2. Berjalan kaki atau menggunakan transportasi umum
Dengan berjalan kaki atau menggunakan transportasi umum, kita sudah membantu mengurangi emisi karbon dari proses pembakaran bahan bakar kendaraan. Sekarang ini, mahasiswa yang tinggal di kos kebanyakan lebih memilih menggunakan motor untuk membeli makanan di warung  yang berjarak hanya 50 -- 100 meter daripada berjalan kaki. Mungkin  dari kita masih ada yang berpikiran, "ah, orang cuma kesitu doang, deket kok, ga bakal ngeluarin karbon banyak". Coba pikirkan, jika 50 orang penghuni kos tersebut berpikiran hal yang sama, dalam satu minggu saja, akan ada berapa banyak karbon yang dihasilkan?
Adanya berbagai jenis kendaraan bermotor membuat kita malas dan lupa akan pentingnya jalan kaki. Jalan kaki sebenarnya bisa membuat tubuh kita lebih sehat. Tidak hanya meningkatkan kesehatan, dengan berjalan kaki kita membantu mengurangi jumlah kendaraan di jalan sehingga menghindarkan kita dari kemacetan.
3. Meminimalisir produksi sampah industri
Proses industri diusahakan tidak menghasilkan limbah dalam bentuk apapun, karena limbah berdampak buruk terhadap lingkungan, termasuk manusia. Dilihat dari segi lingkungan, langkah eliminasi limbah ini merupakan langkah yang solutif dalam mengatasi pencemaran yang dapat mengancam ekosistem.
4. Mengolah kembali limbah peternakan
Sektor peternakan berkontribusi 18% dalam total emisi gas rumah kaca jika diukur dari kadar karbon dioksida (CO2) dan metan CH4 nya. Metan sendiri 23 kali lipat berpotensi menyebabkan pemanasan global (global warming). Emisi gas rumah kaca dalam sektor peternakan ini bersumber dari aktivitas pencernaan dan pengolahan limbah ternak.
Untuk mengurangi emisi gas rumah kaca tersebut, limbah organik berupa darah, rumen, dan feses dapat diolah kembali dan diubah menjadi sumber energi terbarukan (renewable energy resources).
5. Memilah dan tidak membakar sampah plastik
Untuk mengurangi sampah yang menumpuk, masyarakat  sering kali membakarnya tanpa memilah terlebih dahulu. Bahkan terkadang, masyarakat sering membakar sampah plastik dan dedaunan kering secara bersamaan. Hal tersebut tentu saja akan merusak kelestarian lingkungan karena pembakaran tersebut menghasilkan gas buangan yang dapat menyebabkan pemanasan global. Untuk mengatasinya, sebaiknya kita menggunakan barang yang bisa dipakai ulang untuk meminimalisir sampah plastik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H