Mohon tunggu...
Nada Nadhifah
Nada Nadhifah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Freelance Content Writer

Jangan diliat aja, ayo saling follow dan saling membantu!

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Mengapa Anak Muda Merasa Kesepian di Era Digital Saat Ini?

12 Mei 2023   13:40 Diperbarui: 12 Mei 2023   13:43 886
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam era digital yang berkembang sangat pesat, mungkin terasa kontradiktif bahwa banyak anak muda merasakan kesepian. Namun, kenyataan sebenarnya teknologi yang semakin canggih dan konektivitas yang luas tidak selalu berhasil mengatasi rasa kesepian dalam kehidupan mereka. Berikut beberapa faktor dapat menjelaskan permasalahan ini!

Meskipun media sosial dan platform online memberikan kesempatan untuk terhubung dengan banyak orang, interaksi ini seringkali bersifat dangkal. Anak muda mungkin merasa terisolasi karena mereka merindukan koneksi yang lebih dalam dan berarti sebab media sosial tidak dapat menyalurkan kepuasan untuk berinteraksi dengan intens sebab terhalang jarak. Interaksi melalui layar seringkali tidak mampu memberikan kepuasan emosional yang sama seperti bertemu dan berinteraksi secara langsung.

Selain itu, tekanan dan ekspektasi yang tinggi dalam era digital dapat memperburuk kesepian. Anak muda sering terpapar dengan gambaran sempurna kehidupan orang lain di media sosial, yang seringkali tidak mencerminkan realitas kenyataan yang sebenarnya. Perasaan tidak mampu mencapai standar yang ditampilkan oleh orang lain dapat meningkatkan rasa kesepian dan merasa terasingkan, serta merasa jauh tertinggal oleh orang-orang yang sudah mencapai keberhasilan.

Ada juga, peningkatan penggunaan teknologi juga dapat menyebabkan isolasi sosial. Ketergantungan pada gadget dan kurangnya keterlibatan dalam interaksi sosial yang nyata dapat menghalangi perkembangan hubungan yang sehat. Akibatnya, anak muda mungkin kesulitan membangun ikatan yang kuat dan mendapatkan dukungan sosial yang diperlukannya.

Tidak hanya itu, kecanduan media sosial juga dapat memperburuk kesepian pada anak muda. Ketika waktu yang dihabiskan untuk menggulir beranda, menskrol-skrol timeline atau melihat kehidupan orang lain lebih banyak daripada berinteraksi secara langsung, kesepian dapat menjadi lebih terasa. Penggunaan berlebihan media sosial juga dapat mengganggu tidur yang berkualitas, mengurangi interaksi sosial di dunia nyata serta memperburuk masalah kesejahteraan mental.

Untuk mengatasi kesepian di era digital, penting bagi anak muda untuk menyeimbangkan antara koneksi online dengan offline. Mengurangi waktu yang dihabiskan untuk media sosial dan perangkat elektronik, serta mengalokasikan lebih banyak waktu untuk interaksi langsung dengan orang lain,hal itu dapat membantu mengurangi rasa kesepian. Membangun hubungan yang bermakna dan mendukung di dunia nyata juga sangat penting untuk anak muda.

Pada uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa, meskipun era digital memberikan konektivitas yang tak terbatas, anak muda sering merasa kesepian. Ketergantungan pada teknologi, interaksi dangkal, tekanan sosial, dan kecanduan media sosial dapat berkontribusi pada rasa kesepian. Dengan mencari keseimbangan antara dunia maya dan dunia nyata, serta mengembangkan hubungan yang bermakna, anak muda dapat mengatasi kesepian dan meningkatkan kesejahteraan hidup.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun