Mohon tunggu...
Nada Sofa
Nada Sofa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Tenang dan maju

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mendengar Cerita Teman Itu Seru

18 Oktober 2022   18:20 Diperbarui: 18 Oktober 2022   18:19 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Assalamu'alaikum.

Hallo teman-teman gimana nih kabarnya? Kalian jangan bosen bosen yah liat blog aku,semoga bisa menghibur. 

Honey Dee kembali mengeluarkan novel yang berjudul Finn, novel ini menggunakan kata ganti orang pertama oleh dua tokoh utamanya yaitu Elizabeth Bachtiar (Liz), sang tokoh utama perempuan, dan Finn, salah satu dari dua tokoh utama laki-laki.

Mendapati bahwasanya novel ini menggunakan kedua sudut pandang dari Liz, dan Finn, yang merupakan pengidap autisme, membuat rasa penasaran saya memuncak, pasalnya saya tidak begitu mengetahui tentang autisme, terlebih, akan apa yang penderitanya hadapi dan rasakan. Terlebih, Honey Dee yang berhasil menggambarkan suasana kebatinan Finn dengan bagus pada bab-bab yang menjadi bagian Finn bercerita sebagai "saya", membuat saya sangat tertarik untuk membaca novel ini lebih lanjut.

Novel ini menceritakan Liz yang trauma karena merasa bahwa ia telah merenggut nyawa adiknya. Liz semakin merasa bersalah ketika suasana di rumahnya menjadi sepi setelah adiknya tiada, ia merasa bahwa ialah sumber dari tragedi yang ada, suasana yang sudah tak sama lagi membuat Liz dan kedua orang tuanya tidak lagi memiliki hubungan yang hangat.

Liz kala itu berumur 19 tahun, menginjak semester 2, dengan berani menerima tawaran pekerjaan yang didapatkannya disalah satu media sosial yang ia gunakan sebagai pengasuh dan terapis dari pengidap autisme oleh laki-laki bernama Andika Gautama. Pemikirannya untuk pergi jauh dari rumah membuatnya gegabah, mengenyampingkan fakta bahwa ini bisa saja akan membawanya pada tragedi yang lain, tidak tahu dimana Balikpapan berada, tidak mengetahui apakah sang penawar pekerjaan yang akan menjadi atasannya itu baik atau tidak, dan mengenyampingkan usia Finn yang mungkin akan jauh dari perkiraannya.

Liz mengira bahwa orang yang akan ia asuh seusia adiknya, Authur, namun ia salah besar tatkala melihat sosok dari orang yang akan dia asuh. Finn adalah laki-laki berusia 21 tahun yang baru saja ditinggal mati oleh ibunya, semenjak kejadian tersebut, perlakuan ayah dari Finn semakin parah pada dirinya, menyangka dan menyalahkan kehadiran Finn yang telah membawa tragedi, bahwa apa yang terjadi adalah kesalahan dari anak bungsunya.
Isi pikiran Finn yang lugu dan polos berhasil mencuri simpati saya, seharusnya ia dilindungi dan dikasihi, bukan disiksa dan melampiaskan semua yang telah terjadi padanya.

Liz selalu berjuang semata-mata untuk kesembuhan dan kebahagiaan Finn, walau pak Agus, ayah dari Finn dan Andika yang selalu menimbulkan api emosi dalam jiwa, selalu menghalangi Liz untuk hal itu, berpikir bahwa Finn tidak pantas mendapatkan arti dari kata kebahagiaan itu sendiri.

Honey Dee berhasil menciptakan bagian dari cerita yang kaya akan topik autisme, tidak hanya dari kacamata sang autism itu sendiri, pembaca juga disajikan akan kejadian yang biasanya terjadi di sekitar sang pengidap, seperti keluarga dan masyarakat luas, menjadi peran besar sebagai penyumbang konflik pada novel ini.

Membawa genre metropop dalam tulisannya, membuat novel ini unik dengan mengangkat autisme sebagai topiknya. Honey Dee berhasil menciptakan karakter-karakter kuat didalam novel yang satu ini, selain dari tokoh yang sudah diketahui namanya, tokoh-tokoh sampingan yang dituliskan juga memiliki peran yang masih teringat di ingatan pembaca, bahkan jika saya sudah membaca habis buku tersebut, alurnya yang sulit untuk ditebak dan endingnya yang realistis menjadi nilai lebih dari novel ini.

Alur ceritanya fokus, gaya bahasa yang baku membuat saya semakin betah untuk berlama-lama membaca novel Finn, bukan hanya edukasi mengenai autisme yang saya peroleh dari novel ini, namun kehangatan dan pentingnya komunikasi pada keluarga juga saya dapatkan dari sini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun