Jurnalisme online menjadi alternatif ketika jurnalisme cetak dibatasi, tidak dapat menggapai semua lapisan masyarakat, dan terasa menjenuhkan.
Tidak akan terjadi jurnalisme online tanpa terlebih dahulu kita membahas apa yang menjadi faktor penting jurnalisme online dapat terjadi.
Benar sekali. Internet.
Interconnection Networking atau disingkat INTERNET merupakan jaringan komputer yang saling terhubung di seluruh dunia.
Internet sendiri muncul pertama kali pada 1969 dalam proyek ARPANet atau Advanced Research Project Network oleh US Departement of Devenced guna kebutuhan perang.
Kemudian, munculnya World Wide Web oleh Tim Barners-Lee di Swiss  menyebabkan internet tidak hanya digunakan sebatas kebutuhan perang. Lebih dari itu internet memiliki kekampuan guna berkomunikasi secara elektronik, guna mencari dan mengakses informasi, juga guna mengakses sebuah situs.
Jurnalisme Online di Dunia
![147279-5d88df420d82306d390b0622.jpg](https://assets.kompasiana.com/items/album/2019/09/23/147279-5d88df420d82306d390b0622.jpg?t=o&v=770)
Enam tahun kemudian atau tepatnya pada 1998, jurnalisme online hadir menjadi begitu terkenal akibat pemberitaan yang dilakukan oleh Mark Drugde terkait gosip perselingkuhan Presiden Amerika Serikat Bill Clinton dengan Monica Lewinsky.
Jurnalisme Online di Indonesia
![147280-5d88dfac0d82300d6b1481a2.jpg](https://assets.kompasiana.com/items/album/2019/09/23/147280-5d88dfac0d82300d6b1481a2.jpg?t=o&v=770)
Jaringan komputer tersebut dibangun oleh Rahmat M, Samik-Ibrahim, Suryono Adisoemarta, Muhammad Ihsan, Robby Soebiakto, Putu Surya, Firman Siregar, Adi Indrayanto, dan Onno W. Purbo. Internet tersebut kemudian diberi nama Indonet dan menjadi layanan internet komersil pertama di Indonesia.
![147282-5d88dff10d82307f32488732.jpg](https://assets.kompasiana.com/items/album/2019/09/23/147282-5d88dff10d82307f32488732.jpg?t=o&v=770)
Fenomena Migrasi Dari Media Cetak ke Media Online Di Indonesia
![147281-5d88e104097f3641ba7ec9c4.jpg](https://assets.kompasiana.com/items/album/2019/09/23/147281-5d88e104097f3641ba7ec9c4.jpg?t=o&v=770)
Biaya investasi media online yang dirasa lebih murah dibandingkan biaya investasi dan biaya operasional pada media cetak menjadi faktor penyebab terjadinya migrasi media cetak ke media online.
Media online yang sebelumnya berpenampilan baku, seperti media cetak, berubah sejak hadirnya Detik.com pada 1998. Detik.com hadir dengan memberikan informasi secara real time yang kemudian  diikuti oleh portal media-media lain dan menyebabkan banyak situs berita baru bermunculan di antara tahun 2001 sampai 2003. Namun, sayang sekali situs-situs tersebut tidak dapat bertahan lama di dunia online karena ternyata biaya operasional media online cukup tinggi.
Republika.co.id, Kompas.com dan tempointeraktif.com menjadi situs yang tetap bertahan di tengah berjatuhannya media online. Hal tersebut terbantu karena ditopang oleh media induk cetak mereka yang besar dan masih banyak diminati oleh masyarakat.
Hadirnya kapanlagi.com pada 2003, Â okezone.com pada 2007, vivanews.com pada 2008 di tengah masyarakat membuat situs-situs media online bangkit dan mulai bermunculan kembali. Persaingan tidak dapat dielak. Sehubungan dengan itu, Kompas.com dan tempointeraktif.com melakukan pembenahan pada situs dan format berita mereka. Tempointeraktif.com kemudian juga mengganti nama situs mereka mejadi Tempo.co.
Tidak sekedar memberi informasi, media online menambahkan fitur interaktif!
Seiring perkembangan teknologi yang terus bergerak maju, media-media online di atas tidak lagi hadir dengan hanya menyampaikan informasi kepada para pembacanya. Pembaca situs-situs tersebut kini dapat memberikan respon atau komentar terhadap berita yang dibacanya. Selain itu pembaca juga dapat bergabung dalam forum diskusi untuk saling terhubung dengan pembaca lain.
Sumber: Margianto, J.H dan Syaefullah, Â A. Media Online: Pembaca, Laba, dan Etika. Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Indonesia.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI