A. Latar Belakang
China adalah suatu Negara yang mempunyai pengaruh terhadap ekomoni dunia, siapa sangka Negara yang dahulu masyarakatnya menderita kelaparan kini menjadi Negara cukup diperhitungkan dari segi ekonomi nya. Pada tahun 1942-1943 di wilayah Henan China itulah masyarakatnya menderita kelaparan, sehingga merekapun rela menjual anak dan istri untuk mendapatkan makanan.
Kemudian negara china bangkit serta terus memperbaiki perekonomiannya. China yang dikenal dunia sebagai Negara yang sangat ahli membuat replika dalam segala hal dengan menerapkan sistem produksi masal dengan menggunakan harga yang lebih murah, ternyata hal tersebut sangatlah efektif dan mendapatkan pasar di negara-negara berkembang salah satunya seperti Negara Indonesia.
Keberhasilan ekonomi china sudah diakui oleh dunia. Walaupun dengan ideologi negara yang sosialis, sekarang ini China telah berkembang menjadi sebuah negara dengan sistem ekonomi yang sangat kapitalis, moderen dan global. Reformasi Ekonomi pada tahun 1978 telah menjadikan China sebagai salah satu negara tujuan terbesar untuk FDI (Foreign Direct Investment) dunia dan mempunyai hubungan yang penting di dalam rantai persediaan dunia. Dari sebuah negara yang begitu terpuruk ekonominya, berpindah menjadi peringkat ke-dua dunia pada tahun 2015 dengan pendapatan domestik bruto (PDB) sebesar 11,212 Triliun Dollar berada satu tingkat di bawah Amerika dan diatas Jepang, Jerman, Inggris maupun Prancis.
Data yang tercatat pada Bank Dunia dalam situsnya di data.worldbank.org, menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi China stabil di kisaran angka 7% sejak beberapa tahun terakhir. meskipun ada catatan bahwa pada waktu-waktu tersebut, China juga mengalami perlambatan ekonomi, sehingga membuat pemerintah setempat mengambil salah satu kebijakan yang tergolong ekstrim, yakni melakukan devaluasi mata uang Yuan.
B. Pengantar
Menengok sejarah perekonomian negara China beberapa dekade lalu, pada awal 1970’an, pertumbuhan ekonomi China hanya berkisar diangka 3%. Sistem pemerintahan yang bersifat sosialis-komunis membuat tidak banyak perkembangan perekonomian diperiode ini. Konsentrasi kegiatan ekonomi lebih banyak berputar pada sektor pertanian tradisional, sehingga memasukkan China dalam kategori negara yang sedang berkembang (developing country).
Pada era selanjutnya, China mulai melaksakan kebijakan privatisasi dan liberalisasi perdagangan dengan mengembangkan kerjasama dengan negara-negara lain, diantaranya dalam forum WTO. Selain itu negara China juga mengembangkan kerjasama perdagangan dengan ASEAN dan forum APEC. Upaya lain dalam reformasi bidang perdagangan, baik domestik maupun internasional, adalah dengan mengurangi tarif perdagangan serta mengembangkan sektor swasta secara lebih intensif (Ding and Knight, Why has China Grown so Fast? The Role of Structural Change, Dept. of Economics University of Oxford, 2009)
Namun, saat ini terjadi perlambatan ekonomi dunia yang juga dipengaruhi oleh china, Perlambatan ekonomi China semakin mencemaskan perekonomian global. Setelah menikmati pertumbuhan ekonomi yang cemerlang bahkan mencapai double digit pada tahun 2010, perkonomian China memasuki trend perlambatan sejak tahun 2011.
Jajak pendapat Reuters mengungkapkan bahwa pertumbuhan ekonomi china tahun ini diperkirakan melambat di level 6,6% dan terus melambat hingga tahun depan menjadi 6,5%. Reuters merupakan sebuah kantor berita yang bermarkas di London, Inggris.
Seperti yang diberitakan Reuters, Senin (17/10/2016), ekonomi negara terbesar kedua di dunia ini menghadapi tekanan karena permintaan global melemah yang membuat penurunan ekspor, serta risiko dari reformasi untuk memotong kelebihan kapasitas industri dan tumpukan utang yang beberapa analis khawatir bisa memicu krisis keuangan.
C. Pengaruh Melemahnya Ekonomi Cina terhadap Indonesia
Apakah melemahnya ekonomi akan berpengaruh terhadap Indonesia ? Ya, tentu saja. Melemahnya ekomoni china harus di antisipasi oleh Indonesia karena berdampak langsung pada pasar modal Indonesia. China merupkan salah satu mitra dagang utama Indonesia sehingga jika terjadi pelemahan ekonomi di China juga berdampak pada Indonesia.
Melemahnya ekonomi China berdampak pada menurunnya permintaan komoditas Indonesia. China merupakan konsumen nomor satu untuk batu bara, nomor dua untuk minyak dan nomor tiga untuk CPO di dunia. Selain komoditas tersebut, Indonesia juga banyak melakakukan ekspor bahan baku produksi seperti biji kakao dan coklat. Tidak sedikit juga Indonesia mengekspor produk jadi seperti makanan dan minuman. Dengan menurunnya permintaan tersebut berarti berkurangnya nilai ekspor Indonesia.
D. Pendapat Islam
Konsep Ekonomi Islam dalam mengatasi krisis keuangan global yaitu:
- Telah ditegaskan di dalam system ekonomi Islam tentang dilarangnya riba dan penjualan komoditi sebelum dikuasai oleh sang penjual. Islampun mengharamkan segala bentuk penipuan dan manipulasi yang diperbolehkan oleh kapitalisme dengan mengklaim adanya kebebasan kepemilikan.
Sistem ekonomi Islam pun telah melarang individu, perusahaan maupun institute untuk memiliki sesuatu yang menjadi kepemilikan umun, seperti tambang, minyak , energy listrik yang digunakan sebagai bahan bakar. Islam menjadikan suatu Negara sebagai penguasa sesuai dengan ketentuan-ketentuan syariah.
Telah ditetapkan pula didalam system ekonomi Islam bahwa emas dan perak merupakan mata uang, dengan menggunakan kertas substitusi harus ditopang menggunakan emas dan perak, dengan memiliki nilai
yang sama dan dapat ditukar saat adanya permintaan. Dengan demikian uang kertas Negara tidak akan bisa di dominasi oleh mata uang Negara yang lainnya, begitupun sebaliknya uang mempunyai nilai instrinsik yang tetap dan tidak berubah pula. Di masa lalu seluruh Dunia terus saja menggunakan standart emas dan perak itu sebagai standart mata uang sampai sebelum terjadinya perang Dunia 1. saat penggunaan standart tersebut dihentikan maka sitem uang yang berlaku adalah system ung kertas yang didalam nya tidak ditopang jaminan emas dan perak.
Dengan demikian meskipun China bukanlah Negara yang memilki mayoritas penduduk muslim tidak ada salah nya jika dia menggunakan dinar dan dirham atau emas dan perak sebagai standart mata uang. Karena system emas dan perak akan menjamin kestabilan moneter, tidak seperti uang kertas yang lebih cenderung membawa instabilitas ke dunia karena penambahan uang yang beredar secara cepat dan tiba-tiba.
Kemudian system emas dan perak dapat menciptakan keseimbangan neraca pembayaran antar Negara secara otomatis, dan berapapun kuantitasnya didalam satu Negara entah banyak maupun sedikit bias untuk memenuhi kebutuhan pasar dalam pertukaran mata uang. Dan mempunyai kurs yang stabil antar Negara, dapat memelihara kekayaan emas dan perak yang dimiliki oleh Negara.
E. Kesimpulan
Melemahnya ekonomi china dapat menggunakan mata uang dinar dan dirham (emas dan perak) sebagai standart mata uang, karena mengingat pada zaman modern ini suatu Negara seperti Negara-negara Timur Tengah maupun Negara Asia, sudah terdapat bukti terhadap penerapan menggunakan mata uang dinar dan dirham di Negara Malaysia dan hal tersebut menjadi salah satu pemicu bagi Negara yang lainnya yang mempunyai cadangan emas yang lebih banyak dan memadai agar tidak terjadi lagi krisis moneter di Negara china maupun Negara-negara yang lainnya, dan agar secepatnya neraga lainpun menerapkan mata uang dinar dan dirham, meskipun itu tidak bisa berjalan langsung dan menggantikan mata uang domestic.
F. Daftar Pustaka
- Anonim. “Konsep Islam Mengatasi Krisi Moneter”.akses : 07-Desember-2016.
Anonim. “10 Negara dengan Ekonomi Terbesar di Dunia”.. akses: 30-November-2016.
Farhana. Karla. “Alasan Kenapa Cina Jadi Negara yang Sukses”. akses: 29-November-2016.
Herd, R. & Dougherty, S. “China Economy: A Remarkable Tranformation Organisation for Economic Coorperation and Development”.(The OECD Observer : 2005) 13-16.
Wikipedia. Reuters.. akses: 30-November-2016.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H