Mohon tunggu...
Nada Pertiwi
Nada Pertiwi Mohon Tunggu... Full Time Blogger - blog tugas kuliah

Mahasiswa Ilmu Komunikasi Angkatan 2017 Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Film

Film The Forest (2016): Film Dengan Latar Tempat Hutan Bunuh Diri di Jepang

15 April 2020   10:01 Diperbarui: 20 April 2020   12:29 417
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Film The Forest (2016) merupakan film dengan genre horor, misteri, dan thriller yang mengangkat kisah tentang hutan bunuh diri di Jepang.

Film The Forest (2016) merupakan film yang disutradarai oleh Jason Mada. Selain menyutradarai Film The Forest (2016), Jason Mada pernah menyutradarai Film Take This Lolipop (2011) dan The Extraordinary Honey Bee (2017). Film yang dirilis pada 8 Januari 2016 ini memiliki genre horor, misteri, dan thriller dengan Natalie Dormer, Taylor Kinney, Yukiyoshi Ozawa, dan Eoin Macken sebagai pemerannya. 

Naskah Film The Forest (2016) sendiri ditulis oleh Ben Ketai, Sarah Cornwell, dan Nick Antosca yang mengambil latar tempat cerita di Aokigahara. 

Aokigahara merupakan sebuah hutan yang benar-benar ada di Jepang, tepatnya berada di sebelah Barat Laut Gunung Fuji.  Aokigahara terkenal karena menjadi tempat yang populer dipilih untuk melakukan bunuh diri. Hal tersebut dikarenakan pada 1961 terdapat novel laris karya Seicho Matsumoto yang mengisahkan tentang sepasang kekasih yang bunuh diri di Aokigahara. Seicho Matsumoto dalam novel tersebut juga menyebutkan bahwa Aokigahara merupakan tempat yang ideal jika kamu ingin meninggal dunia.

Mengapa banyak orang melakukan bunuh diri di Aokigahara?

Gambar Liputan 6
Gambar Liputan 6

Melansir dari BBC.com, Aokigahara merupakan hutan dengan suasana sunyi dan mencekam (Nedelman, 2018). Pohon-pohon di Aokigahara memiliki jenis yang seragam, besar, dan tinggi. Hal tersebut menyebabkan cahaya matahari sulit menembus hutan. Di dalam hutan tersebut juga jarang di temui binatang liar, bahkan mendengar suara burung merupakan hal yang langkah, yang menjadi penyebab suasana di Aokigahara dianggap begitu tenang untuk mengakhiri hidup (Tiffany, 2018).

Tidak diketahui pasti data berapa banyak orang yang mengakhiri hidupnya di Aokigahara karena pemerintah Jepang tidak ingin membuat nama Aikogahara semakin terkenal untuk melakukan tindakan bunuh diri.

Untuk menekan angka jumlah bunuh diri di Aokigahara, di tempatkan tulisan-tulisan pengingat seperti "Hidupmu adalah hal yang berharga yang diberikan oleh orangtua. Ingatlah orangtua, saudara, dan anakmu" di jalan masuk hutan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun