Tim peneliti dari Pusat Kesehatan dan Pangan LPPM Universitas Negeri Malang, yang terdiri dari Titi Mutiara Kiranawati, Cassandra Permata Nusa, Ummi Rohajatien, dan Nada Itorul Umam, berhasil mengembangkan produk inovatif bernama BERANBI, yaitu beras analog berbahan dasar ubi jalar yang tinggi serat. Produk ini diharapkan menjadi solusi alternatif pengganti beras putih, yang selama ini menjadi makanan pokok mayoritas masyarakat Indonesia. Tantangan ketahanan pangan telah menjadi perhatian global, terutama di tengah ancaman perubahan iklim, keterbatasan lahan pertanian, dan pertumbuhan populasi yang terus meningkat. Ketahanan pangan merupakan bagian penting dari tujuan pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs) kedua, yaitu mengakhiri kelaparan dan memastikan akses terhadap pangan yang aman, bergizi, dan cukup untuk semua orang.
Saat ini, konsumsi beras di Indonesia mencapai 20.685.619 ton pada tahun 2019, atau sekitar 77,5 kg per kapita per tahun, yang menunjukkan ketergantungan sangat tinggi terhadap beras putih. Sementara itu, tingkat produksi dalam negeri sering kali tidak mencukupi kebutuhan. Hal ini menuntut adanya diversifikasi pangan dengan mengembangkan produk pangan alternatif seperti beras analog. Ubi jalar dipilih sebagai bahan utama BERANBI karena kelebihannya dari segi pangan lokal, ketersediaan yang melimpah, dan kandungan gizi yang tinggi. Ubi jalar merupakan sumber karbohidrat kompleks yang kaya akan serat, vitamin, dan mineral. Kelebihan ini membuat ubi jalar menjadi bahan pangan lokal yang potensial dalam mendukung ketahanan pangan sekaligus memberikan manfaat kesehatan.
Produk BERANBI yang dikembangkan tim ini memanfaatkan ubi jalar sebagai bahan baku utama, menjadikannya pilihan ideal sebagai pengganti nasi dengan kandungan serat yang tinggi dan indeks glikemik rendah. Kandungan gizi BERANBI antara lain energi 155,75 Kkal, protein 7,45 g, lemak 7 g, karbohidrat 150,45 g, serat pangan 11,15 g, dan sodium 93,1 mg per sajian. Dengan spesifikasi ini, BERANBI cocok dikonsumsi oleh individu yang mengontrol kadar gula darah dan menjaga kesehatan pencernaan.
Penyajian BERANBI sangatlah mudah, cukup tuangkan 40 g produk ke dalam wadah, tambahkan 60 cc air mendidih, lalu tutup rapat dan diamkan selama 20 menit. Setelah itu, BERANBI siap dinikmati sebagai pengganti nasi yang sehat dan praktis. Peneliti berharap produk ini dapat menjadi solusi dalam mendukung ketahanan pangan dan mengurangi ketergantungan masyarakat pada beras putih. Selain itu, pengembangan beras analog dari ubi jalar ini diharapkan mampu meningkatkan nilai tambah bagi produk pangan lokal dan mendorong diversifikasi pangan menuju pola makan yang lebih sehat dan berkelanjutan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H