Mohon tunggu...
Budi Nadatama
Budi Nadatama Mohon Tunggu... -

Lahir di Medan, tumbuh di Indonesia, menetap di Yogya.

Selanjutnya

Tutup

Humor

Setelah Terluka

15 Juli 2014   13:18 Diperbarui: 18 Juni 2015   06:17 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setelah aku hitung-hitung, malam ini aku sudah bunuh duapuluh enam ekor nyamuk. Enam kupukul dengan telapak tangan, tiga pakai sapu lidi, lima aku semprot dengan pewangi ruangan, empat aku jebak dengan aroma kayu manis, satu kubentak sampai gemetar lalu kupukul dengan kunci roda, sedangkan tujuh sisanya kugiring masuk dalam ruangan yang penuh cicak. Coba engkau katakan padaku, adakah yang lebih sadis dariku?

Baru saja aku dikabari bahwa, tigabelas dari duapuluh enam nyamuk yang kubunuh malam ini telah masuk surga. Menurut kabarnya, kehidupan surgawi mereka sangatlah menderita karena di sana tak ada lagi darah dan daging. Coba engkau katakan padaku, adakah yang lebih indah dari dunia fana?

Seekor nyamuk lain baru saja hinggap di layar komputerku. Sambil berteriak dia bersumpah demi leluluhurnya bahwa, nyamuk yang tadi mati -dan telah masuk surga- karena kubentak sampai gemetar dan kemudian kupukul dengan kunci roda adalah kekasihnya yang tercinta. Karena itu, dia meminta agar dia pun dibunuh juga dengan cara yang kurang lebih sama. Coba engkau katakan padaku, adakah yang lebih aneh dari cinta?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun