Mohon tunggu...
Nadania Fauzani Aisyfillah
Nadania Fauzani Aisyfillah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Seorang mahasiswi program studi Bimbingan dan Penyuluhan Islam Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Menyukai traveling sambil mendengarkan music, gemar membaca dan menggambar. Senang bersosialisasi dengan banyak orang.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Strategi Sukses Dakwah Nabi

18 Juni 2024   10:01 Diperbarui: 18 Juni 2024   10:11 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Oleh Syamsul Yakin Dosen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta & Nadania Fauzani Aisyfillah Mahasiswi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 

Nabi Muhammad menjalankan dakwah selama sekitar 23 tahun: 13 tahun di Mekah dan 10 tahun di Madinah. Di Mekah, seruannya ditujukan kepada manusia secara umum dengan ayat-ayat yang dimulai dengan "Yaa Ayyuhan Naas" (Hai manusia), sementara di Madinah, seruannya lebih spesifik untuk orang beriman dengan ayat-ayat "Yaa Ayyuhal Ladzina Aamanuu" (Hai orang-orang yang beriman). Hal ini mencerminkan strategi dakwah Nabi berdasarkan pedoman dari al-Qur'an.

Di Mekah, pesan utama dakwah Nabi adalah akidah atau tauhid, mengajak masyarakat keluar dari politeisme dan paganisme menuju pengesaan Allah. Akidah diibaratkan sebagai fondasi sebuah bangunan, dengan syariah sebagai dinding dan akhlak sebagai atapnya. Di Madinah, dakwah Nabi meliputi akidah, syariah, dan akhlak, karena keimanan masyarakat sudah kokoh.

Perintah syariah seperti puasa dan zakat diturunkan pada tahun kedua hijriyah, sementara perintah haji pada tahun kesembilan hijriyah. Perintah shalat turun lebih awal, pada tahun kesepuluh kenabian di Mekah. Semua ini adalah bagian dari strategi dakwah yang ditentukan oleh Allah.

Tahapan dakwah Nabi dimulai secara sembunyi-sembunyi di Mekah, kemudian secara terang-terangan setelah mendapat perintah dari Allah. Setelah hijrah ke Madinah, Nabi membangun Masjid Quba sebagai langkah pertama, dilanjutkan dengan perjanjian dengan komunitas Yahudi di Madinah. Nabi kemudian mempersatukan kaum Muhajirin dan Anshar, yang berperan penting dalam mendukung dakwah. Membangun pasar menjadi langkah berikutnya untuk mengembangkan ekonomi yang baik di Madinah.

Muhajirin dikenal sebagai pedagang ulung dari Mekah, sedangkan Anshar sebagai petani yang mahir di Madinah, dan mereka saling bertukar keahlian. Faktor ekonomi inilah yang membantu keberhasilan dakwah Nabi di Madinah.

Strategi dakwah Nabi juga terlihat dari sifat-sifat beliau: sidik (jujur), amanah (dapat dipercaya), fathonah (cerdas), dan tablig (menyampaikan). Nabi berdakwah dengan penuh kejujuran, menjaga amanah, dan memberi pemahaman tentang akidah dan syariah secara cerdas.

Kesimpulannya, strategi dakwah Nabi terdiri dari dua aspek: pedoman langsung dari Allah melalui al-Qur'an dan inisiatif Nabi sendiri yang tetap berada di bawah bimbingan wahyu.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun