Mohon tunggu...
Nada Nadhifah
Nada Nadhifah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Freelance Content Writer

Jangan diliat aja, ayo saling follow dan saling membantu!

Selanjutnya

Tutup

Parenting

Kenapa Anak Jarang Curhat Masalahnya kepada Orangtua?

1 Oktober 2024   15:30 Diperbarui: 1 Oktober 2024   15:55 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebagai orangtua, mungkin kamu pernah bertanya-tanya, "Kenapa anakku nggak pernah cerita soal masalahnya ya?" Tapi ternyata, ada alasan kuatnya kenapa beberapa anak lebih milih memendam masalah mereka sendiri, Yap! salah satunya adalah takut dinasehati daripada diberi solusi.

1. Nasehat Terlalu Banyak, Solusi Nihil
Bayangin ini: anak lagi curhat soal masalah pertemanan di sekolah, eh yang didapat malah ceramah panjang lebar. Bukannya solusi praktis, yang ada malah diceramahin soal gimana mereka harus bersikap, atau diomelin karena "nggak bisa jaga perasaan orang lain." Hasilnya? Anak jadi takut curhat lagi karena setiap obrolan terasa lebih kayak sidang nasihat daripada diskusi yang bisa kasih jalan keluar. Mereka nggak butuh teori atau petuah panjang, yang mereka cari itu solusi nyata.

2. Takut Dihakimi atau Dibandingkan
Masalah lain yang sering muncul adalah rasa takut dihakimi. Beberapa orangtua, bukannya mendengarkan dengan empati, malah langsung menyalahkan anak atas masalah yang mereka hadapi. Lebih parah lagi, kalau mereka dibandingkan dengan orang lain. "Dulu papa waktu seumuran kamu, nggak pernah begitu lho!" atau "Kenapa kamu nggak kayak si A, dia bisa atur masalahnya sendiri?" Well, nggak heran kalau anak jadi males curhat sama orangtua dan lebih memilih dipendam sendiri. Siapa sih yang mau dibikin makin down?

3. Kurangnya Ruang untuk Mendengarkan
Orangtua sering kali lupa bahwa kadang anak cuma pengen didengar. Mereka nggak selalu butuh nasihat, tapi butuh orang yang mau dengerin tanpa langsung bereaksi negatif atau kasih solusi yang nggak relevan. Ketika ruang untuk mendengarkan ini nggak ada, anak pun cenderung memilih teman-temannya sebagai tempat curhat. Buat mereka, teman lebih mengerti dan nggak terlalu banyak "aturan."

Anak jarang curhat ke orangtua bukan karena mereka nggak peduli, tapi lebih karena mereka takut reaksi yang akan didapat justru bikin mental mereka makin down. Terlalu banyak nasehat tanpa solusi konkret, perasaan dihakimi, dan kurangnya empati dalam mendengarkan adalah alasan utama kenapa anak lebih memilih memendam masalah mereka sendiri atau cerita ke teman-temannya. Jadi, mungkin sudah saatnya orangtua membuka ruang lebih besar untuk mendengarkan tanpa langsung menghakimi atau memberikan ceramah panjang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun