan anak-anak ruang untuk menjadi diri mereka sendiri. Ini adalah kesempatan bagi mereka untuk mengeksplorasi dunia melalui kata-kata, mengungkapkan apa yang mereka rasakan, dan merayakan keunikan mereka. Dengan mendukung anak-anak dalam menulis puisi, kita tidak hanya membantu mereka menjadi penulis yang lebih baik, tetapi juga individu yang lebih percaya diri, kreatif, dan empatik. Jadi, mari ajak anak-anak untuk mulai menulis puisi hari ini dan biarkan mereka menemukan keajaiban dalam setiap kata yang mereka ciptakan.

SUMBER: 

Fathurohman, I. (2023). Evaluasi Penilaian Ekspresi Keterampilan Membaca Puisi pada Mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Jurnal Educatio.

Hidayat, R., Nensilianti, & Faisal. (2021). Ketidaklangsungan Ekspresi dalam Kumpulan Puisi Buku Latihan Tidur Karya Joko Pinurbo: Pendekatan Semiotika Riffaterre. Indonesian Journala of Social and Educational Studies.

Kumala Sari, Y. D., Chamisijatin, L., & Santoso, B. (2019). Peningkatan Keterampilan Membaca Puisi Siswa Kelas IV dengan Model Demonstrasi Didukung Media Video Pembelajaran di SDN 1 Sumbersari Kota Malang. Refleksi Edukatika: Jurnal Ilmiah Kependidikan.

Rozi, R. F. (2019). Puisi di Layar Instagram: Ekspresi Sastra-Multimedia pada Ekosistem Siber. Sastra dan Perkembangan Media.

Suprayetno, E. (2021). Mengurai Nama Diri: Alternatif Ekspresi Tulis Puisi. Jurnal Pendidikan Bahasa Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun