Mohon tunggu...
Nada Nadhifah
Nada Nadhifah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Freelance Content Writer

Jangan diliat aja, ayo saling follow dan saling membantu!

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Benarkah Pendidikan Itu Scam Alias Penipuan? Ini Kata Para Ahli!

3 Mei 2023   21:23 Diperbarui: 3 Mei 2023   21:43 732
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pelajar sedang belajar membaca buku di perpustakaan | pexels: pixabay

Belakangan ini, sebuah video dari seorang Youtuber ternama kini ramai diperbincangkan. Hal itu dikarenakan dalam unggahan videonya membuat masyarakat heboh terhadap pernyataan yang dilontarkan oleh Youtuber bernama Timothy Ronald. 

Pasalnya Timothy mengatakan bahwa dirinya mau mengubah sistem pendidikan Indonesia karena itu semua adalah scam alias penipuan. Namun tidak sedikit yang pro dan ada juga yang kontra. Lantas bagaimana pendapat dari para ahli pendidikan? Simak yuk!

Baik sebelumnya, Timothy ini merupakan mantan mahasiswa dari Universitas Bina Nusantara atau dikenal dengan Universitas Binus. Mantan mahasiswa disini bukan maksudnya alumni, tetapi Timothy ini sudah drop out alias DO di tengah perjalanannya selama kuliah.

Entah tidak ada yang tahu mengapa alasannya ia memilih drop out. Namun unggahan video tersebut sontak dilihat dan direspon oleh pakar pendidikan. Menurut wakil rektor UPI bernama Prof. Dr. Didi Sukyadi mengatakan bahwa orang yang sukses tanpa pendidikan formal tidak bisa disamaratakan kepada semua orang. Tidak berarti sekolah dan universitas harus tutup ketika ada satu atau dua orang yang sukses. 

Melansir dari Kompas.com, Didi Sukyadi mengatakan juga bahwa pendidikan formal bukan hanya mewarisi ilmu pengetahuan namun juga values atau nilai-nilai dan kebangsaan yang tidak bisa diajarkan oleh teknologi semacam google atau AI. Meskipun banyak orang yang menganggap bahwa pendidikan di Indonesia memang belum sempurna tapi bukan berarti sekolah tidak lagi penting dan harus ditutup.

Sementara itu, pengamat pendidikan bernama Ina Liem menjawab pernyataan dari video tersebut, ia mengatakan bahwa pemilik video tersebut kemungkinan pernah mendapat hal negatif yang tidak menyenangkan di universitas. 

Wajar-wajar saja bila merasa kecewa terkait pendidikan di Indonesia yang belum sempurna saat ini, namun ungkapan tersebut tidak bisa digeneralisasi terhadap pendidikan di seluruh sekolah. 

Namun Ina Liem juga menyatakan bahwa Bill Gates tidak bisa menjadi role mode alias kurang tepat dijadikan sebagai contoh dari orang yang sukses meskipun keluar dari kuliahnya. Hal ini dikarenakan pembuat Microsoft ini memiliki kemampuan komputer yang cukup bagus atau ia mampu bekerja keras tanpa ijazah.

Ilustrasi pelajar sedang belajar membaca buku di perpustakaan | pexels: pixabay
Ilustrasi pelajar sedang belajar membaca buku di perpustakaan | pexels: pixabay

Ina Liem juga membagikan penjelasan terkait seperti apa sistem pendidikan ideal yang harusnya diterapkan untuk para siswa? Menurutnya terdapat 6 level berpikir pendidikan yang mana masuk kedalam dua kategori, yaitu kategori berpikir tingkat rendah, dan kategori tingkat berpikir tinggi. 

Adapun berpikir tingkat rendah meliputi: knowledge atau hafalan, pemahaman dan aplikasi atau penerapan. Sementara untuk kemampuan berpikir tingkat tinggi seperti analisa, evaluasi serta menciptakan(barang/produk). 

Ina mengatakan bahwa umumnya saat ini, para pelajar cenderung berada di tingkat berpikir rendah yaitu hanya pada hafalan, pemahaman dan pengaplikasian. Maka disini sekolah beserta jajaran memiliki tantangan sekaligus tugas baru agar meningkatkan level berpikir siswa menjadi lebih tinggi, seperti minimal menganalisa dan mengevaluasi agar menciptakan kemampuan berpikir kritis dan tajam.

Baik jika kita baca dengan seksama, mengenai ulasan diatas. Maka yang dikatakan para ahli pendidikan merupakan hal yang benar. Yang pertama adalah pendidikan itu bukanlah scam atau penipuan! 

Bayangkan jika tidak ada pendidikan formal, kita tidak akan mengenal tokoh B.J. Habibie yang rela jauh-jauh sekolah ke luar negeri yang akhirnya menciptakan sebuah pesawat terbang. 

Kita tidak akan bisa melihat bangunan mewah atau infrastruktur dari para ahli yang mungkin rela sekolah jauh sehingga berhasil menciptakan bangunan, gedung-gedung dan jalanan yang keren seperti yang kita lihat saat ini. Tanpa pendidikan, manusia tidak akan mengenal yang namanya akhlak, moral serta tata krama yang baik, mungkin manusia akan berantakan di bumi ini. 

Teknologi memang bisa menyiapkan wadah untuk mendapatkan ilmu pengetahuan tetapi teknologi tidak bisa mengajari cara berakhlak mulia, caranya bersikap sopan dan tutur kata yang tidak menghina orang lain apalagi meremehkan orang-orang yang sedang belajar keras agar kelak bisa menjadi sukses dan membanggakan orangtuanya.


Oh ya! Terkait soal "Bill Gates aja bisa sukses tanpa bantuan sekolah" begini ya guys.

Kita tidak bisa membandingkan dengan yang berbeda jauh dengan kita. Ibaratnya membandingkan antara singa dan gajah atau harimau dengan buaya. Ya beda jauh! 

Jangan bandingkan sesuatu yang memang seharusnya tidak dibandingkan, hasilnya akan berat sebelah, enggak sesuai gitu lho! Bill Gates memang ia pintar, selain kemampuan otaknya yang mumpun, jangan lupakan dengan faktor lingkungannya.

Coba lihat lingkungannya mendukung tidak? Kalau tidak mendukung jangan sok-sokan, ketinggian boss. Satu lagi, kita juga hanya melihat diluarnya saja. Ibaratnya kita melihat kacang kulit, yang terlihat hanya kulitnya, isi kita tidak tahu kan seperti apa? Bisa saja Bill Gates punya dukungan dari berbagai aspek, financial, support dan sebagainya. Atau mungkin Bill Gates punya privilese sejak lahir yang tidak dimiliki oleh kita. 

Semua itu tidak ada yang tahu bukan? Kita juga tidak mengetahui duka dari perjuangan beliau untuk mencapai impiannya, sehingga bisa menciptakan teknologi canggih bernama Microsoft yang kita gunakan saat ini. 

Tidak semua orang yang tahu. Maka dari itu, sekali lagi. Pendidikan memang tidak menjamin kesuksesan tetapi pendidikan bisa melahirkan masyarakat yang beradab, bermoral maupun berakhlak baik. Sekian, semoga bisa membuka pemikiran kita lebih luas lagi terkait persoalan pendidikan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun