Mohon tunggu...
Nada Nadhifah
Nada Nadhifah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Freelance Content Writer

Jangan diliat aja, ayo saling follow dan saling membantu!

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Awas, Jangan Salah Tafsir! Kenali Perbedaan Definisi Cinta dan Obsesi yang Beda Tipis

9 April 2023   21:04 Diperbarui: 9 April 2023   21:09 500
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berbicara tentang cinta, setiap orang pastinya pernah merasakan yang namanya cinta, entah posisinya mencintai atau dicintai, dan kadar tingkat cinta seseorang berbeda-beda. 

Namun apabila kadar cinta seseorang cukup tinggi, hati-hati! Bisa saja kamu terobsesi bukan cinta. Maka, bagi kamu yang masih bingung dan tidak paham antara cinta dengan obsesi itu seperti apa. Berikut ini akan dibahas terkait definisi cinta dan obsesi!

Ilustrasi seorang wanita yang menangis karena pasangannya yang obsesi | pexels: cottonbro studio
Ilustrasi seorang wanita yang menangis karena pasangannya yang obsesi | pexels: cottonbro studio

Definisi cinta menurut KBBI yaitu perasaan rasa suka antara pria dan wanita, bahkan pada KBBI juga memberikan definisi lain dari kata cinta yaitu bukan hanya rasa cinta antara wanita dan pria namun juga berarti cinta kepada sesama makhluk, alam maupun negeri. Memang cinta itu luas definisinya, namun pada artikel ini lebih fokus pada cinta antara pria dan wanita. Lalu bagaimana definisi obsesi menurut KBBI?

Menurut KBBI, obsesi merupakan gangguan jiwa pada pikiran yang selalu menghantui seseorang dan sangat sulit untuk dihilangkan atau juga bisa perasaan yang sangat merasuki pikiran. 

Jika kita pahami lebih dalam terkait definisi tersebut, berarti perasaan yang mengganggu pikiran kita dan hal itu sudah masuk ke tahap darurat yang mana pikiran itu sangat sulit untuk dihilangkan. Jika cinta merupakan emosi yang sehat, maka obsesi adalah sentiment yang tidak sehat. 

Biasanya ciri-ciri obsesi dilihat dari seseorang yang tidak membiarkan pasangannya mengejar impiannya atau cita-cita, Ia akan merasa cemburu apabila pasangannya itu lebih mementingkan impiannya sendiri. 

Seseorang yang obsesi tidak ingin melihat pasangan atau orang yang ia sukai itu berinteraksi dengan lawan jenis, meskipun hanya sekedar mengobrol tentang pekerjaan atau tugas sekolah. 

Maka itu bisa disebut obsesi, adapun yang dimaksud cinta yaitu seseorang yang senang melihat pasangannya tumbuh dan berkembang, mengejar cita-citanya. Ia akan merasa bangga ketika pasangannya mencapai sesuatu atau goals yang dituju. 

Jika pasangannya berinteraksi dengan lawan jenis, ia akan berbicara baik-baik kepada pasangannya dan mengutarakan apa yang ia rasakan, jika ia merasa cemburu, ia akan mengatakan kepada pasangan bahwa ia cemburu melihat kedekatan orang yang dicintai dengan lawan jenis.

Biasanya obsesi itu lebih mengarah pada sikap posesif, seseorang akan menunjukkan sikap posesifnya yang ekstrem apabila ia merasa pasangannya diganggu atau melihat kedekatan antarkeduanya. Apabila orang itu merasa dalam bahaya, maka ia biasanya lebih menyalahkan pasangannya atau kemungkinan akan berpikiran negatif terhadap pasangannya. 

Ia akan marah-marah atau bisa lebih yaitu main tangan dibandingkan dengan berkomunikasi atau berbicara baik-baik kepada pasangannya. Jika kamu mengalami hal tersebut, sebaiknya cepat untuk mengambil suatu keputusan!

Saya sedikit cerita terkait pengalaman saya, yang mana pada situasi ketika ada teman cowok saya yang menyukai saya. Kami sudah lama kenal sekitar 4 tahun lebih hingga sekarang. 

Namun tindakan teman saya ini membuat saya tidak nyaman sebab saya merasa ia terlalu berlebihan dalam memberikan cinta kepada saya. Jujur saja, saya tidak bisa merasakan cinta yang tulus darinya. Padahal ia sendiri yang mengatakan secara tidak langsung melalui story WhatsApp bahwa ia tulus mencintai. 

Namun, tindakannya membuat seseorang yang ia sukai merasa tidak nyaman atau terganggu. Contohnya seperti ketika saya sedang bermain dengan teman SD saya, namun cowok itu merasa cemburu bahkan tanpa sepengetahuan saya, ia tiba-tiba chat teman SD saya (karena teman SD saya yang memberitahunya), saat itu saya merasa tidak nyaman seperti sedang dipantau padahal ia bukan pacar saya, hanya teman dekat. 

Cowok tersebut langsung chat saya lagi, kemudian saya membalas chatnya dan mengatakan untuk apa ia chat teman SD saya? 

Saya juga mengatakan jika tindakannya itu sangat tidak etis, bagaimana tidak? Ia lancang chat teman saya tanpa basa-basi atau salam terlebih dahulu. Ia juga melarang saya untuk melakukan kegiatan positif yang saya sukai. Saya pun merasa tidak nyaman. Jika cinta tulus, ia tidak akan melakukan tindakan yang nekat seperti itu.

Demikian ulasan ini, semoga kamu yang sedang berada di hubungan atau memiliki pasangan yang obsesi dan merasa tidak nyaman, coba untuk komunikasikan, atau jika tidak bisa satu-satunya adalah mengambil suatu keputusan yang sekiranya tepat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun