Mohon tunggu...
Nada Nadhifah
Nada Nadhifah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Freelance Content Writer

Jangan diliat aja, ayo saling follow dan saling membantu!

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Apakah Mahasiswa yang Sedang Skripsian Juga Bisa Bahagia?

31 Maret 2023   21:50 Diperbarui: 3 April 2023   14:18 290
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Seorang mahasiswa sedang mengerjakan skripsi di koridor kampus | pexels: andrea piacquadio

Berbicara kebahagiaan, tentunya kita harus mengetahui terlebih dahulu apa yang dimaksud kebahagiaan itu? 

Melansir dari KBBI, definisi bahagia yaitu sebuah keadaan maupun perasaan senang, tentram dan merasa beruntung yang terbebas dari segala hal yang menyusahkan. Maka bisa disimpulkan bahwa makna bahagia adalah suatu keadaan yang terbebas dari segala yang menyusahkan.

Mengutip dari data laporan World Happiness Report 2023, Indonesia memperoleh skor 5,277 pada indeks kebahagiaan dan menempati peringkat ke-84 dari 137 negara tahun 2023. 

Jika Indonesia berada di urutan ke-84 pada tingkat global, maka di Asia Tenggara, tingkat kebahagiaan masyarakat Indonesia berada di urutan ke-6 dari 9 negara. 

Pada urutan pertama, Singapura menjadi negara paling bahagia di Asia Tenggara serta Asia dengan skor 6,587 dan mencapai peringkat ke-25 pada tingkat global.

Pada umumnya, pendapatan per kapita menjadi salah satu cerminan dari tingkat kebahagiaan yang tinggi di suatu negara. Misalnya seperti Mauritius menjadi negara dengan tingkat kebahagiaan tertinggi di Afrika, hampir sama dengan Yunani. 

Mauritius masuk ke dalam kelompok pendapatan per kapita menengah ke atas. Selain itu, Indikator kebahagiaan negara juga berasal dari kelima faktor diantaranya dukungan sosial, kesehatan, kebebasan dan kedermawanan serta ketiadaan korupsi.

Lalu apakah pendidikan juga bisa membuat orang bahagia?

Menurut para penelitian, semakin tinggi pendidikan maka semakin tinggi pula kebahagiaan seseorang. Survei yang juga dilakukan dari U.S General Social Surveys, mengatakan 94% orang-orang bergelar sarjana maupun lebih itu sangat bahagia. 

Seseorang yang memiliki gelar sarjana atau dengan pendidikan tinggi, cenderung memiliki pemasukan dan pernikahan yang stabil. Selain itu, banyak lowongan kerja yang mencantumkan sarjana sebagai kualifikasi. Bahkan lulusan sarjana juga dianggap mendapatkan upah yang lebih layak.

Memiliki peluang menempuh pendidikan tinggi atau kuliah merupakan hal besar yang harus disyukuri karena tidak semua orang bisa memiliki kesempatan untuk kuliah. Meskipun ketika kita masih sekolah, seringkali mendengar bahwa kuliah itu mudah, hanya menenteng tas saja dan tidak membawa banyak buku seperti pada saat sekolah. Kemudian jam belajarnya juga tidak selama pembelajaran di sekolah. 

Tetapi kenyataannya tidak seperti itu, kuliah justru sangat sulit, karena semakin tinggi maka semakin meningkat juga level kesulitannya. Contohnya seperti sulit menjawab soal, mengerjakan tugas dari dosen, melakukan praktikum dan sebagainya. Memang dunia perkuliahan tidak seindah sinetron di TV namun dibalik kesulitan yang dihadapi, ada hasil yang membuat kita bahagia.

Seorang mahasiswa sedang mengerjakan skripsi di koridor kampus | pexels: andrea piacquadio
Seorang mahasiswa sedang mengerjakan skripsi di koridor kampus | pexels: andrea piacquadio

Kuliah berkaitan dengan kebahagiaan masa depan, karena dengan kuliah kita bisa mempersiapkan bekal masa depan atau ilmu-ilmu yang didapatkan selama dibangku perkuliahan. Sebab harta atau kekayaan akan cepat habis sementara ilmu yang diperoleh tidak akan habis dimakan waktu. 

Kita tidak bisa menebak masa depan bukan? Mungkin saja, 5 tahun mendatang, semua hal berubah seperti lowongan pekerjaan yang mungkin mencantumkan persyaratan atau kualifikasi minimal S1 bukan SMA atau SMK lagi.

Meskipun kuliah itu melelahkan hingga memusingkan, namun itu lebih baik daripada menahan perihnya kebodohan. Terutama bagi mahasiswa semester akhir, yang sedang berjuang mengerjakan skripsi. Rela mengorbankan waktu main dan tidur hanya untuk mengerjakan skripsi. 

"Revisi lagi, revisi lagi, revisi lagi...." Memang hal itu membuat stress namun kita perlu sabar sedikit karena pintu kesuksesan sudah didepan mata.

Apakah mahasiswa yang sedang skripsian bisa bahagia?

Jawabannya yaitu tergantung dari diri individu. Namun menurut saya, mahasiswa semester akhir juga bisa merasakan kebahagiaan ditengah gempuran skripsi. Dengan cara, berhenti sejenak mengerjakan skripsi dan lakukan kegiatan yang kamu sukai. 

Misalnya jika kamu menyukai games maka kamu bisa bermain games di ponsel maupun laptop, atau jika memang sedang stress setelah mengerjakan skripsi seharian, kamu bisa pergi keluar bersama teman atau kekasih entah itu pergi ke Mall, Pantai, Bioskop dan sebagainya. 

Berbagai kegiatan tersebut, bisa dilakukan selama sedang skripsian. Karena mengerjakan skripsi itu tidak sembarangan dan tidak pula harus segera selesai. Tidak seperti itu. Skripsi tidak bisa dipaksakan, karena membutuhkan tenaga maupun pemikiran yang segar serta badan yang fit.

Maka kesimpulannya adalah mahasiswa semester akhir atau sedang skripsian bisa bahagia apabila ia dapat mengendalikan dirinya agar tidak mudah stress, pusing dan sebagainya. Hal ini bisa dialihkan dengan cara melakukan kegiatan atau hobi yang disukai. 

Apapun hobinya sehingga pikiran kita bisa beralih dari skripsi. Semangat! Jaga kesehatan dan tetap sehat lahir maupun batin ditengah gempuran skripsi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun